@A30-Tania
Oleh : Tania Iswara
Oleh : Tania Iswara
Indonesia menggunakan sistemperekonomian kerakyatan, jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan
hajat hidup orang banyak diatur dan dikendalikan oleh pemerintah.
Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali padatahun 1997
dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun
sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif juga
mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri
ini.
Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak
pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan
kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri
benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan
terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan
perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro
ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas
utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang
berlangsung dengan baik pada negaranya.
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan
2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%),
menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh
perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke
pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama
beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South
Africa).
Pada
tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan
pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah
atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi
bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia
dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi
oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi
infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik),
tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan
oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya
kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus
ekonomi (belum ekspansif).
Beberapa permasalahan
ekonomi Indonesia sebagai berikut.
Pertumbuhan ekonomi
suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama satu
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering terkendala masalah modal dan
investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari investasi pihak asing
untuk menunjang kegiatan ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak
dunia merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan disebabkan
menipisnya cadangan minyak serta terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga
minyak menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli
masyarakat menjadi berkurang dan terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.
2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan
keadaan masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil.
Masyarakat mengalami penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara
umum. Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf
hidupnya menurun.
Berdasarkan data BPS
bulan Maret 2012 jumlah penduduk yang berada dalam garis kemiskinan berjumlah
sekitar 29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89 juta
orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan
ditunjang adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih besar
dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
3. Pengangguran
Secara umum pengangguran
diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan
rantai masalah yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara.
Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah
lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak
dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4
juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012 sebanyak
7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini
diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan keadaan
ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di bidang
ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya
manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan modal,
menyediakan informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan
keterampilan bagi tenaga kerja.
4. Kesenjangan
Penghasilan
Penghasilan digunakan
masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat kelompok masyarkat
dengan penghasilan tinggi dan kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.
Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok
masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya meskipun kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok
masyarakat dengan penghasilan tertentu menimbulkan permasalahan kesenjangan
penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah dalam memeratakan
penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan
masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah
dalam meratakan penghasilan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan
kecemburan sosial masyarakat.
5. Inflasi
Berdasarkan data BPS,
inflasi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang terjadi di
Indonesia disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara permintaan barang
dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi ditandai oleh kenaikan harga barang dan
jasa secara keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan penurunan daya beli
masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada lesunya kegiatan
perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah,
melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan perekonomian negara. Berdasarkan
sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi tarikan
permintaan dan inflasi dorongan biaya.
6. Hutang Luar Negeri
Indonesia memiliki hutang luar negeri yang
sangat banyak yakni lebih dari USD 100 miliar. Setiap kementerian mempunyai
hutang. Indonesia adalah negara dengan hutang luar negeri terbesar ke-3 di
dunia setelah Brazil dan Meksiko. Hutang yang terus menumpuk tersebut
menyebabkan terjadinya berbagai masalah perekonomian seperti nilai mata uang
Rupiah yang terus menurun.
7. Defisit Anggaran
APBN Indonesia selalu mengalami defisit. Defisit
adalah saat ketika anggaran belanja lebih tinggi dari anggaran pendapatan.
Itulah salah satu alasan kenapa hutang negara kita terus menumpuk. Penyebab
utamanya adalah korupsi, perilaku pemerintah yang sangat boros anggaran, dan
subsidi yang tidak tepat sasaran.
8. Ketidakmampuan
Industrial
Industri di Indonesia kebanyakan hanya merakit
barang saja. Kalaupun ada industri besar, industri tersebut pasti milik asing.
Perindustrian masih sangat bergantung pada ekonomi, bahan baku, dan teknologi
asing. Padahal kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
sangat besar. Namun karena kita tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka kita
harus meminta bantuan asing. Akibatnya, sebagian keuntungan dibawa ke luar
negeri sedangkan Indonesia hanya mendapatkan pendapatan dari pajak dan upah
buruh saja.
9. Ketidakmampuan
Mengelola Sumber Daya Manusia
Walaupun penduduk Indonesia terbanyak ke-4 di
dunia, namun kualitasnya masih sangat buruk. Sehingga Indonesia selalu
kekurangan para ahli dan harus mendatangkannya dari luar negeri. Sedangkan
kebanyakan orang Indonesia yang bekerja di luar negeri hanya bisa menjadi
pembantu saja.
10. Penguasaan Iptek
yang Kurang
Penguasaan iptek di Indonesia juga masih sangat
kurang. Ini disebabkan karena jumlah tenaga ahli di Indonesia masih sangat
sedikit. Kalaupun ada, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri karena
penghasilannya jauh lebih tinggi. Penguasaan iptek yang kurang menyebabkan
Indonesia tidak bisa mengelola kekayaan alamnya sendiri.
11. Korupsi
Korupsi menjadi masalah serius di negeri ini.
Hampir di semua bidang terjadi korupsi dan suap-menyuap baik itu “kelas teri”
maupun “kelas kakap”. Akibatnya bermacam-macam, mulai dari program pemerintah
yang menjadi kacau, penegakan hukum menjadi lemah, dan pemborosan anggaran.
12. Masalah Pangan
Ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan
harga pangan membuat harga pangan terus meroket terutama sembako. Ditambah lagi
dengan semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan. Sangat
ironis memang mengingat Indonesia adalah negara agraris yang sangat subur.
Kesejahteraan petani yang kurang diperhatikan menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini, pemerintah harus mengimpornya dari
luar negeri.
13. Pembangunan yang
Cenderung Tersentralisasi
Indonesia memang sedang pesat-pesatnya
membangun. Tetapi yang disayangkan adalah kenapa hanya kawasan tertentu saja
yang dibangun sedangkan daerah lain ditinggalkan begitu saja. Hal ini
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan daerah perkotaan menjadi semakin
padat. Jika pemerintah melakukan pembangunan secara merata, maka setiap daerah
akan berkembang lebih cepat dan itu juga bisa mempercepat kemajuan Indonesia.
Kesimpulan
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Jadi, semakin banyak kita memiliki harapan, semakin banyak pula harapan yang
mungkin tidak terkabul. Hal inilah yang menimbulkan masalah ekonomi yaitu kebutuhan manusia tidak ada batasnya
sedangkan alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Setiap orang memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda dan selalu mengalami perkembangan baik banyaknya
maupun besarnya. Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut perlu adanya alat
pemuas kebutuhan baik barang maupun jasa. Barang dan jasa juga mengalami
kelangkaan karena jumlahnya yang sangat sedikit dak tidak sebanding dengan
kebutuhan manusia itu sendiri.
Permasalahan pokok ekonomi saat ini yaitu berkaitan dengan
kosumsi, produksi dan distribusi. Pokok masalahnya
adalah bagaimana kehidupan ekonomi berjalan terus menerus dengan sumber daya
alam yang semakin berkurang, sementara pertambahan penduduk dan kebutuhan
masyarakat terus meningkat.
Daftar Pustaka
1. Wiryani, Saripuspita. 2013. Masalah Pokok Perekonomian Indonesia https://saripuspitawiryani.wordpress.com/2013/07/09/artikel-masalah-pokok-perekonomian-indonesia/ (diakses 6 Maret 2017)
2. Sasrawan, Hedi. 2013. 13 Permasalahan Ekonomi di Indonesia https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/02/permasalahan-ekonomi-di-indonesia.html (diakses 6 Maret 2017)
3. Noberti, Suwenti. 2015. Makalah Permasalahan Pokok Ekonomi http://nobertisuwenti27.blogspot.co.id/2015/06/makalah-permasalahan-pokok-ekonomi.html (diakses 6 Maret 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.