TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- Memahami
konsep dasar kebijakan moneter dan fiskal sebagai instrumen
stabilisasi ekonomi
- Menganalisis
mekanisme transmisi kebijakan moneter dan dampaknya terhadap
perekonomian
- Mengevaluasi
berbagai instrumen kebijakan fiskal dan efektivitasnya
- Membandingkan
peran bank sentral dan pemerintah dalam pengelolaan ekonomi makro
- Mengaplikasikan
teori pada kasus-kasus ekonomi Indonesia kontemporer
PENDAHULUAN
Dalam perekonomian modern, pemerintah memiliki peran penting
dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui dua instrumen utama: kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal. Kedua kebijakan ini bekerja sebagai
alat stabilisasi ekonomi untuk mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan menjaga keseimbangan eksternal.
Mengapa Kebijakan Ekonomi Diperlukan?
Perekonomian pasar bebas tidak selalu mencapai keseimbangan
optimal secara otomatis. Berbagai gangguan dapat menyebabkan:
- Fluktuasi
siklus bisnis yang berlebihan
- Tingkat
pengangguran yang tinggi
- Inflasi
yang tidak terkendali
- Ketidakstabilan
nilai tukar
- Ketimpangan
distribusi pendapatan
Oleh karena itu, intervensi pemerintah melalui kebijakan
ekonomi menjadi diperlukan untuk mencapai tujuan ekonomi makro yang meliputi:
pertumbuhan ekonomi yang stabil, tingkat pengangguran rendah, inflasi
terkendali, dan keseimbangan neraca pembayaran.
KEBIJAKAN MONETER
Definisi dan Tujuan
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh
bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga
dalam perekonomian guna mencapai tujuan ekonomi makro.
Tujuan Utama Kebijakan Moneter:
- Stabilitas
harga (pengendalian inflasi)
- Pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan
- Stabilitas
sistem keuangan
- Keseimbangan
neraca pembayaran
Instrumen Kebijakan Moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Pembelian dan penjualan surat berharga pemerintah oleh bank
sentral di pasar sekunder.
Mekanisme:
- Ekspansif:
Bank sentral membeli surat berharga → meningkatkan likuiditas → menurunkan
suku bunga
- Kontraktif:
Bank sentral menjual surat berharga → mengurangi likuiditas → menaikkan
suku bunga
2. Tingkat Diskonto (Discount Rate)
Suku bunga yang dikenakan bank sentral kepada bank umum
untuk pinjaman jangka pendek.
Dampak:
- Penurunan
tingkat diskonto → mendorong bank meminjam → meningkatkan likuiditas
- Kenaikan
tingkat diskonto → mengurangi keinginan meminjam → mengurangi likuiditas
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Persentase minimum dana yang harus disimpan bank umum di
bank sentral.
Pengaruh:
- Penurunan
RRR → meningkatkan kemampuan bank memberikan kredit
- Kenaikan
RRR → mengurangi kemampuan bank memberikan kredit
4. Himbauan Moral (Moral Suasion)
Komunikasi dan arahan bank sentral kepada bank umum mengenai
arah kebijakan moneter.
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter mempengaruhi ekonomi melalui beberapa
jalur transmisi:
1. Jalur Suku Bunga
Perubahan suku bunga kebijakan → suku bunga pasar →
investasi dan konsumsi → output dan inflasi
2. Jalur Kredit
Kebijakan moneter → kondisi perbankan → ketersediaan kredit
→ aktivitas ekonomi
3. Jalur Nilai Tukar
Suku bunga → aliran modal → nilai tukar → ekspor-impor →
inflasi dan output
4. Jalur Harga Aset
Suku bunga → harga saham dan obligasi → kekayaan masyarakat
→ konsumsi
5. Jalur Ekspektasi
Komunikasi kebijakan → ekspektasi inflasi → keputusan
ekonomi
Jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter Ekspansif (Longgar)
Bertujuan meningkatkan jumlah uang beredar untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Kondisi Penerapan:
- Ekonomi
sedang resesi
- Tingkat
pengangguran tinggi
- Inflasi
rendah atau deflasi
Instrumen yang Digunakan:
- Menurunkan
suku bunga acuan
- Mengurangi
rasio cadangan wajib
- Membeli
surat berharga di pasar
Kebijakan Moneter Kontraktif (Ketat)
Bertujuan mengurangi jumlah uang beredar untuk mengendalikan
inflasi.
Kondisi Penerapan:
- Inflasi
tinggi
- Ekonomi
overheating
- Spekulasi
aset berlebihan
Instrumen yang Digunakan:
- Menaikkan
suku bunga acuan
- Meningkatkan
rasio cadangan wajib
- Menjual
surat berharga di pasar
KEBIJAKAN FISKAL
Definisi dan Tujuan
Kebijakan fiskal adalah penggunaan instrumen
penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi kondisi ekonomi makro.
Tujuan Kebijakan Fiskal:
- Stabilisasi
ekonomi (mengatasi resesi atau inflasi)
- Redistribusi
pendapatan (mengurangi ketimpangan)
- Alokasi
sumber daya (menyediakan barang publik)
- Pertumbuhan
ekonomi jangka panjang
Komponen Kebijakan Fiskal
1. Penerimaan Pemerintah
Pajak:
- Pajak
langsung (PPh, PBB)
- Pajak
tidak langsung (PPN, cukai)
Penerimaan Non-Pajak:
- Hasil
kekayaan negara
- Pungutan
resmi lainnya
- Hibah
2. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Rutin:
- Belanja
pegawai
- Belanja
barang
- Pembayaran
bunga utang
- Subsidi
Pengeluaran Pembangunan:
- Investasi
infrastruktur
- Program
pembangunan daerah
- Proyek
strategis nasional
Jenis Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Meningkatkan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kondisi Penerapan:
- Ekonomi
resesi
- Tingkat
pengangguran tinggi
- Kapasitas
produksi menganggur
Dampak:
- Meningkatkan
permintaan agregat
- Mendorong
pertumbuhan ekonomi
- Mengurangi
pengangguran
- Berpotensi
meningkatkan inflasi dan defisit anggaran
Kebijakan Fiskal Kontraktif
Mengurangi pengeluaran pemerintah atau menaikkan pajak untuk
mengendalikan inflasi.
Kondisi Penerapan:
- Inflasi
tinggi
- Ekonomi
overheating
- Defisit
anggaran berlebihan
Dampak:
- Mengurangi
permintaan agregat
- Mengendalikan
inflasi
- Memperbaiki
posisi fiskal
- Berpotensi
memperlambat pertumbuhan
Multiplier Effect dalam Kebijakan Fiskal
Pengeluaran pemerintah memiliki efek pengganda (multiplier)
terhadap perekonomian.
Rumus Sederhana:
Multiplier = 1 / (1 - MPC)
dimana MPC = Marginal Propensity to Consume
Contoh: Jika MPC = 0,8, maka multiplier = 1/(1-0,8) =
5 Artinya, peningkatan pengeluaran pemerintah Rp 1 triliun akan meningkatkan
PDB sebesar Rp 5 triliun.
Automatic Stabilizers vs Discretionary Policy
Automatic Stabilizers
Mekanisme otomatis yang menstabilkan ekonomi tanpa perlu
keputusan kebijakan baru.
Contoh:
- Asuransi
pengangguran
- Pajak
progresif
- Program
bantuan sosial
Discretionary Policy
Kebijakan yang memerlukan keputusan aktif dari pembuat
kebijakan.
Contoh:
- Stimulus
fiskal
- Program
infrastruktur
- Perubahan
tarif pajak
KOORDINASI KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL
Pentingnya Koordinasi
Kebijakan moneter dan fiskal dapat saling mendukung atau
justru saling bertentangan. Koordinasi yang baik diperlukan untuk:
- Mencapai
tujuan ekonomi makro secara efektif
- Menghindari
konflik kebijakan
- Mengoptimalkan
dampak terhadap perekonomian
Skenario Koordinasi Kebijakan
1. Kebijakan Selaras Ekspansif
Kondisi: Ekonomi resesi
- Moneter:
Menurunkan suku bunga, meningkatkan likuiditas
- Fiskal:
Meningkatkan pengeluaran, menurunkan pajak
- Hasil:
Stimulus kuat untuk pertumbuhan ekonomi
2. Kebijakan Selaras Kontraktif
Kondisi: Inflasi tinggi
- Moneter:
Menaikkan suku bunga, mengurangi likuiditas
- Fiskal:
Mengurangi pengeluaran, menaikkan pajak
- Hasil:
Pengendalian inflasi yang efektif
3. Policy Mix (Kebijakan Campuran)
Contoh: Fiskal ekspansif + Moneter kontraktif
- Pemerintah
meningkatkan investasi infrastruktur
- Bank
sentral menjaga stabilitas inflasi dengan suku bunga
- Tujuan:
Pertumbuhan dengan stabilitas harga
Tantangan Koordinasi
- Perbedaan
institusi: Bank sentral vs Pemerintah
- Perbedaan
horizon waktu: Jangka pendek vs jangka panjang
- Perbedaan
prioritas: Stabilitas vs pertumbuhan
- Kendala
politik: Siklus politik vs siklus ekonomi
STUDI KASUS INDONESIA
Kerangka Kebijakan Ekonomi Indonesia
Institusi Kunci:
- Bank
Indonesia (BI): Otoritas moneter
- Kementerian
Keuangan: Otoritas fiskal
- Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Koordinasi kebijakan
Kebijakan Moneter Indonesia
Inflation Targeting Framework (ITF)
Indonesia menerapkan ITF sejak 2005 dengan target inflasi:
- 2022-2024:
3% ± 1%
- Instrumen
utama: BI 7-Day Reverse Repo Rate
Instrumen Bank Indonesia:
- Suku
Bunga Kebijakan: BI 7-Day RRR
- Operasi
Pasar Terbuka: Melalui PUAB dan repo
- Giro
Wajib Minimum: Rupiah dan valas
- Makroprudensial:
LTV, DSCR, speed limit
Kebijakan Fiskal Indonesia
Aturan Fiskal (Fiscal Rules):
- Defisit
maksimal: 3% dari PDB
- Rasio
utang maksimal: 60% dari PDB
- Belanja
wajib daerah: Minimal 20% untuk pendidikan
Instrumen Fiskal Utama:
- Pajak:
PPh, PPN, PBB, cukai
- Belanja:
Infrastruktur, sosial, subsidi
- Pembiayaan:
Utang dalam dan luar negeri
Contoh Koordinasi Kebijakan: Respons COVID-19
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020-2021:
Kebijakan Fiskal:
- Stimulus
fiskal Rp 695,2 triliun (2020)
- Relaksasi
defisit menjadi 6,07% dari PDB
- Bantuan
sosial dan dukungan UMKM
Kebijakan Moneter:
- Penurunan
BI 7-DRR dari 5,00% ke 3,50%
- Pelonggaran
makroprudensial
- Quantitative
Easing melalui burden sharing
Hasil:
- Ekonomi
kontraksi hanya -2,07% (2020)
- Pemulihan
ekonomi dimulai Q3 2020
- Inflasi
tetap terkendali di bawah 4%
Tantangan Kebijakan Indonesia
- Structural
Issues:
- Produktivitas
rendah
- Infrastruktur
terbatas
- Kualitas
SDM
- External
Vulnerability:
- Ketergantungan
pada komoditas
- Volatilitas
aliran modal asing
- Risiko
global spillover
- Fiscal
Constraints:
- Tax
ratio rendah (~11% PDB)
- Ruang
fiskal terbatas
- Kebutuhan
infrastruktur besar
LATIHAN DAN EVALUASI
Soal Pemahaman Konsep
1. Jelaskan perbedaan antara kebijakan moneter ekspansif
dan kontraktif. Berikan contoh kondisi ekonomi yang tepat untuk masing-masing
kebijakan!
2. Mengapa koordinasi antara kebijakan moneter dan fiskal
penting? Berikan contoh kasus ketika kedua kebijakan tidak terkoordinasi dengan
baik!
3. Analisis mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui
jalur suku bunga. Gambarkan bagan alur transmisinya!
Soal Analisis Kasus
4. Studi Kasus: Indonesia mengalami tekanan inflasi
akibat kenaikan harga komoditas global dan pelemahan rupiah. Pada saat yang
sama, pertumbuhan ekonomi mulai melambat dan tingkat pengangguran meningkat.
Pertanyaan: a) Analisis dilema kebijakan yang
dihadapi pemerintah dan Bank Indonesia! b) Rekomendasikan kombinasi kebijakan
moneter dan fiskal yang tepat! c) Jelaskan risiko dan trade-off dari
rekomendasi Anda!
5. Simulasi Perhitungan: Diketahui data ekonomi
Indonesia:
- MPC =
0,75
- Pemerintah
berencana meningkatkan belanja infrastruktur Rp 100 triliun
- PDB
saat ini Rp 17.000 triliun
Hitunglah: a) Berapa multiplier effect-nya? b) Berapa
peningkatan PDB yang diharapkan? c) Berapa persentase peningkatan PDB?
Diskusi Kelompok
6. Debat Kebijakan: Bentuk kelompok pro dan kontra
untuk mendiskusikan topik: "Apakah Indonesia sebaiknya menerapkan
kebijakan fiskal ekspansif yang lebih agresif untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, meskipun berisiko meningkatkan defisit dan utang pemerintah?"
Poin diskusi:
- Dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi
- Risiko
sustainability fiskal
- Alternatif
sumber pembiayaan
- Pengalaman
negara lain
Tugas Mandiri
7. Analisis Data: Carilah data historis 5 tahun
terakhir mengenai:
- Tingkat
suku bunga BI 7-DRR
- Tingkat
inflasi Indonesia
- Pertumbuhan
ekonomi
- Defisit/surplus
anggaran pemerintah
Buatlah grafik dan analisis hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Identifikasi periode ketika kebijakan moneter dan
fiskel bersifat ekspansif atau kontraktif.
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Jawaban Soal 5 (Simulasi Perhitungan):
a) Multiplier effect: Multiplier = 1/(1-MPC) =
1/(1-0,75) = 1/0,25 = 4
b) Peningkatan PDB: ΔPDB = Multiplier × ΔG = 4 × Rp
100 triliun = Rp 400 triliun
c) Persentase peningkatan PDB: % peningkatan = (Rp
400 triliun / Rp 17.000 triliun) × 100% = 2,35%
Catatan: Perhitungan ini menggunakan model sederhana.
Dalam praktik, efek multiplier dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
kebocoran impor, tabungan, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks Utama:
- Mankiw,
N. Gregory. (2019). Principles of Economics (8th ed.). Cengage
Learning.
- Blanchard,
Olivier, et al. (2017). Macroeconomics (7th ed.). Pearson.
- Mishkin,
Frederic S. (2018). The Economics of Money, Banking, and Financial
Markets (12th ed.). Pearson.
Literatur Indonesia:
- Bank
Indonesia. (2022). Laporan Kebijakan Moneter. Jakarta: Bank
Indonesia.
- Kementerian
Keuangan RI. (2022). Nota Keuangan dan RAPBN. Jakarta: Kemenkeu.
- Warjiyo,
Perry & Juhro, Solikin M. (2019). Kebijakan Bank Sentral: Teori dan
Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurnal dan Artikel:
- Alamsyah,
Halim, et al. (2001). "Kebijakan Moneter di Indonesia: Sebuah
Pengantar." Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 4(1).
- Basri,
M. Chatib. (2020). "Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal:
Pengalaman Indonesia." Jurnal Ekonomi Indonesia, 9(2).
Sumber Online:
- Bank
Indonesia: www.bi.go.id
- Kementerian
Keuangan: www.kemenkeu.go.id
- Badan
Pusat Statistik: www.bps.go.id
- IMF
Indonesia: www.imf.org/en/Countries/IDN
Catatan: Modul ini disusun untuk keperluan akademis
mata kuliah Pengantar Ekonomi. Data dan kasus yang digunakan bersifat
ilustratif dan dapat disesuaikan dengan perkembangan ekonomi terkini. Mahasiswa
disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan kebijakan ekonomi Indonesia
melalui sumber-sumber resmi yang terpercaya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus