ABSTRAK
Teori-teori ekonomi makro sintesis Klasik-Keynesian
memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik dengan Keynes, teori-teori tersebut
amat banyak dan bervariasi. Salah satu sintesis yang paling terkenal dan banyak
digunakan sebagai alat analisis adalah model IS-LM. Model tersebut menjelaskan
bahwa kondisi keseimbangan ekonomi akan tercapai bila barang-jasa dan pasar
uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah
output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat
serta menurunkan output industri secara umum.
Kata
kunci: kebijakan, efektivitas
PENDAHULUAN
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan. Ahli ekonomi klasik mempunyai
pendapat bahwa kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan
fiskal. Pada perkembangannya, dengan munculnya kaum monetarist yang pada
dasarnya beraliran klasik, perbedaan pendapat dengan noe-kaynesian tidak
lagi berkisar pada lereng kurva IS dan LM ini. Demikian juga perbedaannnya
tidak se extrim diatas. Kaum monetarist juga mengakui bahwa
kebijakan fiskal dapat mempengaruhi pendapatan nasional, hanya saja kebijakan
moneter lebih besar serta dapat di perkirakan dan lebih cepat efeknya.
PEMBAHASAN
Kerangka umum yang sering dipergunakan dalam
menganalisis interaksi simultan antara permintaan dan penawaran baik pada pasar
barang dan pasar uang adalah kerangka IS-LM. Kerangka ini dapat menunjukkan
bagaimana kebijakan moneter dan fiskal mampu mempengaruhi tingkat pendapatan
atau output (Mankiw, 2000; Mishkin, 2004). Bagi bank sentral yang merupakan
otoritas moneter, kebijakan yang ia pilih bergantung pada target, kondisi
aktual perekonomian, kapasitas kebijakan dan pertimbangan tentang efektivitas
kebijakan tersebut. Kebijakan moneter ini ditentukan secara terpusat oleh Bank
Indonesia. Meskipun dalam formulasi kebijakannya Bank Indonesia sudah
mempertimbangkan aspek regional, namun respon agen dan dampak pada
masing-masing region tersebut sangat mungkin berbeda, dan ini sangat bergantung
pada kondisi empirik masing-masing daerah.
Tolak Ukur Stabilitas Moneter
Setiap kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting,
untuk mengukur atau sebagian acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau
tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
menialai kebijakan moneter adalah:
1. Jumlah Uang Beredar
(JUB)
2. Laju inflasi yang cukup
rendah terkendali.
3. Suku bunga pada tingkat
yang wajar.
4. Nilai tukar rupiah yang
realistis.
5. Ekspetasi/harapan
masyarakat terhadap moneter.
Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan
moneter adalah, sejauh mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun
bentuknya), memberi dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti
:
a. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
c. dapat meningkatkan kesempatan kerja
d. dapat meningkatkan penerimaan devisa
negara
e. serta memberi pengaruh pada kebijakan
makro lainnya
Teori yang membicarakan mengenai
efektifitas kebijakan moneter ini diantaranya adalah :
1. Teori
Natural Rate Hypothesis, yang percaya bahwa kebijakan hanya akan
efektif dan memberi
dampak dalam jangka pendek saja, namun tidak akan
efektif untuk jangka
panjang.
2. Teori
Rational Expectation Hypothesis, yang percaya bahwa baik dalam
jangka pendek maupun
dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak akan
efektif.
Efektivitas
Antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Dengan Pendekatan Model IS-LM
bertujuan untuk mengetahui kebijakan mana yang lebih efektif antara kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter bagi perekonomian Indonesia. Penelitian ini memakai model
IS-LM dan menggunakan error correction model Engle-Granger (ECM-EG) untuk
mengestimasi variabel-variabel penelitian.
Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Kebijakan Moneter ekspansif dan kebijakan moneter
kontraktif.
Efektivitas Kebijakan Moneter dan Fiskal
Para ekonom telah lama memperdebatkan apakah kebijakan
moneter atau fiskal yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap permintaan
agregat. Menurut model IS-LM jawaban atas pertanyaan ini tergantung parameter
dari kurva IS dan LM.
KESIMPULAN
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang.Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama
kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor
riil.
DAFTAR
PUSTAKA
Mankiew
N.Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga
Pratama
Rahardja dan Manadala Manurung. 2008. Pengantar ilmu ekonomi:
makroekonomi&mikroekonomi.
Jakarta: lembaga penerbit FEUI.
Winardi,Prof,
SE, Pengantar Ilmu Ekonomi: Penerbit Tarsito, Bandung, 2000.
Nurul Huda, Keseimbangan IS-LM
Dengan Pendekatan Ekonoomi Islam, 2007.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html.
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/05/teori-inflasi.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.