Oleh : Selvy Darmayudi
Abstrak
Fungsi Investasi
Tujuan Investasi
Rumusan Masalah
- Apa itu Investasi ?
- Imvestasi Jepang Di Indonesia
Kata Kunci : Investasi, Jepang., Dunia, Kekayaan, Ekonomi
Penjelasan
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman
Kepala BKPM Thomas Lembong menjabarkan, realisasi investasi PMA berdasarkan 5 besar asal negara adalah Singapura sebesar USD8,4 miliar (26,2%), Jepang sebesar USD5,0 miliar (15,5%), China sebesar USD3,4 miliar, (10,4%); Hong Kong sebesar USD2,1 miliar, (6,6%), dan Korea Selatan sebesar USD20 miliar (6,3%).
Realisasi investasi PMDN dan PMA berdasarkan 5 besar lokasi proyek, antara lain DKI Jakarta sebesar Rp33,9 triliun (18%), Jawa Barat sebesar Rp24,1 triliun (13,4%), Jawa Tengah sebesar Rp18,5 triliun (10,3%), Jawa Timur sebesar Rp16,3 triliun (9,1 persen) dan Banten sebesar Rp13,9 triliun (7,8%),” ujarnya, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Realisasi investasi berdasarkan 5 besar sektor usaha antara lain Listrik, Gas dan Air sebesar Rp24,3 triliun (13,6%), Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp22,6 triliun (12,6%), Industri Makanan sebesar Rp17,4 triliun (9,7%), Pertambangan sebesar Rp16,4 triliun (9,1 %), dan Tanaman Pangan dan Perkebunan sebesar Rp14,6 triliun (8,1%).
Sedangkan untuk 5 besar negara asal PMA antara lain Singapura sebesar USD 2,3 miliar (27,8%); Jepang sebesar USD1,0 miliar (11,9%), Hongkong sebesar US$ 0,8 miliar (9 persen), Korea Selatan sebesar USD 0,7 miliar (7,9%) dan China USD 0,6 miliar (7,5%).
Sebelumnya, Tom Lembong mengatakan, capaian realisasi tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengundang para investor ke dalam negeri. Capaian realisasi investasi tersebut juga memberikan harapan dan optimisme untuk mencapai target realisasi pada tahun 2018 yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp765,0 triliun.
Jepang mulai menggeser Singapura sebagai negara nomor satu yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Selama kuartal I-2013, total investasi Jepang di Indonesia mencapai Rp 1,2 miliar atau 16,3% dari total penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 65,5 triliun. Posisi kedua ditempati Amerika Serikat (AS) dengan investasi US$ 900 juta (12,6%).
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengungkapkan, peningkatan investasi Jepang di Indonesia itu terutama berasal dari produsen otomotif seperti Nissan, Toyota, dan Daihatsu. "Singapura biasanya selalu nomor satu, tapi kali ini Jepang," kata dia di Jakarta, Senin (22/4).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengungkapkan, investor Jepang telah menyadari lebih efisien bila membangun industri terintegrasi di Indonesia "Hal ini keuntungan buat kita karena bisa memperkuat struktur industri di dalam negeri. Dengan masuknya industri komponen ke Indonesia, impor komponen akan turun.
Pada saatnya nanti, kita tidak lagi menjadi tukang jahit," kata Sofjan kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (22/4). Menurut Sofjan, investor Jepang juga melirik investasi di bidang lain, seperti infrastruktur dan pembangkit tenaga listrik. "Yang jelas, investor Jepang tidak cengeng. Meski mereka mempertanyakan beberapa regulasi kita, hal itu tidak menghalangi minat investasi mereka ke Indonesia. Pertanyaan investor Jepang itu sangat wajar karena mereka tidak ingin diganggu masalah-masalah yang menimbulkan biaya tinggi," kata Sofjan.
Hal senada diungkapkan Ketua Kadin Indonesia Komite Jepang Sonny Harsono dan Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis. Keduanya yakin arus investasi Jepang di Indonesis terus meningkat. Terlebih lagi, Pemerintah Jepang terus mendorong para pengusahanya untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuaan investasi terbesar Jepang di luar negeri. "Ke depan, saya yakin investasi Jepang di Indonesia akan naik, bahkan peningkatannya melebihi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia," jelas Sonny. Saat ini, menurut Sonny, Jepang sedang memasang strategi menjadikan Indonesia sebagai basis pasar sekaligus basis produkdsi menjelang terintegrasinya pasar Asean mulai 2015.
Dengan memilih Indonesia, Jepang juga dapat pasar Asean. Di era Orde Baru, Jepang pernah menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama di luar negeri, namun kemudian Jepang melirik negara lain. "Kami berharap pemerintah menindaklanjuti hal ini dengan mendorong Jepang dari sisi capacity building," jelas dia. Untuk itu, menurut Sonny, Pemerintah Indonesia perlu menggenjot research and development (R&D). Sayangnya, anggaran R&D dari pemerintah sangat terbatas. "Transfer teknologi sulit kalau kita tidak jemput bola dan mempersiapkan diri. Jangan hanya mengandalkan Jepang," tutur dia.
Menurut Azhar Lubis, Jepang tergolong agresif berinvestasi di Indonesia. Sebaliknya, Pemerintah Indonesia juga agresif menarik investor Jepang. "Lihat saja, menteri-menteri kita terus melobi Jepang, begitu pula dengan BKPM. Baru-baru ini, misalnya, ada sekitar 1.400 investor asal Jepang dari 40 sektor industri menyatakan tertarik dan menjajaki peluang bisnis di Indonesia," tutur dia. Dia mengakui, para pengusaha Jepang itu tidak langsung berinvestasi sekarang. Mereka kemungkina masuk 1-2 tahun lagi. "Biasanya begitu.
BKPM mengarahkan mereka untuk investasi ke sektor-sektor bernilai tambah tinggi bagi perekonomian, termasuk sektor padat karya, barang modal, dan teknologi," jelas Azhar.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk meningkatkan investasi di berbagai bidang di Indonesia. Kesepakatan itu terungkap saat keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Januari 2013). Para investor Jepang berkomitmen untuk mengembangkan investasi di Indonesia. "Pebisnis Jepang meminta lahan 3.000 hektare di Karawang untuk ekspansi selama 15 tahun ke depan. Mereka juga minta tambahan infrastruktur seperti pelabuhan yang dekat dengan lokasi," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, Indonesia menempati posisi ketigas sebagai negara tujuan investasi pengusaha Jepang setelah Tiongkok dan India. Mulai 1997, secara perlahan, Jepang mulai 'meninggalkan' Indonesia. Pada 2006, Indonesia hanya berada di urutan ke-9 sebagai tujuan investasi Jepang. Sejak PM Abe memimpin Jepang pada 2007, para pengusaha Negeri Matahari Terbit itu kembali melirik Indonesia. Selain Jepang, menurut Chatib Basri, pengusaha AS terlihat mulai antusias untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu sudah diperlihatkan oleh General Motors, Cargill Cocoa and Chocolate, dan Apple Inc. Dalam waktu dekat, Ketiga perusahaan AS itu merealisasikan investasinya. Produsen otomotif Jerman, Volk Wagen (VW) juga berniat masuk ke Indonesia."Mereka menunjukkan keseriusannya untuk berinvestasi di sini," ujar Chatib. Dia menambahkan, realisasi investasi asing di lima sektor utama adalah pertambangan US$ 1,4 miliar, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$ 1,2 miliar, industri logam, mesin dan elektronik US$ 1,0 miliar, industri alat angkutan US$ 0,9 miliar dan industri kertas dan percetakan US$ 0,6 miliar.
" Kalau untuk lokasi proyek PMA, Jawa Barat menjadi yang terbesar dengan nilai investasi US$ 1,3 miliar yang disusul Banten US$ 1,1 miliar dan Papua US$ 0,8 miliar," tutur dia. Realisasi Investasi Naik 30,6% Selama tiga bulan pertama tahun ini, BKPM mencatat, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 93 triliun, naik 30,6% dibanding periode sama 2011 yang sebesar Rp 71,2 triliun. Rinciannya, penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 65,5 triliun, meningkat 27,2% dari periode sama 2011 sebesar Rp 51,5 triliun. Dalam periode tersebut, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat Rp 27,5 triliun, naik 39,6% dibanding periode sama 2012.
"BKPM bersama-sama dengan kementerian teknis dan pemerintah daerah akan terus meningkatkan mutu pelayanan kepada investor, menyederhanakan prosedur, dan mempercepat perizinan yang terkait investasi," kata Chatib.
Chatib Basri mengakui, ada tendensi perlambatan investasi terutama di sektor industri yang berorientasi ekspor. Namun, ia yakin target realisasi sebesar Rp 390,3 triliun tercapai. "Kami terus memonitor berbagai rencana pembangunan dan penyediaan Infrastruktur," jelas dia.
Dari total investasi sebesar Rp 93 triliun, Pulau Jawa menyerap sekitar Rp 48,6 triliun (52,3%)n dan di luar Jawa sebesar Rp 44,4 triliun (47,7%). Realisasi investasi di Jawa lebih rendah 0,5% dari periode sama tahun lalu mencapai 52,8%. Sebaliknya, realisasi investasi di luar Jawa meningkat 0,5% dari sebelumnya 47,2%.
Di tempat terpisah, Plt Menteri Keuangan (Menkeu) Hatta Rajasa optimistis kinerja investasi akan terus meningkat. Ia mengakui, penurunan impor barang modal bisa berdampak pada penurunan investasi. "Memang ada tanda-tanda investasi menurun, tapi saya yakin akan naik lagi. Mungkin itu siklus," jelas dia Jakarta, Senin (22/4).
Menurut Hatta, pemerintah telah menyadari adanya tanda-tanda penurunan investasi. Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk mendorong kembali investasi. Realisasi investasi kuartal I-2013 mencerminkan arus investasi ke Indonesia masih tinggi. "Itulah yang kita harapkan, transaksi modal bisa menjaga neraca pembayaran kita," tukas dia.
Untuk menggenjot pertumbuhan investasi asing, menurut Hatta, pemerintah akan memperbaiki daftar negatif investasi (DNI). Pemerintah juga telah memberikan berbagai insentif fiskal dan memprioritaskan percepatan belanja di seluruh kementerian dan lembaga.
Wakil Menkeu Mahendra Siregar menambahkan, pelambatan pertumbuhan investasi dari 32,6% (kuartal I-2012) menjadi 30,6% (kuartal I-2013) belum mencerminkan perubahan mendasar. "Pertumbuhan sebesar 30,6% cukup tinggi dan masih merupakan bagian dari tren penguatan investasi," tutur dia. Dia menilai, impor barang modal yang cenderung menurun bukanlah tanda perlambatan tetapi merupakan siklus. "Artinya, ada tingkat penanaman modal di awal, ada yang menengah konstruksinya atau yang terakhir. Itu biasa fluktuasinya. Investasi tumbuh 30% itu tinggi sekali, dibandingkan global yang melemah," jelas dia.
Mahendra optimistis, target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp 390 triliun dapat tercapai. Sementara itu, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang S Brodjonegoro menuturkan, pemerintah akan mendorong perbaikan iklim investasi, termasuk dari sisi fiskal dengan memberikan insentif sesuai kebutuhan investor. "Kita akan pikirkan bagaimana mendorong investasi dari sisi fiskal," ungkap dia.
Menurut Bambang, pemerintah akan mendorong investasi asing yang bersifat intermediate untuk mengurangi beban di neraca pembayaran dan transaksi berjalan. "Lebih ke hulu lah yang mau kita dorong, kalau sekarang hilirnya yang berkembang, kita dorong ke arah intermediate. Kalau intermediate sudah bagus, kita dorong ke hulu," tambah dia.
Daftar Pustaka :
- CaraInvestasibisnis, November 11,2015. definisi dan pengertian imvestasi yang wajib amda pahami dalam https://carainvestasibisnis.com/definisi-dan-pengertian-investasi/
- Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Berita Industri dalam http://kemenperin.go.id/artikel/6113/jepang-Investor-Nomor-Satu
- Bytar, Juni 26, 2016. Pengertian, Fungsi, Tujuan Dan Jenis Investasi Beserta 5 Manfaatnya Terlengkap dalam http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-investasi-beserta-5-manfaatnya-terlengkap/#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.