.

Rabu, 07 Juni 2017

Tingkat Pengangguran di jawa barat






Jawa Barat, saat ini menjadi provinsi yang paling besar jumlah penduduknya di Indonesia. Demikian pula dari segi laju pertumbuhan penduduknya pun tergolong tinggi, karena tidak saja disebabkan oleh pertumbuhan alami, tetapi migrasi dari luar provinsi yang masuk wilayah Jawa Barat cukup besar peranannya.
Besarnya jumlah migran masuk ke wilayah Jawa Barat, sebagai akibat dari daerah ini menjadi pusat pembangunan ekonomi yang dimulai beberapa dekade yang lalu hingga kini. Situasi semacam ini mendorong meningkatnya jumlah orang yang masuk usia kerja. Krisis ekonomi yang menjadikan iklim ekonomi kurang menguntungkan, telah menggoyah keseimbangan antara laju kesempatan kerja dengan angkatan kerjanya. Pasca krisis tersebut, orang yang diputus hubungan kerja dan juga orang baru yang memasuki ke pasar kerja terus bertambah jumlahnya, sehingga terjadi surplus tenaga kerja. Golongan ini yang belum terserap lagi dalam dunia kerja di Jawa Barat pada tahun 2004 yang lalu tercatat sebesar 2.046.746 orang atau sebesar 12,3 persennya dari jumlah angkatan kerja. Di samping orang yang menganggur, juga di Jawa Barat orang yang tergolong setengah menganggur jumlahnya lebih besar lagi. Jumlah mereka mencapai 3.628.393 orang atau sebesar 25 persen dari jumlah angkatan kerja. Banyaknya penganggur dan setengah menganggur adalah suatu fenomena ketenagakerjaan di Jawa Barat saat ini. Kata kunci: pengangguran, tenaga kerja.



(Eridiana, Wahyu)
 Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat jumlah pengangguran terbuka di Jawa Barat pada Februari 2016 bertambah 23.783 orang dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. Tercatat pada Februari 2015 jumlah pengangguran di Jabar mencapai 1.875.924 orang yang kemudian naik menjadi 1.899.707 pada Februari 2016. Penambahan tersebut menyebabkan Jabar menempati posisi ketiga secara nasional yang memiliki angka pengangguran tertinggi.
Kepala BPS Jabar Bachdi Ruswana menuturkan pada Februari 2016 diperkirakan terdapat 20.277.112 orang penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut berkurang 179.777 orang dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya yang pada Februari 2015 penduduk yang bekerja sebanyak 20.456.889 orang.(pikiran rakyat.com)
 Meningkatnya jumlah penganggur di Jawa Barat mengindikasikan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di wilayah ini belum berkualitas. Daya ungkit sektor yang berkembang terhadap penyerapan tenaga kerja cenderung lemah sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik 0,17 persen poin dari 8,72 pada Agustus 2015 menjadi 8,89 persen pada Agustus 2016.
Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung Koordinator Jabar, Acuviarta Kartabi, Minggu 27 November 2016 mengatakan, kondisi tersebut patut menjadi perhatian. Jabar dengan jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja yang besar harus mencari jalan keluar atas persoalan tersebut.
”Jika melihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, performa Jabar selalu positif dan di atas rata-rata nasional. Hanya, meski sektor-sektor ekonomi tumbuh relatif lebih baik di atas 5 persen, hal itu tidak cukup kuat mengangkat penyerapan tenaga kerja,” katanya.
Kondisi itu, menurut dia, disebabkan sektor-sektor yang berkembang cenderung padat modal sehingga kurang daya ungkitnya terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal itu ditunjukkan dari hasil survei Badan Pusat Statistik Jabar, dari empat lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbesar di Jabar adalah usaha perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi.
Pada Agustus 2016, angkatan kerja berjumlah 21.075.899 orang, sedangkan pada Agustus 2015 sebanyak 20.586.356 orang, atau naik 489.543 orang pada kurun waktu satu tahun.Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja naik, dari 60,34 persen pada Agustus 2015 menjadi 60,65 persen pada Agustus 2016.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 juga naik dibandingkan dengan Agustus 2015. Pada Agustus 2016 penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 19.202.038 orang atau naik 410.556 orang dibandingkan keadaan Agustus 2015 sebanyak 18.791.482 orang.
Selama kurun waktu satu tahun, tercatat kenaikan jumlah penganggur sebanyak 78.987 orang. Pada Agustus 2015, penganggur di Jabar sebesar 1.794.874 orang, sedangkan pada Agustus 2016 tercatat penganggur sebanyak1.873.861 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jabar naik 0,17 persen poin dari 8,72 persen pada Agustus 2015 menjadi 8,89 persen pada Agustus 2016.
Adapun empat lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah lapangan usaha perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi, industri, jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan, serta pertanian dengan sumbangan masing-masing sebesar 27,80 persen, 20,23 persen, 17,18 persen, dan 16,43 persen.
Jika dibandingkan dengan keadaan setahun sebelumnya, seluruh penduduk yang bekerja di lapangan usaha tersebut mengalami peningkatan kecuali di industri.(pikiran rakyat.com)

Lebih dari 50% pengangguran terbuka di Jawa Barat (Jabar), khususnya yang berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP), memilih untuk bekerja secara mandiri. Saat ini jumlah pengangguran terbuka di Jabar mencapai 1,8 juta orang.
Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena angkatan kerja tersebut belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan faktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Ferry Sofwan Arif. Ia menyampaikan hal itu saat membuka Pelatihan Kerja Mandiri Minat Usaha Tata Boga yang diselenggarakan Balai Pelatihan Kerja Mandiri (BPKM) Jabar di Bandung, belum lama ini. Menurut dia, kerja mandiri juga sudah mulai menjadi pilihan sadar sejumlah lulusan pendidikan tinggi.(pikiran rakyat.com)
 Angka pengangguran di Jawa Barat meningkat dalam setahun terakhir, dari 9,08 persen pada 2012 menjadi 9,22 persen atau mencapai 1,87 juta orang, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi.

Peningkatan angka tersebut terjadi meski ada kenaikan pertumbuhan ekonomi provinsi pada kuartal tiga 2013 sebesar 2,37 persen dibandingkan kuartal dua.

Kepala bidang statistik sosial BPS Jawa Barat, Dyah Anugrah mengatakan, peningkatan angka pengangguran itu terjadi karena penyerapan tenaga kerja pada sektor industri padat karya melemah. (voa Indonesia )

Daftar Pustaka

Eridiana, wahyu.2016.pengangguran dan setengah menganggur di jawa barat.jakarta : Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia . Jurnal Gea Vol 6, No 1 (2006).
Pikiranrakyat.com.2016.angka pengangguran di jawa barat. http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2016/11/28/pengangguran-di-jabar-naik-386065 (diakses 07 juni 2017)
Voa.indonesia.2017.tingkat pengangguran di jawa barat naik.https://www.voaindonesia.com/a/tingkat-pengangguran-di-jawa-barat-naik/1796475.html diakses 07 juli 2017)
Pikiranrakyat.com2017.jumlah pengangguran terbuka di jabar 18 juta orang.http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/29/jumlah-pengangguran-terbuka-di-jabar-18-juta-orang-397431 diakses 07 juli 2017.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.