.

Senin, 05 Juni 2017

Teori Mengenai Inflasi

Oleh : Rian Fitriansyah

Abstrak

Inflasi adalah bukan hal yang asing di telinga kita. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Yang mana Inflasi besar-besaran pernah terjadi di negara Indonesia .Di dalam Inflasi juga berbicara tentang Teori Inflasi yaitu, Teori Kuantitas, Teori Keynes, danTeori Strukturalis.

Kata Kunci : Inflasi, Teori Inflasi, Mata Uang

Pendahuluan

Di dalam suatu negara tidak terlepas yang namanya perekonomian. Nah di dalam perekonomian itu sendiri banyak hal yang kita dengar tak terkecuali Inflasi, di dalam inflasi kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan inflasi, penyebab, dampak, dan juga teori-teori Inflasi itu sendiri. Pada pembahasan kali ini akan akan disampaikan tentang Teori-teori Inflasi.

Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Inflasi ?
2.      Berikan penjelasan dan sebutkan inti dari Teori Kuantitas ?
3.      Berikan penjelasan dan sebutkan inti dari Teori Keynes ?
4.      Berikan penjelasan dan sebutkan inti dari Teori Strukturalis ?

Pembahasan

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Secara garis besar 3 kelompok teori  mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi, yaitu:

1. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari:
1)      Jumlah uang yang beredar
2)      Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation)

Inti dari teori ini adalah :
1)      Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (berupa penambahan uang cartal atau penambahan uang giral).
2)      Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.

Ada 3 kemungkinan keadaan :
1)      Keadaan pertama, apabila masyarakat tidak (atau belum) mengharap­kan harga-harga untuk naik pada bulan bulan mendatang. Ini berarti sebagian besar dari kenaikan jumlah uang tersebut tidak dibelanjakan untuk pembelian barang. Sehingga tidak akan ada kenaikan permintaan yang berarti akan barang-barang, jadi tidak ada kenaikan harga barang-barang. Dalam keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% diikuti oleh kenaikan harga- harga sebesar, misalnya 1%. Keadaan ini biasa dijumpai pada waktu inflasi masih baru mulai dan masyarakat masih belum sadar bahwa inflasi sedang berlang­sung.
2)      Keadaan Kedua adalah di mana masyarakat atas dasar pengalaman di bulan bulan sebelumnya mulai sadar adanya inflasi. Penambahan jumlah uang yang beredar digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang-barang (memperbesar pos aktiva barang-barang didalam neraca). Kenaikan harga (inflasi) adalah suatu pajak atas saldo kas ma­syarakat, karena uang semakin tidak berharga. Dan orang-orang berusaha menghindari pajak ini dengan mengubah saldo kasnya menjadi barang. Sehingga permintaan akan barang-barang melonjak, akibatnya harga barang-barang tersebut juga mengalami kenaikkan. Pada keadaan ini kenaikan jumlah uang sebesar, misalnya 10% akan diikuti dengan kenaikan harga barang mungkin sebesar 10% pula.
3)      Keadaan Ketiga adalah tahap Hiperinflasi, yakni orang-orang sudah kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Keadaan ini ditandai oleh makin cepatnya peredaraan uang (velocity of circulation yang menaik). Uang yang beredar sebesar misalnya 20% akan mengakibatkan kenaikan harga lebih besar dari 20%.
Cara mengatasi inflasi menurut teori kuantitas ini juga hanya ada satu jalan saja yang merupakan kunci untuk menghilangkan inflasi yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Maksudnya bahwa terjadinya inflasi entah faktor apapun yang menyebabkannya, asal jumlah uang yang beredar dikurangi maka dengan sendirinya inflasi akan hilang dan harga akan kembali pada tingkat yang wajar.

2. Teori Keynes

Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang- barang yang tersedia (timbulnya inflationary gap). Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Karenanya teori ini dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

3. Teori Strukturalis

Teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur perekonomian yang sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian (faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang) maka teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang.

Menurut teori ini ketegaran utama ada dua macam:
Ketegaran yang pertama berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain.

Kelambanan ini disebabkan oleh:
1.      Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan barang-barang impor yang harus dibayar (term of trade makin memburuk).
2.      Supplay atau produksi barang-barang ekspor yang tidak respon­sif terhadap kenaikan harga (supplay barang-barang ekspor yang tidak elastis).
3.      Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini, berarti kelambanan pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuh­kan (untuk konsumsi maupun investasi)..
Ketegaran Kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supplay atau produksi bahan makanan di dalam negeri.

Kesimpulan dari teori strukturalis yaitu:
1.      Teori ini menerangkan proses inflasi jangka panjang di negara- negara yang sedang berkembang.
2.      Jumlah uang yang beredar bertambah secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harga barang-barang tersebut. Proses inflasi tersebut dapat berlangsung terus hanya bila jumlah uang yang beredar juga bertambah terus.Tanpa kenaikan jumlah uang, proses tersebut akan berhenti dengan sendirinya.(juga dalam teori Keynes dan teori kuantitas).
3.      Tidak jarang faktor-faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab yang paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100% struktural. Sering dijumpai bahwa ketegaran ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijaksanaan harga/moneter pemerintah sendiri.
4.      Teori ini menyoroti penyebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya kekuatan suplay bahan makanan dan barang-barang ekspor. Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukkan bahwa inflasi semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural. Hal ini disebabkan oleh struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris, sehingga goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, Contohnya : gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, Contohnya : memburuknya term of trade; utang luar negeri, dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.

Kesimpulan

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.
Inflasi digolongkan menurut beberapa cara, dapat menurut laju inflasi (ringan, sedang, berat, hiper inflasi), sebab awalnya (demand atau cost inflation), asalnya (domestic atau imported inflation).
Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utama inflasi adalah pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya. Teori strukturalis : sebab inflasi adalah dari kekakuan struktur ekonomi.

Daftar Pustaka

Wikipedia.2017.Inflasi Dalam link https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi (Diunduh pada tanggal 4 Juni 2017)

Saputra Eman Yusuf.2013.Teori Inflasi Dalam link http://ekonomikelasx.blogspot.co.id/2013/05/teori-inflasi.html (Diunduh pada tanggal 4 Juni 2017)

Ulfa Surani.2017. 3 Teori Inflasi Dalam link http://skul-id.blogspot.co.id/2016/07/3-teori-inflasi-teori-kuantitas-teori.html (Diunduh pada tanggal 4 Juni 2017)

Ahli Informasi.2016. Teori-teori Inflasi dan dampak inflasi. Dalam link http://www.informasiahli.com/2015/09/teori-teori-inflasi-dan-dampak-inflasi.html (Diunduh pada tanggal 4 Juni 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.