Ferdias Dibyo
41616010042
Rakyat adalah suatu konsep politik yang netral. Komsep ini tidak mempersoalkan perbedaan orang dalam kepelbagaian sosial, ekonomi dan budayanya.
Semuanya sama. Ketika konsep rakyat diimbuhkan dengan konsep ekonomi politik yang tidak lagi netral, karena berbagai perbedaan pelaku ekonomi mulai diperhitungkan. Dalam kajian ini, konsep ekonomi kerakyatan yang digunakan juga tidak bersifat netral, yaitu hanya menunjuk pada pelaku ekonomi kecil (gurem) yang tersebar di sudut-sudut jalan perkotaan maupun di pelosok perdesaan.
Di NTT, pelaku ekonomi sebagaimana dimaksud pada umumnya terdiri dari petani kecil, peternak kecil, nelayan kecil dan pengrajin kecil di perdesaan dan para pelaku sektor informal perkotaan. Bagi para petani yang kebetulan memiliki wilayah yang cocok untuk komoditas perkebunan seperti Cengkeh, Kopi, Vanili, Jambu Mete, tingkat ekonomi mereka cukup memadai. Di Sabu dan Rote, sebagian pelaku ekonomi kecil di pesisir pantai dikabarkan mengalami kemajuan berkat budidaya rumput laut. Di Apui (Alor), sejumlah kelompok tani yang menanam vanili mendapat penghasilan yang cukup besar lantaran harga komoditas ini cukup tinggi. Namun bagi para petani yang mengandalkan tanaman pangan dengan wilayah yang relatif kering, tingkat ekonomi mereka memprihatinkan. Para peternak di TTS, betapapun daerah ini dikenal sebagai gudang ternak (sapi), tidak menunjukkan status ekonomi yang lebih baik ketimbang para petani yang menanam tanaman pangan. Demikian juga para nelayan kecil di pesisir pantai Flores, Sumba, Alor dan Timor, kondisi mereka tidak dapat digolongkan mampu secara ekonomis.
Para pelaku ekonomi kecil di sektor informal perkotaan juga memperlihatkan kondisi yang relatif sama, walaupun mungkin pendapatan nominalnya lebih besar dari para peternak kecil, petani kecil dan nelayan kecil di perdesaan. Kecuali beberapa pelaku ekonomi informal yang berasal dari Jawa, Sulawesi dan Sumatra yang pada umumnya berusaha di pusat kota, kinerja ekonomi mereka terbilang cukup baik. Data makro tentang pendapatan per kapita penduduk di berbagai kabupaten di NTT bisa menjelaskan kondisi ekonomi para pelaku ekonomi kecil tersebut.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada
triwulan I 2017 mengalami perlambatan jika dibandingkan triwulan IV
2016, begitu pula apabila dibandingkan triwulan I 2016. Adanya
peningkatan produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta
peningkatan kegiatan perdagangan besar dan eceran belum mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi dikarenakan oleh menurunnya pengeluaran pada sektor
jasa pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT
triwulan I 2017 mencapai 4,98% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan
IV 2016 yang sebesar 5,19% (yoy) begitu pula dibandingkan periode yang
sama tahun 2016 yang tumbuh 5,07% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi
NTT tercatat berada di bawah nasional yang sebesar 5,01% (yoy). Adapun
total PDRB Provinsi NTT pada triwulan I 2017 mencapai Rp 21,04 triliun.
Realisasi pendapatan pemerintah di Provinsi NTT pada
triwulan I-2017 tercatat Rp5,99 triliun atau 23,38% dari total rencana
pendapatan tahun 2017 sebesar Rp 25,67 triliun, meningkat apabila
dibandingkan triwulan I 2016 yang sebesar 20,73%. Di sisi lain,
realisasi belanja pemerintah mencapai Rp 3,13 triliun atau 8,91%
dibandingkan pagu belanja tahun 2017 sebesar Rp 35,19 triliun, sedikit
meningkat dibandingkan triwulan I 2016 yang sebesar 8,70%. Namun
demikian secara nominal, realisasi belanja hanya meningkat 1,39%.
Inflasi Provinsi NTT pada triwulan I 2017 masih
relatif terkendali. Adanya kenaikan inflasi di bulan Januari dan
Februari dapat diredam oleh deflasi yang cukup besar di bulan Maret
2017. Kenaikan inflasi lebih disebabkan oleh kenaikan inflasi komoditas
administered prices seiring dengan kenaikan tarif listrik untuk rumah
tangga dengan daya 900VA, kenaikan biaya perpanjangan STNK ataupun
kenaikan tarif cukai rokok. Adapun inflasi komoditas volatile food dan
inflasi inti masih relatif terjaga
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/8509-ekonomi-kerakyatan-ntt-antara-realitas-harapan/
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ntt/Pages/Kajian-Ekonomi-dan-Keuangan-Regional-Provinsi-Nusa-Tenggara-Timur-Mei-2017-.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.