@B24-DHICO
Oleh : Dhico Imtinan Setyowati
Abstrak
Kebijakan
moneter pada umumnya adalah suatu kebijakan bagaimana mencapai
stabilitas ekonomi makro, seperti
halnya stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi serta tersedianya lapangan kerja.
Indonesia setelah terjanya krisis
moneter merubah strategi kebijakan moneternya dengan
menggunakan kerangka Infasi Targeting.
Selama penerapan strategi kebijakan tersebut ternyata tingkat keberhasilannya belum memuaskan sehingga perlu di kaji kembali apakah strategi yang digunakan sudah cukup sesuai dengan kondisi perekonomian di Indonesia.
Selama penerapan strategi kebijakan tersebut ternyata tingkat keberhasilannya belum memuaskan sehingga perlu di kaji kembali apakah strategi yang digunakan sudah cukup sesuai dengan kondisi perekonomian di Indonesia.
Kata Kunci : Kebijakan Moneter,
Instrumen
Pendahuluan
Sebuah negara yang memproduksi barang dan jasa
setiap hari dalam jumlah sangat banyak, tetapi pemerintahnya hanya mencetak
(menyediakan) uang dalam jumlah sangat sedikit. Apa yang terjadi? Para produsen
atau penjual pasti akan kebingungan memasarkan barang dan jasa mereka, karena
sangat sedikit konsumen yang bisa membeli. Mengapa demikian? Karena jumlah uang
yang beredar sangat sedikit dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa
yang ada.Kondisi seperti ini disebut deflasi, yaitu jumlah uang yang beredar
lebih sedikit dibandingkan jumlah barang dan jasa yang ada. Sebaliknya, jika
jumlah uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa
yang ada, harga barang dan jasa akan melambung tinggi. Kondisi ini disebut
inflasi.
Untuk mengatasi inflasi,pemerintah melakukan
tindakan – tindakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar
disebut kebijakan moneter. Dalam praktiknya, kebijakan moneter dilakukan oleh
Bank Sentral sebagai lembaga kepercayaan pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan
moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar dalam rangka mengendalikan perekonomian. Di
Indonesia, kedudukan bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Permasalahan
Dari
pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan masaah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud kebijakan moneter?
2. Apa saja jenis – jenis kebijakan moneter?
3. Apa fungsi dari kebijakan moneter?
4. Bagaimana kondisi Inflasi di Indonesia dan Kebijakan
Moneter?
Pembahasan
Menurut Nopirin (1992:45) kebijakan moneter adalah
tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan menurut Sadono sukirno
(2012:24) kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan
oleh bank sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah
suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Dari pengertian – pengertian diatas, kebijakan
moneter dapat dideskripsikan sebagai tindakan-tindakan atau langkah-langkah
yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral untuk mempengaruhi atau
mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dalam perekonomian dalam rangka
mencapai stabilitas perekonomian yang diukur dari kesempatan kerja, kestabilan
harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Jenis-jenis
Kebijakan Moneter
1. Kebijakan moneter ketat (tight money
policy) untuk mengurangi/membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan
pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2. Kebijakan moneter longgar (easy
money policy) untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan
moneter dilakukan pemerintah dengan tujuan sebagai berikut:
a) Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi akan terganggu jika jumlah uang
yang beredar di masyarakat melebihi jumlah barang dan jasa yang tersedia
sehingga menyebabkan terjadinya inflasi (harga barang dan jasa naik tinggi).
b) Menjaga Stabilitas Harga
Tinggi rendahnya harga sangat memengaruhi jalannya
perekonomian. Harga-harga yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan turunnya
permintaan. Turunnya permintaan dapat pula menurunkan produktivitas dunia
usaha.
c) Meningkatkan Kesempatan Kerja
Dengan mengatur jumlah uang yang beredar,
perekonomian akan stabil. Jika perekonomian stabil, para pengusaha atau
investor akan menambah investasi baru. Investasi akan membuka lapangan kerja
baru sehingga kesempatan kerja dapat ditingkatkan.
d) Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca
Pembayaran
Kebijakan moneter dapat dipakai untuk memperbaiki
posisi neraca perdagangan sehingga negara tidak terlalu banyak mengalami defisit,
atau kalau bisa posisinya menjadi seimbang atau bahkan surplus.
Adapun macam-macam Instrument kebijakan moneter yang
bisa dilakukan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah sebagai berikut.
1.
Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Kebijakan pasar terbuka adalah
kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar
dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Jika bank sentral
menjual surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), berarti bank sentral
ingin mengurangi jumlah uang dari masyarakat. Dengan menjual SBI, berarti bank
sentral akan menerima uang dari masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar akan berkurang. Bank sentral menjual SBI apabila perekonomian
menunjukkan gejala-gejala inflasi (kelebihan uang sehingga harga-harga terus
naik).
Sebaliknya, apabila bank sentral
membeli surat-surat berharga dari masyarakat yang berbentuk saham, obligasi,
atau surat-surat berharga lainnya, berarti bank sentral ingin menambah uang
yang beredar. Dengan membeli surat-surat berharga maka bank sentral harus
membayar sejumlah uang kepada masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar akan bertambah. Bank sentral membeli surat-surat berharga apabila
perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi (kekurangan uang sehingga
perekonomian menjadi lesu dan tidak bisa bergerak)
2.
Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan diskonto adalah kebijakan
bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral menaikkan suku
bunga bank, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar.
Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menyimpan (menabung)
uangnya di bank lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar akan berkurang. Bank sentral akan menaikkan suku bunga jika
perekonomian menunjukkan gejala inflasi.
Sebaliknya, jika bank sentral
menurunkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang
yang beredar. Dengan menurunkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan
mengambil (mengurangi) tabungannya di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar di masyarakat akan bertambah. Bank sentral akan menurunkan suku bunga
jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
3.
Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
Kebijakan cadangan kas adalah
kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar
dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum yang dimiliki
bank-bank umum. Cadangan kas minimum adalah jumlah cadangan kas yang tidak
boleh dipinjamkan bank umum kepada masyarakat.
Jika bank sentral menaikkan
cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar.
Dengan menaikkan cadangan kas minimum, bank umum harus menahan lebih banyak
uang di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Bank
sentral menaikkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan
gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan cadangan kas
minimum berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Dengan
menurunkan kas cadangan minimum, bank umum dapat meminjamkan uang lebih banyak
kepada masyarakat. Dengan demikian, akan menambah jumlah uang yang beredar.
Bank sentral menurunkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan
gejala-gejala deflasi.
4.
Kebijakan Kredit Selektif dan Kredit Longgar
Kebijakan kredit selektif adalah
kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Dalam hal ini, bank-bank
diperbolehkan memberikan kredit asalkan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh
syarat-syarat 5C (character, capability, collateral, capital, dan condition of
economic). Bank sentral menjalankan kebijakan kredit selektif jika perekonomian
menunjukkan gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, kebijakan kredit longgar
dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Caranya,
dengan memperlonggar syarat-syarat pemberian kredit. Kebijakan kredit longgar
dilakukan jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
5.
Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
Devaluasi adalah kebijakan bank
sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata
uang asing. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki neraca
perdagangan dan neraca pembayaran. Dengan devaluasi, harga barang-barang dalam
negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing, sehingga
barang-barang dalam negeri bisa bersaing dengan barang-barang luar negeri, dan
bisa meningkatkan jumlah ekspor. Jika ekspor meningkat, posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran dapat diperbaiki.
Kebijakan revaluasi adalah
kebijakan bank sentral menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap
mata uang asing. Revaluasi dilakukan bank sentral jika keadaan ekonomi sudah
meningkat dalam arti barangbarang dalam negeri sudah mampu bersaing dengan
barang-barang luar negeri.
6.
Sanering
Sanering adalah kebijakan bank
sentral untuk memotong nilai mata uang dalam negeri (rupiah). Kebijakan ini
dilakukan jika negara mengalami hiperinflasi (inflasi di atas 100 %). Sanering
pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1950 dengan memotong uang sebesar 50%.
Jadi, uang dengan nominal Rp1000,- nilainya tinggal Rp500,-. Kebijakan tahun
1950 lebih dikenal dengan istilah “Gunting Syafrudin”. Kemudian pada tahun
1965, pemerintah kembali memotong nilai uang Rp1000,- sebanyak 99,9% sehingga
nilainya tinggal 0,1%. Dengan demikian, uang Rp1000,- nilainya tinggal Rp1,-.
7.
Mencetak Uang Baru
Mencetak uang baru dilakukan bank
sentral dalam rangka menambah jumlah uang beredar.
8.
Menarik atau Memusnahkan Uang Lama
Menarik atau memusnahkan uang lama
dilakukan bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang beredar. Dulu kita
masih menggunakan uang logam Rp5,- ; Rp10,- dan uang kertas Rp100,- merah.
Sekarang, kita sudah tidak menemui (menggunakan) uang-uang tersebut karena bank
sentral telah menariknya dari peredaran.
Penarikan tersebut selain untuk
mengurangi jumlah uang beredar juga untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Uang Rp5,- ditarik karena sudah tidak berfungsi lagi di masyarakat,
sudah tidak ada satu pun barang yang bisa dibeli dengan uang sebesar itu.
9.
Dorongan Moral
Untuk memengaruhi jumlah uang yang
beredar, bank sentral dapat mengeluarkan pidato, pengumuman atau edaran kepada
bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan atau ajakan. Misalnya,
larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman atau melepaskan pinjaman pada waktu
tertentu.
Fungsi Kebijakan Moneter
1. Mempertahankan iklim Investasi
2. Memperluas kesempatan kerja
3. Menciptakan Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
4. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
5. Menjaga kesetabilan nilai kurs mata uang
6. Menjaga kesetabilan harga barang dan jasa
7. Menurunkan laju inflasi
Kondisi Inflasi di Indonesia dan
Kebijakan Moneter
Mulai Juli 2005 Bank Indonesia telah
mengimplementasikan penguatan kerangka kerja kebijakan moneter konsisten dengan Inflation Targeting
Framework (ITF), yang mencakup
empat elemen dasar : (1)
penggunaan suku bunga
BI Rate sebagai policy reference rate,
(2) proses perumusan
kebijakan moneter yang
antisipatif, (3) strategi
komunikasi yang lebih transparan,
dan (4) penguatan
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Langkah-langkah dimaksud
ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam mencapai sasaran
akhir kestabilan harga untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kondisi inflasi
di Indonesia berfluktuasi
seiring dengan kondisi
perekonomian yang dihadapi. Inflasi
tertinggi terjadi pada
tahun 1998 sejalan
kondisi krisis ekonomi
yang melanda perekonomian Indonesia. Pada periode
sebelum dan setelah
krisis ekonomi tahun 1998 tingkat
inflasi berfluktuasi dengan tingkat inflasi terendah pada tahun 2000 sebesar
4%.
Kesimpulan
kebijakan moneter dapat dideskripsikan sebagai
tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah melalui
bank sentral untuk mempengaruhi atau mengatur jumlah uang yang beredar (JUB)
dalam perekonomian dalam rangka mencapai stabilitas perekonomian yang diukur
dari kesempatan kerja, kestabilan harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Adapun macam-macam Instrument kebijakan moneter yang
bisa dilakukan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah sebagai berikut.
1.
Kebijakan Pasar
Terbuka (Open Market Policy)
2.
Kebijakan
Diskonto (Discount Policy)
3.
Kebijakan Cadangan
Kas (Cash Ratio Policy)
4.
Kebijakan Kredit
Selektif dan Kredit Longgar
5.
Kebijakan
Devaluasi dan Revaluasi
6.
Sanering
7.
Mencetak Uang
Baru
8.
Menarik atau
Memusnahkan Uang Lama
9.
Dorongan Moral
Daftar Pustaka
Setiawan, Iwan. 2009. Analisis
Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia. Vol 1. No 1. http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/58/jbptppolban-gdl-iwansetiaw-2858-1-analisis-a.pdf. (Diakses pada 9 juni 2017).
Putra.M.U.M. 2015. Peran dan Kebijakan Moneter Terhadap
Perekonomian Sumatera Utara. Vol 5. No 1. https://media.neliti.com/media/publications/24390-ID-peran-dan-kebijakan-moneter-terhadap-perekonomian-sumatera-utara.pdf. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Indra. T. Rizal. 2013. Kebijakan Moneter. http://indraputrabintan.blogspot.co.id/2013/09/kebijakan-moneter.html#.WTub0LiLlH0. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Respati, Dian. 2015. Pengertian, Tujuan, Macam Kebijakan Moneter.
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-tujuan-macam-kebijakan-moneter.html. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Ismayati, Tri. 2017. Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. http://triismiyati.blogspot.co.id/2017/01/kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal.html. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Infosiana . 2017. Pengertian,
Jenis, Tujuan, Fungsi, Contoh dan Instrumen Kebijakan Moneter. http://infosiana.net/pengertian-jenis-tujuan-fungsi-contoh-dan-instrumen-kebijakan-moneter/. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.