.

Kamis, 08 Juni 2017

Laporan Inflasi di Indonesia



Oleh : @A08-Satria











LAPORAN INFLASI INDONESIA
1.       Definisi Inflasi
Secara umum, Pengertian inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali. Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.

2.       Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat
·         Terhadap Konsumen Inflasi menyebabkan harga-harga barang yang dikonsumsi naik, sementara pendapatan masyarakat tidak mengalami kenaikan. Sehingga dengan keadaan seperti ini maka akan terjadi perubahan pola konsumsi pada masyarakat seperti:
a.       Kuantitas konsumsi berkurang
b.      Adanya peralihan merk dari barang yang dikonsumsi menjadi barang yang murah.Pengurangan jumlah barang dan peralihan penggunaan barang yang dikonsumsi menyebabkan jumlah permintaan terhadap suatu barang menurun, dan ini mengakibatkan kelesuan perusahaan dan ini akan mengarah pada terjadinya PHK.
·         Terhadap Produksi Dampak inflasi terhadap produsen untuk memproduksi menjadi menurun, penurunan disebabkan oleh alasan berikut:
a.       Kenaikan harga mengurangi kemampuan produsen untuk membeli faktor produksi misalnya bahan baku. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan jumlah produksi berkurang.
b.      Tingginya tingkat bunga pada saat inflasi menyebabkan produsen kesulitan memperluas produksi.
c.       Munculnya suatu sikap dari produsen yang bersifat spekulatif diantaranya mengarahkan modalnya pada investasi baru, dan kewajiban memproduksi berkurang, akan mengarah terjadinya PHK.
·         Terhadap Distribusi Dampak inflasi terhadap kegiatan pendistribusian pendapatan masyarakat menjadi terganggu, karena orang berpenghasilan tetap secara riil pendapatannya mengalami kemerosotan. Untuk menutupi kebutuhan akibatnya ia harus menggunakan tabungan atau berhutang. Dengan demikian inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan diantara anggotaanggota masyarakat, sehingga dampaknya saling berhubungan antara konsumen, produsen dan pihak-pihak lain.

3.       Inflasi di Indonesia (Indeks Harga Konsumen)
Secara historis, tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding negara-negara berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang lain mengalami tingkat inflasi antara 3% sampai 5% pada periode 2005-2014, Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi tahunan sekitar 8,5% dalam periode yang sama. Bagian ini mendiskusikan mengapa tingkat inflasi Indonesia tinggi, menyediakan analisis mengenai tren-tren terbaru, dan memberikan proyeksi untuk inflasi masa mendatang di Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

4.       Inflasi September 2016 Tercatat 0,22 Persen
Jakarta, 04/10/2016 Kemenkeu - Badan Pusat Statistik mencatat, terjadi inflasi sebesar 0,22 persen pada September 2016, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,41. Dari 82 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.

Secara rinci, inflasi tertinggi terjadi di Sibolga, sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,12. Sementara, infrasi terendah terjadi di Purwokerto dan Banyuwangi, masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 121,81 dan 121,84.

“Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Pontianak, sebesar 1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah terjadi di Kendari, sebesar 0,01 persen dengan IHK 121,65,” jelas  Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan resminya pada Senin (03/10).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,29 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok kesehatan 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,52 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen. Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,07 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2016 tercatat sebesar 1,97 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,07 persen.

Komponen inti pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2016 sebesar 2,58 persen; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,21 persen.

5.       Inflasi Terendah : Inflasi Pada Tahun 2015 Hanya 3,35 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Desember 2015 mengalami inflasi 0,96 persen. Dengan demikian inflasi Januari-Desember 2015 sebesar 3,35 persen.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, inflasi tahunan 2015 merupakan yang terendah lima tahun terakhir sejak 2010. Pada 2010, inflasi tahun kalendernya tercatat sebesar 6,96 persen. Sedangkan pada tahun 2011 tercatat sebesar 3,79 persen.

Pada tahun 2012, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 4,3 persen, dan pada tahun 2013 inflasi tahun kalendernya sebesar 8,38 persen.

"Pada tahun 2014 inflasi tahun kalender sebesar 8,36 persen. Sehingga inflasi 2015 yang sebesar 3,35 persen ini masuk dal batas bawah target pemerintah yang sebesar 4 plus minus 1 persen," ujar Suryamin dalam paparan, Senin (4/1/12016).

Adapun inflasi Desember 2015 yang sebesar 0,96 persen disebabkan utamanya oleh bahan makanan.

Pada bulan Desember, inflasi bahan makanan paling tinggi dari semua kelompok pengeluaran yaitu sebesar 3,2 persen. Inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,5 persen, sedangkan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,4 persen.

Suryamin menjelaskan lebih jauh, inflasi kelompok sandang sebesar 0,09 persen dan kesehatan sebesar 0,24 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga inflasinya pada bulan Desember 2015 sebesar 0,06 persen. Dan kelompok transportasi, telekomunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,45 persen.

Suryamin menambahkan, inflasi tertinggi pada Desember 2015 terjadi di Merauke sebesar 2,87 persen. Sedangkan, inflasi terendah terjadi di Cirebon sebesar 0,27 persen.

"Inflasi komponen inti Desember 2015 sebesar 0,23 persen. Sehingga inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,95 persen," ucap Suryamin.







DAFTAR PUSTAKA
Ashroji, Annas. 2016. “Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat”. http://www.kompasiana.com/annasashroji/dampak-inflasi-terhadap-kegiatan-ekonomi-masyarakat_57ff292483afbd451676da74 (diakses pada tanggal 14 Juni 2017)

Anonim. 2015. “Pengertian, Penyebab, Jenis dan Dampak Inflasi”. http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html (diakses pada tanggal 14 Juni 2017)

Bank Dunia. 2017. “Inflasi di Indonesia (Indeks Harga Konsumen)”. https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? (diakses pada tanggal 14 Juni 2017)

Anonim. 2016. “Inflasi September 2016 Tercatat 0,22 Persen”. https://www.kemenkeu.go.id/Berita/inflasi-september-2016-tercatat-022-persen (diakses pada tanggal 14 Juni 2017)

Suryowati, Estu. 2016. “Terendah Lima Tahun Terakhir, Inflasi 2015 Hanya 3,35 Persen”. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/04/114926926/Terendah.Lima.Tahun.Terakhir.Inflasi.2015.Hanya.3.35.Persen (diakses pada tanggal 14 Juni 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.