.

Selasa, 06 Juni 2017

TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2017 MENINGKAT

I. Latar Belakang Masalah
  Permasalahan Tenaga Kerja di Propinsi Sumatera Utara harus mendapatkan perhatian yang menyeluruh dan terpadu, karena salah satu esensi yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang akan masuk ke pasar kerja.
Pertumbuhan angkatan kerja selalu lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Hal  ini disebabkan antara lain karena pertumbuhan penduduk yang cenderung melebihi pertumbuhan capital, disamping itu kegiatan ekonomi mempunyai tingkat diversitikasi yang rendah dan diikuti pula dengan keterampilan tenaga kerja yang belum memadahi sehinga permasalahan ketenaga kerjaan semakin kompleks.
  Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran di Sumatera Utara menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan. Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan ternyata belum dapat menjamin mereka dapat bekerja.
   Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. 
    Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
  Kolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Sumatera Utara ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun.
    Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.

II. Pembahasan
           
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
               
    Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Sumatra Utara pada Februari 2017 mencapai 421 ribu orang, meningkat 30 ribu orang dibanding Agustus tahun 2016 yaitu sebanyak 391 ribu.
  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut menyimpulkan bahwa meningkatnya jumlah pengangguran terbuka itu dipengaruhi peningkatan jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara yang bertambah sekitar 320 ribu orang. Sementara lapangan pekerjaan di Sumut hanya mampu menyerap 290 ribu angkatan kerja baru.
   Hingga Februari 2017 angkatan kerja di Sumut mencapai 6,59 juta orang atau bertambah sekitar 320 orang bila dibandingkan Agustus 2016 sebesar 6,27 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja mencapai 6,17 juta orang atau bertambah 290 ribu dari sebelumnya sebesar 5,88 juta orang. Hal inilah yang menyebabkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sumut mengalami peningkatan dari 391 ribu orang menjadi 421 ribu orang.
     Perubahan tersebut mengakibatkan meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan TPT. TPAK meningkat dari 67,07 persen pada Agustus 2016 menjadi 69,90 persen pada Februari 2017, sedangkan TPT meningkat dari 6,23 persen pada Agustus 2016 menjadi 6,39 persen pada Pebruari 2017.
   Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2016 dan Februari 2017, lapangan pekerjaan utama penduduk Sumut yaitu bekerja di Sektor Pertanian mencapai 40,24 persen, Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Akomodasi sebesar 21,90 persen, Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan menyerap sebanyak 14,54 persen, sedangkan Sektor Industri sebanyak 8,56 persen.
    Bila dilihat dari status pekerjaan utamanya, sebanyak 2,48 juta orang atau 40,10 persen bekerja pada kegiatan formal (berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan) dan sebanyak 3,70 juta orang atau 59,90 persen bekerja pada kegiatan informal.
     Persentase penduduk bekerja pada kegiatan formal-pun menurun dari 42,51 persen pada Agustus 2016 menjadi 40,10 persen pada Februari 2017. Sementara itu penduduk bekerja pada kegiatan informal selama mengalami peningkatan 316 ribu orang atau naik dari 57,49 persen menjadi 59,90 persen.
   Hingga Pebruari 2017, pekerja pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah masih mendominasi yaitu sebesar 33,53 persen, sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan Diploma hanya sebesar 2,44 persen dan pekerja dengan pendidikan Sarjana sebesar 6,88 persen.
   Persentase penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada bulan Februari 2017 mengalami perubahan jika dibandingkan keadaan bulan Agustus 2016. Untuk jenjang pendidikan Dasar (SD ke bawah), dan Sekolah Menengah Pertama mengalami penurunan, sedangkan untuk, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas, Diploma dan Universitas mengalami peningkatan.

III. Faktor Terjadinya Pengangguran 
       Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
            Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
            Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Meningkatnya peranan dan aspirasi  Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5.      Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

IV. Dampak Pengangguran Bagi Perekonomian
     Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1.      Dampak Pengangguran terhadap  Perekonomian suatu Negara
            Tujuan  akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
     Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
·         Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.
·         Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
·         Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
2.      Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
     Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
o   Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
o   Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
o   Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. 

V. Penutup
   Ketidakharmonisan kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan masih sangat dirasakan menghambat kegiatan usaha. Untuk mengurangi tingkat pengangguran, semua potensi dan sumber daya harus dikerahkan dan disatukan serta semua persoalan diurai. Semua ini untuk mencapai sasaran 2017, target pertumbuhan ekonomi 7 persen, pengangguran turun 5-6 persen, dan kemiskinan turun 8-10 persen.
   Dengan penataan yang lebih baik, diharapkan setiap provinsi tumbuh dan perdagangan dalam negeri antar pulau makin bergairah. Kita harus propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengentasan kemiskinan.
    Perlu adanya reformasi pendidikan nasional agar bisa mengembangkan kewirausahaan dan inovasi. Bukan hanya mencari kerja saja, tetapi mencoba membuka lapangan pekerjaan yang pada akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran
   Ada tiga kunci sukses membangun bangsa yaitu semangat pantang menyerah harus dimiliki, persatuan dan kebersamaan, serta jati diri. Boleh memuji bangsa lain, tetapi jangan menghina bangsa sendiri,
   Selain itu, perlu stabilitas politik, kerukunan sosial, manajemen, kepemimpinan, dan kemitraan. Pemerintah dan dunia usaha tidak bisa berjalan sendiri, tetapi mesti bersinergi.

Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Pengangguran Di Sumut Meningkat. Portal Berita Sore             http://beritasore.com/2015/05/07/pengangguran-di-sumut-meningkat/ [Diakses Pada 5        Juni 2017]
BPS Provinsi Sumatera Utara http://sumut.bps.go.id/ [Diakses Pada 5 Juni 2017]
Florentina, Fretty. 2009. Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-           2007. USU Repository © 2009 [Diakses Pada 5 Juni 2017]
Gumay, Aditya. 2010. Analisis Hubungan Antara Tenaga Kerja Dan  Pengangguran Di   Sumatera Utara http://adityagumay.blogspot.co.id/2012/02/analisis-hubungan-antara-          tenaga-kerja.html [Diakses Pada 5 Juni 2017]
Muslim, M. 2014. Pengangguran Terbuka Dan Determinannya. Jurnal Ekonomi dan         Pembangunan Vol.15 No.2. Hlm 171-181 [Diakses Pada 5 Juni 2017]
Try. D. 2013. Makalah Tentang Pengangguran.        http://donytry.blogspot.co.id/2013/02/makalah-tentang-pengangguran.html. [Diakses Pada 4 Juni 2017]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.