OLEH : AMBRIN SANJASA
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Dampak Inflasi
Sebenarnya pembahasan bukan hanya pengertian, penyebab, jenis, dampak inflasi, tapi yang akan kita bahas adalah cara mengendalikan inflasi dan teori-teori inflasi. Pertama-tama kita mulai dengan Pengertian inflasi. Secara umum, Pengertian inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali. Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.
Dampak Inflasi - Adalah Secara umum dapat dinyatakan bahwa tidak semua inflasi berdampak negatif. Terutama jika terjadi inflasi ringan (inflasi di bawah 10%), inflasi ringan justru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, karena bisa member semangat pada pengusaha, untuk lebih memperluas produksi. Pengusaha bersemangat memperluas produksi, karena dengan kenaikan harga yang terjadi mereka mendapat lebih banyak keuntungan. Selain itu, perluasan produksi memberi dampak positif lain berupa penyediaan lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika sudah di atas 10%.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Secara Umum
Selengkapnya, dampak inflasi terhadap perekonomian secara umum akan diuraikan berikut ini.
1) Dampak inflasi terhadap hasil produksi (output)
Ada dua dampak inflasi terhadap hasil produksi (output), yaitu:
a) Hasil produksi meningkat
Terjadi jika kenaikan harga barang-barang lebih cepat daripada kenaikan
gaji atau upah sehingga keuntungan pengusaha lebih meningkat.
Peningkatan keuntungan, mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak
sehingga hasil produksi pun meningkat.
b) Hasil produksi menurun
Terjadi jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiperinflasi). Dalam
hiperinflasi masyarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai
riilnya yang semakin merosot. Karena tidak memegang uang tunai,
pertukaran cenderung dilakukan dengan cara barter. Hal ini membuat
produsen tidak bersemangat memproduksi sebab hasil produksi akan kurang
laku, dan akibat selanjutnya hasil produksi pun turun.
2) Dampak inflasi terhadap bentuk penanaman modal
Pada masa inflasi, para pemilik modal (uang) lebih suka menanamkan
modalnya dalam bentuk pembelian harta-harta tetap seperti tanah dan
rumah serta benda-benda berharga lain seperti emas dan mutiara. Mengapa
demikian? Karena pada masa inflasi, nilai barang akan terus naik
(semakin mahal), sedangkan nilai uang akan semakin turun. Oleh karena
itu, pada masa inflasi para pemilik modal menyelamatkan uang mereka
dengan cara membeli harta-harta tetap dan benda-benda berharga.
3) Dampak inflasi terhadap perdagangan internasional
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam
negeri akan lebih mahal dibandingkan produksi luar negeri sehingga
barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar
negeri. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor
sehingga neraca perdagangan kita mengalami defisit, dan defisit ini bisa
menghabiskan cadangan devisa negara.
4) Dampak inflasi terhadap efisiensi
Inflasi bisa berdampak pada efisiensi produksi. Bagaimana caranya?
Pertama-tama, inflasi mengakibatkan perubahan pada daya beli
masyarakat. Bagi masyarakat yang dirugikan oleh inflasi (seperti pegawai
yang berpendapatan tetap), inflasi telah menurunkan daya beli. Bagi
masyarakat yang diuntungkan oleh inflasi (seperti pedagang yang
persentase pendapatannya naik melebihi persentase inflasi), inflasi
telah menaikkan daya beli. Adanya daya beli yang turun dan naik, membuat
produsen sulit meramalkan struktur permintaan. Ketidakpastian struktur
permintaan yang harus dipenuhi bisa mengakibatkan inefisiensi
(pemborosan) dalam proses produksi.
5) Dampak inflasi terhadap penghitungan harga pokok
Inflasi bisa menyulitkan para produsen dalam menghitung harga pokok
produksi. Sebab, persentase kenaikan inflasi sering tidak teratur.
Akibatnya, penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat (terlalu kecil
atau terlalu besar). Penghitungan harga pokok yang tidak tepat pada
akhirnya menyulitkan produsen dalam menetapkan harga jual produk.
Daftar Pustaka :
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/04/dampak-inflasi.html
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.