Penyebab Inflasi
Inflasi
disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi. Penjelasan
lebih lanjut untuk kedua penyebab inflasi tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi
seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis
barang. Dalam hal ini, permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat (aggregate
demand). Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja
pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan
peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan
masyarakat (aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga naik karena
penawaran tetap.
b.
Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi
seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya
produksi terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena
keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga
bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan
terjadilah inflasi.
c.
Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah
Teori
ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah
uang yang beredar dan harga-harga. Bila jumlah barang itu tetap, sedangkan uang
beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat.
Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi misalnya kalau pemerintah
memakai sistem anggaran defisit. Kekurangan anggaran ditutup dengan melakukan
pencetakan uang baru yang mengakibatkan harga-harga naik.
Dampak inflasi Adalah Secara umum dapat dinyatakan
bahwa tidak semua inflasi berdampak negatif. Terutama jika terjadi inflasi
ringan (inflasi di bawah 10%), inflasi ringan justru dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi, karena bisa member semangat pada pengusaha, untuk lebih
memperluas produksi. Pengusaha bersemangat memperluas produksi, karena dengan
kenaikan harga yang terjadi mereka mendapat lebih banyak keuntungan. Selain
itu, perluasan produksi memberi dampak positif lain berupa penyediaan lapangan
kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika sudah di atas 10%.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Secara
Umum
Selengkapnya, dampak inflasi terhadap
perekonomian secara umum akan diuraikan berikut ini.
1) Dampak inflasi terhadap hasil produksi
(output)
Ada dua dampak inflasi terhadap hasil produksi
(output), yaitu:
a) Hasil produksi meningkat
Terjadi jika kenaikan harga barang-barang
lebih cepat daripada kenaikan gaji atau upah sehingga keuntungan pengusaha
lebih meningkat. Peningkatan keuntungan, mendorong pengusaha memproduksi lebih
banyak sehingga hasil produksi pun meningkat.
b) Hasil produksi menurun
Terjadi jika inflasi sudah terlalu tinggi
(hiperinflasi). Dalam hiperinflasi masyarakat tidak suka memiliki uang tunai,
karena nilai riilnya yang semakin merosot. Karena tidak memegang uang tunai,
pertukaran cenderung dilakukan dengan cara barter. Hal ini membuat produsen
tidak bersemangat memproduksi sebab hasil produksi akan kurang laku, dan akibat
selanjutnya hasil produksi pun turun.
2) Dampak inflasi terhadap bentuk penanaman
modal
Pada masa inflasi, para pemilik modal (uang)
lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta-harta tetap seperti
tanah dan rumah serta benda-benda berharga lain seperti emas dan mutiara.
Mengapa demikian? Karena pada masa inflasi, nilai barang akan terus naik
(semakin mahal), sedangkan nilai uang akan semakin turun. Oleh karena itu, pada
masa inflasi para pemilik modal menyelamatkan uang mereka dengan cara membeli
harta-harta tetap dan benda-benda berharga.
3) Dampak inflasi terhadap perdagangan
internasional
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga
barang-barang produksi dalam negeri akan lebih mahal dibandingkan produksi luar
negeri sehingga barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing dengan
produksi luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai
impor sehingga neraca perdagangan kita mengalami defisit, dan defisit ini bisa
menghabiskan cadangan devisa negara.
4) Dampak inflasi terhadap efisiensi
Inflasi bisa berdampak pada efisiensi
produksi. Bagaimana caranya?
Pertama-tama, inflasi mengakibatkan
perubahan pada daya beli masyarakat. Bagi masyarakat yang dirugikan oleh
inflasi (seperti pegawai yang berpendapatan tetap), inflasi telah menurunkan
daya beli. Bagi masyarakat yang diuntungkan oleh inflasi (seperti pedagang yang
persentase pendapatannya naik melebihi persentase inflasi), inflasi telah
menaikkan daya beli. Adanya daya beli yang turun dan naik, membuat produsen
sulit meramalkan struktur permintaan. Ketidakpastian struktur permintaan yang harus
dipenuhi bisa mengakibatkan inefisiensi (pemborosan) dalam proses produksi.
5) Dampak inflasi terhadap penghitungan harga
pokok
Inflasi bisa menyulitkan para produsen dalam
menghitung harga pokok produksi. Sebab, persentase kenaikan inflasi sering tidak
teratur. Akibatnya, penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat (terlalu kecil
atau terlalu besar). Penghitungan harga pokok yang tidak tepat pada akhirnya
menyulitkan produsen dalam menetapkan harga jual produk.
Dampak Inflasi terhadap Individu dan Masyarakat
Selain berdampak terhadap perekonomian secara
umum, inflasi juga berdampak terhadap individu dan masyarakat. Dampak tersebut
adalah sebagai berikut.
1) Dampak inflasi terhadap pendapatan
masyarakat
Bagi masyarakat yang berpendapatan tetap, terjadinya
inflasi sangat merugikan karena pendapatan riil menurun. Sebelum inflasi, untuk
membeli 40 kg beras diperlukan uang Rp100.000,-. Setelah inflasi, beras 40 kg
harus dibeli dengan uang Rp120.000,- karena harga beras telah naik dari
Rp2.500,- per kg menjadi Rp3.000,- per kg. Hal ini jelas sangat merugikan,
karena sebenarnya yang naik bukan hanya beras, tetapi hampir semua jenis
barang. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mereka yang berpendapatan tetap jika
terjadi inflasi berkepanjangan.
Sedangkan bagi masyarakat yang berpendapatan
tidak tetap, inflasi bisa sangat merugikan atau bisa juga tidak merugikan. Bagi
masyarakat yang berpendapatan rendah dan tidak tetap seperti tukang becak,
tukang sayur, penyemir sepatu dan kuli angkat, inflasi jelas sangat merugikan.
Pendapatan yang rendah dan tidak menentu jumlahnya tentu sangat membebani
mereka dalam mengatur pendapatan tersebut agar bisa bertahan hidup. Adapun bagi
masyarakat yang berpendapatan tinggi dan tidak tetap seperti para pedagang
besar, inflasi dianggap tidak begitu merugikan, karena dengan pendapatan yang
tinggi mereka masih bisa membeli berbagai kebutuhan hidup. Apalagi jika
pendapatan mereka pada masa inflasi mengalami kenaikan yang persentasenya lebih
besar dibandingkan persentase kenaikan inflasi.
2) Dampak inflasi terhadap minat menabung
Pada masa inflasi, nilai riil tabungan
merosot. Walaupun bank memberikan bunga, tetapi bisa jadi persentase bunga yang
diberikan hamper sama dengan persentase inflasi. Misalnya, seseorang menabung
dalam bentuk deposito dengan bunga 14% per tahun. Jika tingkat inflasi sebesar
13% per tahun, berarti bunga deposito yang dia peroleh hanya 1% (14% – 13%).
Dengan demikian, pada masa inflasi masyarakat tidak berminat untuk menabung.
Dampak Inflasi terhadap Kehidupan Politik,
Berbangsa dan Bernegara
Dampak inflasi ternyata tidak terbatas pada
kehidupan perekonomian saja, tetapi juga pada kehidupan politik, berbangsa dan
bernegara. Adanya inflasi apalagi hiperinflasi, mampu menurunkan kepercayaan
masyarakat pada pemerintah sehingga timbul berbagai demonstrasi yang menuntut
turunnya pemerintah. Kita tentu masih ingat peristiwa Tritura. Selain itu,
inflasi juga telah memicu beberapa peristiwa di Indonesia yang ditandai dengan
bergantinya presiden dan pemerintahannya yang terjadi saat Indonesia mengalami
krisis moneter.
Inflasi juga mampu memengaruhi tingkat
keamanan dalam negeri. Daya beli masyarakat yang menurun drastis, telah
menambah angka kemiskinan, bertambahnya angka kemiskinan akhirnya bisa menambah
angka kejahatan seperti pencurian dan perampokan. Oleh karena itu, untuk
mengatasi akibat negatif inflasi, selain melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi,
pemerintah juga harus melakukan kebijakan yang mendorong kegiatan-kegiatan
keagamaan di seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan, sekaligus mengurangi terjadinya kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.