.

Kamis, 08 Juni 2017

Cara Mengatasi Inflasi



Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa bukan tinggi-rendahnya tingkat harga, artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi ialah indikator untuk melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi bila proses kenaikan harga berlangsung dengan secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Jadi istilah inflasi ini juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan unag yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi dua yang paling sering digunakan ialah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi bila kenaikan harga berada dibawah angka 10% setahun, inflasi sedang antara 10%-30% setahun, inflasi berat antara 30%-100% setahun dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada diatas 100% setahun.

Cara mengatasi inflasi :
Untuk mengatasi inflasi pada intinya pemerintah dapat melakukan tiga hal yaitu :
  • Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.
  • Memperbanyak jumlah berang dan jasa.
  • Dengan menetapkan harga maksimum ( agar harga tidak terus naik )

Kebijakan Moneter yang Bersifat Mengurangi Jumlah Uang Beredar
Untuk mengatasi inflasi, tentu digunakan kebijakan moneter yang bersifat mengurangi jumlah uang beredar, yang meliputi:

1) Kebijakan Pasar Terbuka, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual SBI (Surat Bank Indonesia). Dengan menjual SBI, Bank Sentral akan menerima uang dari masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
2) Kebijakan Diskonto, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menabung di bank lebih banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
3) Kebijakan Cadangan Kas, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga, bank umum harus menahan uang lebih banyak di bank sebagai cadangan. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
4) Kebijakan Kredit Selektif, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
5) Sanering, yaitu kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah mengalami hiperinflasi (inflasi di atas 100%). Dengan memotong nilai mata uang maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.
6) Menarik atau memusnahkan uang lama, yaitu kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menarik atau memusnahkan uang lama seperti uang logam Rp5,00; Rp10,00 dan Rp25,00 serta uang kertas Rp100,00.
7) Membatasi pencetakan uang baru.
Untuk mengatasi inflasi pemerintah harus membatasi pencetakan uang baru, agar jumlah uang yang beredar tidak semakin bertambah.

Kebijakan Fiskal (Kebijakan Anggaran)

Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan kebijakan fiskal sebagai berikut:

1) Mengurangi pengeluaran pemerintah.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang dan jasa berkurang, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
2) Menaikkan tarif pajak.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Kenaikan tarif pajak akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan harga-harga.

Kebijakan Bukan Moneter Dan Bukan Fiskal
Selain dengan kebijakan moneter dan fiskal untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menjalankan kebijakan berikut ini.
  • Menambah Hasil Produksi
Untuk menambah hasil produksi pemerintah dapat memberikan subsidi dan premi atau membuat peraturan yang mendorong pengusaha-pengusaha menjadi lebih produktif sehingga mampu menambah hasil produksi. Dengan bertambahnya hasil produksi berupa barang dan jasa diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar.
  • Mempermudah Masuknya Barang Impor
Dengan masuknya barang impor jumlah barang yang masuk ke dalam negeri menjadi lebih banyak dan diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar. Untuk mempermudah masuknya barang impor dapat melalui penurunan bea masuk impor dan mempermudah aturan impor.
  • Tidak Mengimpor Barang-Barang Dari Negara Yang Sedang Mengalami Inflasi
Untuk mencegah menularnya imported inflation ( inflasi dari luar negeri ) sebaiknya pemerintah tidak mengimpor barang-barang dari negara yang sedang mengalami inflasi yang umumnya menjual barang dengan harga lebih mahal.
  • Dengan Menetapkan Harga Maksimum
Agar harga tidak terus-menerus naik, pemerintah dapat menerapkan harga maksimum sehingga produsen ( penjual ) tidak bisa menjual melebihi harga maksimum.
  • Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
Penimbunan barang dapat menyebabkan langkanya barang dipasaran sehingga memicu kenaikan harga-harga. Dengan melarang penimbunan berarti mencegah kenaikan harga-harga.
  • Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
Dengan menjaga kestabilan tingkat upah ( tidak membiarkan upah naik terus-menerus ) maka kenaikan biaya produksi dapat ditekan.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.