Oleh: Muhammat Fauzi
Perekonomian Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara merupakan daerah hasil
pemekaran dari Provinsi Maluku yang resmi berpisah pada tanggal 12 Oktober
1999. Provinsi Maluku Utara berada diantara 3º Lintang Utara sampai 3º Lintang
Selatan dan 124º – 129º Bujur Timur. Provinsi Maluku Utara merupakan daerah
kepulauan yang terdiri dari 805 buah pulau besar dan kecil, sekitar 82 pulau
yang dihuni dan 723 pulau yang belum dihuni.
Luas wilayah Provinsi Maluku Utara 145.801,10
km2, terdiri dari luas lautan 113.796,53 km2 atau 69,08 persen dan luas daratan
32.004,57 km 2 atau 30,92 persen.
Pergerakan perekonomian daerah di
Maluku Utara sebagian besar bersumber dari perekonomian rakyat yang bertumpu
pada sektor pertanian, perikanan dan jenis hasil laut lainnya. Komoditas utama
yang mendukung nadi perekonomian di Maluku Utara meliputi:
- Kopra
- Buah Pala
- Cengkeh
- Perikanan, yang sebagian telah diekspor ke Jepang
- Emas
- Nikel, yang sebagian telah diekspor ke Jepang
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Membaik
Ternate (Antara Maluku) - Bank Indonesia
(BI) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara (Malut), pada triwulan
II 2013 sebesar 6,3 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional 5,8 persen..
Pertumbuhan ekonomi masih disumbang
besar dari sektor pertambangan, sementara sektor lain terus memberikan
sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi, namun belum terlalu signifikan.
Pada 2011 inflasi terjadi sebesar 4,57
persen, sementara secara tahunan inflasi pada Juli 2013 tercatat sebesar 7,68
persen dengan faktor penyebab terbesar adalah dampak lanjutan naiknya harga
BBM, permintaan selama Ramadhan dan Idul Fitri serta kondisi cuaca yang
menghambat distribusi barang dan jasa.
Ekonomi Kreatif Kunci
Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara
Ekonomi kreatif merupakan aktivitas
ekonomi yang dihasilkan sebagai output dari daya pikir, kreativitas, ide yang
bersifat inovatif dan mengelaborasikannya dengan kemajuan teknologi informasi.
Begitu ketatnya persaingan ekonomi di antara negara-negara maju dan berkembang
saat ini, ekonomi kreatif berada pada posisi kunci, terutama bagi Indonesia.
Ketersediaan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang didukung dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang memadai, program ekonomi
kreatif sangat potensial untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Seperti halnya bila ekonomi kreatif dikembangkan di wilayah Maluku Utara,
pengembangan ekonomi kreatif hingga kini terus dilanjutkan oleh pemerintah.
Mengingat pula pertumbuhan ekonomi Maluku Utara juga semakin membaik dan
menunjukkan kualitasnya. Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS)
Maluku Utara, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun 2015 adalah sebesar 6,10
persen. Kondisi ini terlihat lebih baik daripada tahun 2014 yang hanya sebesar
5,48 persen.
Ekonomi Malut tahun 2015 tumbuh 6,10 persen, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,48 persen
Ekonomi Malut tahun 2015 tumbuh 6,10 persen, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,48 persen
Badan
Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat ekonomi daerah ini tumbuh
6,10 Persen, yang berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp 26.631,6 miliar.
"Ekonomi Malut tahun 2015 tumbuh 6,10 persen, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,48 persen," kata Kepala BPS Provinsi Malut, Misfaruddin, di Ternate.
"Ekonomi Malut tahun 2015 tumbuh 6,10 persen, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,48 persen," kata Kepala BPS Provinsi Malut, Misfaruddin, di Ternate.
"Struktur
perekonomian Malut menurut lapangan usaha tahun 2015 didominasi oleh tiga
lapangan usaha utama yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (24,84 persen).
Perda- gangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor (17,38 persen) dan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (17,09
persen),"
Selain
itu, ekonomi Malut pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 6,05 persen bila
dibandingkan triwulan IV-2015 (y-on-y).
Pertumbuhan didukung oleh seluruh lapangan usaha.
Konstruksi merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 13,13 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar sebesar 13,04 persen dan Jasa Pendidikan sebesar 12,21 persen.
"Struktur perekonomian Malut pada triwulan IV-2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (23,96 persen), Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (18,53 persen) dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (17,31 persen),"
Pertumbuhan didukung oleh seluruh lapangan usaha.
Konstruksi merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 13,13 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar sebesar 13,04 persen dan Jasa Pendidikan sebesar 12,21 persen.
"Struktur perekonomian Malut pada triwulan IV-2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (23,96 persen), Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (18,53 persen) dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (17,31 persen),"
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 tercatat sebesar 6,54% (yoy)
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,61% (yoy). Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2016 bersumber dari
terjaganya tingkat konsumsi masyarakat dan adanya perbaikan perdagangan luar
negeri Maluku Utara pada triwulan tersebut. Namun demikian, kontraksi konsumsi
pemerintah dan perlambatan konsumsi rumah tangga masih membayangi pertumbuhan
tersebut. Sementara itu dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan sektor
pertanian, pertambangan, dan perdagangan besar dan eceran menjadi motor utama
penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016. Kestabilan harga-harga
produk pertanian menjaga pendapatan petani dari subsektor tabama dan
hortikultura pada level yang baik. Selain itu, peningkatan permintaan produk
rempah-rempah dan kopra dari Jawa Timur menyebabkan pendapatan dari subsektor
tanaman perkebunan tersebut pada level yang tinggi.
HAMBATAN PEMBANGUNAN MALUKU UTARA
Kendala
Upaya
pembangunan daerah di Propinsi Maluku dihadapkan kepada berbagai kendala yang
erat kaitannya dengan kondisi geografis
dengan karakteristik wilayah yang kurang menguntungkan, antara lain karakteristik fisik wilayah yang terdiri atas
ratusan pulau besar dan kecil yang dipisahkan
oleh perairan laut dalam yang luas, keterpencaran lokasi (jarak), keterbatasan
areal lahan yang dapat dibudidayakan, dan adanya beberapa kawasan rawan bencana
alam, terutama letusan gunung api yang menjadi kendala bagi pengembangan kegiatan produktif serta bagi pengembangan prasarana dan sarana dasar pembangunan, khususnya
sistem transportasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN DAERAH
a.
Pelaksanaan Otonomi di Daerah
Dalam rangka memperkukuh negara
kesatuan serta memperlancar penyelenggaraan
pembangunan nasional, kemampuan pelaksanaan pemerintahan di daerah
tingkat I dan daerah tingkat II Propinsi
Maluku, terutama dalam penyelenggaraan tugas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan pembantuan ditingkatkan agar makin mewujudkan otonomi yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung
jawab.
b.
Pengembangan Sektor Unggulan
Dalam upaya
mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan, kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas sektor unggulan yang diprioritaskan di Propinsi
Maluku. Pembangunan pertanian dan industri serta sektor produktif lainnya akan
ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi.
c.
Pengembangan Usaha Nasional
Pengembangan usaha nasional yang
meliputi usaha menengah dan kecil, koperasi, badan usaha milik negara
(BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD), serta usaha swasta diarahkan
agar mampu tumbuh menjadi penggerak utama
pembangunan ekonomi daerah, serta memperluas kesempatan usaha dan
lapangan kerja menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri.
d.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan
sumber daya manusia di Propinsi Maluku diarahkan untuk mewujudkan manusia
berakhlak, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menanamkan
sejak dini nilai-nilai agama dan moral, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa,
baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan
luar sekolah, serta pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Demikian pula, pengembangan sumber daya manusia
diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan, melalui
peningkatan kualitas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun
pendidikan agama, serta pelayanan kesehatan
dan sosial kepada masyarakat melalui peningkatan ketersediaan dan
sebaran prasarana dan sarana dasar secara makin berkualitas dan merata.
e. Kependudukan
Kebijaksanaan di bidang kependudukan
di Daerah Tingkat I Maluku diarahkan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk di daerah yang mempunyai kepadatan
dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta mengarahkan persebaran
penduduk yang lebih merata terutama ke daerah jarang penduduk, dengan memperhatikan kemampuan daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan hidup.
f. Pengembangan
Prasarana dan Sarana Ekonomi
Pengembangan
prasarana dan sarana ekonomi, khususnya transportasi, di Daerah Tingkat I
Maluku diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, efisiensi pemanfaatan,
kualitas pelayanan, keterjangkauan pelayanan,
dan efektivitas operasi dan pemeliharaan
berbagai prasarana dan sarana ekonomi tersebut. Dalam Repelita VI sistem
transportasi dikembangkan secara lebih luas
dan terpadu terutama dengan mengembangkan pengembangan transportasi antarmoda dan antarpulau yang efisien, yang dapat
menjangkau pula daerah terisolasi dan terbelakang.
h.
Pengembangan Kawasan Andalan
Kawasan andalan dikembangkan secara
terencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana tata ruang daerah,
keterkaitan kota dengan daerah penyangganya, pertumbuhan penduduk,
pengelolaan dan pembangunan lingkungan permukiman, lingkungan
usaha, dan lingkungan kerja.
Daftar Pustaka
-
Anonim. 2017. Potensi di Tiap KabKota
Provinsi Maluku Utara. Bkpmprovmalut. Maluku Utara.
-
Anonim.
2017. Profil Provinsi Maluku Utara. Bpkp. Jakarta.
-
Ade
Nursiyono, Joko. 2016. Ekonomi Kreatif Kunci Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara.
Kompasmania. Indonesia.
-
Fatah,
Abdul. 2013. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Membaik. Antaramaluku.
Maluku.
-
Burhani,
Ruslan. 2016. Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 610 Persen. Antaranews. Indonesia.
-
Anonim.
2017. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku Utara Februari 2017.
Bankindonesia. Indonesia.
-
Hikmaningtyas.
2011. Perkembangan Ekonomi. Anonim. Indonesia,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.