Pembangunan ekonomi suatu wilayah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Indikator hasil pembangunan ekonomi dapat dicerminkan oleh pertumbuhan ekonomi yang akan menentukan kebijakan pembangunan di waktu mendatang. Potensi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kuantitas maupun kualitas dari sumber daya yang dimilikinya, baik itu sumberdaya fisik berupa tanah yang subur, kandungan mineral dan bahan mentah bernilai ekonomis lainnya maupun sumber daya manusia yang meliputi jumlah penduduk, tingkat keahlian, budaya dan pandangan hidup mereka (todaro,2006,54).
Ketersediaan infrastruktur memiliki peran penting sebagai
salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi guna mempercepat proses pembangunan
ekonomi. Perbaikan infrastruktur pada umumnya dapat meningkatkan mobilitas
penduduk, mempercepat laju pengangkutan barang, dan meningkatakan kualitas dan
kuantitas sarana pembangunan. Infrastruktur yang berperan secara langsung
adalah infrastruktur sosial dan ekonomi. Infrastruktur ekonomi merupakan
infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas perekonomian, meliputi
public utilities (listrik, air, sanitasi dan gas) dan public work (jalan,
bendungan, irigasi, dan drainase). Infrastruktur sosial meliputi pendidikan,
kesehatan dan perumahan (World Bank,1994).
Pembangunan daerah Banten lebih didasarkan pada orientasi
output dibandingkan pemerataan yang tercermin
dari kondisi antara Banten Utara dengan Banten Selatan. Banten Banten
Utara memiliki beberapa infrastruktur seperti Bandara Soekarno Hatta dengan
lapangan terbang terbesar dan paling sibuk di Indonesia dan Pelabuhan Merak sebagai penyeberangan
terbesar di Indonesia. Begitu juga dengan pusat perbelanjaan yang menjamur di
kota Tangerang, kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang.Namun, sangat
bertolak belakang dengan kondisi di Banten Selatan yang jauh tertinggal.
Secara geografis, Banten memiliki posisi yang strategis
dimana menjadi penghubung antara Jawa dan Sumatera. Dengan posisi yang sangat
strategis dan potensial secara ekonomi, Banten mejadi salah satu daerah tujuan
investasi di Indonesia.
Hasil Survei Perekonomian Oleh Pemerintahaan Banten
Gubernur Banten Rano Karno meminta kepada Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Banten menjalankan Sensus Ekonomi 2016 dari 1 – 31 Mei
mendatang secara maksimal sekaligus mengawasi petugas sensus di lapangan.
Sensus ini memiliki arti penting, salah satunya untuk
pengukuran kegiatan usaha di Indonesia, khususnya di Banten.
“Data hasil sensus ekonomi akan menjadi data yang paling
lengkap di bidang ekonomi, sehingga akan digunakan untuk memperbaharui data
lainnya.
Salah satunya adalah data produk domestik regional bruto
(PDRB) yang menjadi indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi, pendapatan
perkapita, serta struktur perekonomian,” ujar Gubernur
Terkait, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten, menurut
Rano, dalam 5 tahun terakhir laju pertumbuhan ekonomi di Banten selalu di atas
pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan adanya sensus ekonomi ini diharapkan laju
positif tersebut terus berkelanjutan.
“Pada Tahun 2015, ekonomi di Banten masih tumbuh 5,4 persen,
sementara perekonomian nasional hanya tumbuh 4,8 persen,” ujarnya.
Banten membutuhkan Infrastruktur yang lebih baik
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung diyakini mampu
menggeliatkan perekonomian Indonesia, khususnya Provinsi Banten dan sekitarnya.
Pemerintah Daerah berharap hadirnya KEK Tanjung Lesung mampu meningkatkan
kesejahteraan dan menumbuhkan industri-industri di kawasan ini. Tidak hanya itu
KEK Tanjung Lesung diharapkan dapat menyerap kunjungan wisatawan lokal maupun
asing, dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut Pemerintah Provinsi
Banten perlu meningkatkan intensitas pembangunan khususnya pembangunan
infrastruktur yang lebih banyak lagi, guna mendukung Kawasan Ekonomi tersebut,
demikian disampaikan Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Taufik Widjoyono, yang dikutip dalam laman PU, Kamis (12/5).
Dengan dikembangkannya lebih banyak lagi infrastruktur di
kawasan ekonomi tersebut juga dapat berdampak kepada pengurangan tingkat
kemiskinan di Lintas Selatan yang memiliki tingkat kepadatan masyarakat yang
tinggi.
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur daerah di Indonesia
khususnya juga Provinsi Banten perlu mendapat perhatian khusus dan serius.
Karena sebagian besar aset infrastruktur di daerah mampu menunjang
sektor-sektor strategi seperti pertanian, pariwisata, industri, jasa,
perdagangan, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Kurangnya pengembangan dan pembangunan infrastruktur di
daerah-daerah maka pengembangan wilayah yang seimbang dan daya saing ekonomi
sebagai prasyarat keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat akan
sulit diwujudkan.
Pelaku jasa konstruksi merupakan komponen yang sangat
penting karena tanpa itu tidak akan terwujud apa yang diinginkan. Dan tentunya
juga para pelaku jasa konstruksi diharapkan dapat menggunakan potensi yang ada
untuk menghasilkan pembangunan yang berkualitas, serta menghasilkan
produk-produk yang bermanfaat.
Kementerian PUPR berharap pembangunan infrastruktur daerah
di Provinsi Banten harus terus ditingkatkan dan penyelenggaraannya harus
dilaksanakan bersama, dan juga harus dilakukan terus menerus oleh semua pihak
terkait, dalam rangka meningkatkan pelayanan infrastruktur daerah sebagai
bagian dari pelayanan infrastruktur nasional.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
perekonomian daerah yang berdampak kepada kesejahteraan masyarakat daerah.
Prediksi Kedepanya untuk Banten
Asda II Pemprov Banten Eneng Nurcahyati menegaskan
optimismenya untuk menatap perekonomian Banten di tahun 2017 mendatang.
“Ya harus optimis, karena menurut Bapak Presiden menghadapi
pertumbuhan ekonomi global yang diisukan akan terjadi perlambatan dan
sebagaianya, beliau optimis dan kita juga harus optimis. Artinya, kalau kita
memiliki sikap optimis ini kita akan memiliki aura positif dan energi untuk
berbagai upaya bekerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah
kabupaten kota dan melibatkan berbagai unsur untuk bagaimana perekonomian di
Banten menjadi lebih baik,” katanya seusai pertemuan tahunan Bank Indonesia 2016
dengan tema “Mengoptimalkan Potensi Memperkuat Resilensi” di Ratu Bidakara Hotel, Kota Serang, Kamis
(1/12).
Menurutnya, terdapat
tiga aspek yang dimiliki oleh Provinsi Banten yakni geografi, demografi dan
histori. “Ekonomi Banten perlu didorong dari tiga aspek di atas. Karena ekonomi
Banten memiliki semuanya. Secara histori, misalnya, Banten memiliki kejayaan di
masa lalu.
Secara geografi, Banten memang salah satu provinsi di Pulau
Jawa yang strategis, karena satu-satunya Provinsi yang menghubungkan Pulau
Sumatera. Maka diharapkan hal tersebut dapat membangun perekonomian di Banten,”
ujarnya.
“Ini bisa dimanfaatkan oleh perbankan dalam berpartisipasi
dalam pembangunan. Tentu ada proyek provinsi dan kabupaten kota. Dengan
demikian kebijakan ini juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi
masyarakat,” imbuhnya.
Terkait pungutan liar, ia menjelaskan, pihaknya melalui
aparat penegak hukum telah melakukan langkah-langkah dengan membentuk tim
pengawas pungli di daerah.
“Dalam pemerintahan, kami juga fokus dalam penanganannya di
Banten. Karena ada koprs KPK untuk perbaikan Banten. Diharapkan Banten menjadi
contoh dalam perekomian nasional mendatang,” katanya.
Perekonomian Provinsi Banten sejak 2012 hingga 2015, secara
umum mengalami perlambatan seiring perlambatan ekonomi dunia dan ekonomi
Indonesia. Perlambatan tersebut terlihat dari data pertumbuhan ekonomi Banten
tahun 2012 dan 2013 yang lebih dari 6% yaitu berturut-turut 6,83% (yoy) dan
6,67% (yoy).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten Budiharto
Setyawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2014 dan 2015 lebih
rendah, masing-masing 5,47% (yoy) dan 5,37% (yoy).
“Meskipun melambat perekonomian Banten periode 2012-2015,
tapi mampu tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional,” katanya, Kamis
(1/12).(PPID)
Daftar Pustaka :
PPID UMUM. 2016. Perekonomian Banten 2017 Diprediksi Makin
Membaik. http://biroumum.bantenprov.go.id/new/read/berita/236/Perekonomian-Banten-2017-Diprediksi-Makin-Membaik.html.
(Diakses pada 17-04-2017)
Purba, A. 2016. Pertumbuhan Ekonomi, Provinsi Banten Perlu
Tingkatkan Infrastruktur. http://beritadaerah.co.id/2016/05/13/pertumbuhan-ekonomi-provinsi-banten-perlu-infrastruktur-lebih-banyak/.
(Diakses pada 17-04-2017)
Manurung. Lundu. 2016. Perekonomian Banten. http://langitindonesiabaru.blogspot.co.id/2016/01/perekonomian-banten.html.
(Diakses pada 17-04-2017)
Nopita, Lili. 2016. Pertumbuhan Ekonomi di Banten Melesat. http://bantenterkini.com/pertumbuhan-ekonomi-di-banten-melesat/.
(Diakses pada 17-04-2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.