Mind Map Perilaku-perilaku Konsumen Industri |
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Model Perilaku Konsumen
Model
perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10)menerangkan bahwa
keputusan konsumen dalam pembelian selaindipengaruhi oleh karakteristik
konsumen, dapat dipengaruhi olehrangsangan perusahaan yang mencakup
produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling
mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan
pembelian yang didasarkanpada pilihan produk, pilihan merek, pilihan
penyalur, waktu pembelian,jumlah pembelian.
Dua wujud Konsumen :
1. Personal Konsumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaanya sendiri.
2. Organizational Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Perilaku konsumen rasional
- Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
- Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
- Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin atau baik.
- Harga suatu produk sesuai dan setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh konsumen.
- Perilaku konsumen irasional
- Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan dari suatu produk baik melalui media cetak, elektronik atupun sosial.
- Merk yang dimiliki hanya merk terkenal
- Mengutamakan gengsi atau prestise
Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor-faktor Budaya
a. Budaya
: Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang
dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting
lain.
b. Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
c. Kelas
Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan
relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang
serupa.
2. Faktor-faktor Sosial.
a. Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
b. Keluarga.
c. Peran
dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan
untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa
status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh
masyarakat.
3. Faktor-faktor Pribadi
a. Umur dan Tata Siklus Hidup,
b. Pekerjaan.
c. Situasi Ekonomi.
d. GayaHidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
e. Kepribadian
dan Konsep Diri. (Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang
menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap
lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang
dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
b. Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
d. Keyakinan
dan Sikap, (keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan
seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap
suatu objek atau ide ).
Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dapat dibedakan dalam beberapa kategori menurut dasar :
1. Usaha Pemecahan Masalah yang Dihadapi Calon Pembeli :
a. Perilaku Respon Rutin (Routinezed Response Behavior)
Adalah
perilaku pembelian rutin untuk persoalan yang sering dihadapi.Umumnya
frekuensi kebutuhan produk tinggi, misalnya kebutuhan barang-barang
sehari-hari contohnya makanan, sabun.
b. Perilaku Pemecahan masalah yang terbatas (Limited Problem Solving)
Adalah perilaku pembelian yang memerlukan usaha pemecahan persoalan yang terbatas.Frekuensi pembeliannya tidak begitu tinggi.
c. Perilaku Pemecahan Masalah yang Ekstensif (Extensive Problem Solving)
Adalah perilaku pembelian untuk mengatasi persoalan yang sangat tidak rutin.Frekuensi pembelian sangat jarang.
2. Keterlibatan Pembeli dan Perbedaan Merk Produk Yang Hendak Dipilih untuk Dibeli :
a. Perilaku Pembelian yang Kompleks
b. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
c. Perilaku Pembelian Menekan Ketidaksesuaian
d. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku Konsumen Luar Negeri
Di dalam kegiatan ekonomi, konsumen berperan sebagai pengguna atau pemakai barang maupun jasa yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi yang lain.
Peranan masing-masing pelaku ekonomi yaitu sebagai berikut :
1. Rumah Tangga Konsumen (RTK) yang menghasilkan faktor-faktor produksi menjualnya ke pasar produksi.
2. Rumah
Tangga Produsen (RTP) membeli faktor-faktor dari rumah tangga dan
memberikan uang sebagai balas jasa rumah tangga. Selanjutnya perusahan
memproduksi barang/jasa dan dijual ke pasar barang atau ekspor.
3. Pemerintah memperoleh pendapatan dari penerimaan pajak pribadi, pajak usaha, bea masuk, dan sumber lain.
4. Rumah
tangga luar negeri dalam bidang ekonomi melalui kegiatan ekspor dan
impor serta kegiatan lain yang menguntungkan tiap Negara.
Umumnya negara sedang berkembang lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka, yaitu melakukan hubungan ekonomi
dengan luar negeri. Kebijakan ini akan membuka akses pasar ekspor bagi
produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan barang modal
dan bahan baku industri dari negara-negara lain.
Selain
menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan
meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi dornotik.
Umumnya, negara sedang berkembang mengekspor hasil-hasil sektor primer
(pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang telah
ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand misalnya,
sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa dari
ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang
besar dari ekspor tekstil.
Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-barang yang diimpor. Tujuan
utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia, pengembangan industri
tekstil pada awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap substitusi
impor terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya menempuh strategi
promosi ekspor.
Tapi
kalau cari produk asli Indonesia, tentu sulit. Karena terlalu banyak
barang sandang yang bermerk Cina dan luar lainnya dan tentunya dengan
harga yang sangat miring.Kenyataannya sebagian besar masyarakat
Indonesia memang suka membeli barang murah, tak peduli itu barang
bajakan.Lalu bagaimana dengan kalangan atas yang sudah terjangkit pola
hidup jetset-nya?Kebalikannya, mereka justru sangat cinta dengan segala
barang bermerk mahal.Tak sedikit juga yang akhirnya menjadi apatis
dengan nasib perekonomian dan pasar Indonesia.warga kalangan atas
Indonesia yang dengan santainya menggesek kartu kredit di mall demi
mendapatkan barang-barang bernilai jutaan rupiah. Ketika termanjakan
dengan limpahan uang, mereka jadi tak punya kontrol diri dalam
berbelanja.Berapapun harganya, kalau sudah terlanjur suka, ya dibeli.
Penduduk
Indonesia memang terkenal sebagai konsumen paling aktif di Asia.Rasa
gengsi akibat tuntutan lingkungan, penyakit shopaholic, dan didikan yang
kurang mengenai kebijakan berbelanja menjadi beberapa faktor utamanya.
Butik dan mall di Singapura, Korea, Italia, Hongkong, Australia, dan AS
pun memiliki daftar pembeli tetap yang sebagian besarnya adalah penduduk
Indonesia. Konsumen Indonesia punya kebiasaan memborong barang-barang
edisi terbaru, tak berniat menawar, dan kembali lagi kalau puas dengan
pelayanannya.Hal ini yang dimanfaatkan oleh butik-butik luar negeri
untuk selalu mengajak konsumen Indonesia mampir lagi.Itu karena uang
konsumen Indonesia banyak memakmurkan brand luar negeri.
Nah itulah sedikit pembahasan tentang perilaku-perilaku konsumen dalam industri. Cukup sekian dulu guys, tunggu tulisan-tulisan gue selanjutnya. Semoga bermakna...
Sumber:
http://elmagustriyani.blogspot.co.id/2013/11/perilaku-konsumen-dan-pembeli-industri.html [Diakses 21 Maret 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.