.

Minggu, 19 Maret 2017

Permintaan Mintak Goreng di Indonesia

@A08-Satria

Oleh : Satria Ariyoga Wijaya


ABSTRAK
Minyak   goreng   merupakan   salah   satu kebutuhan penting untuk mengolah   bahan   makanan   pokok   yang dikonsumsi  oleh seluruh  lapisan  masyarakat  Indonesia,  baik  yang  berada  dipedesaan  maupun  di  perkotaan.
Artikel ini akan menjelaskan secara singkat tentang permintaan minyak goreng di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng di Indonesia.
Kata Kunci : Minyak goreng, Konsumen, Pemintaan.
PENDAHULUAN
Minyak Goreng adalah suatu cairan yang digunakan untuk melakukan penggorengan atau bisa juga digunakan sebagai kebutuhan lainnya. Warna dari Minyak Goreng yang beredar di pasaran adalah putih kekuningan hingga kuning keruh. Minyak Goreng berasal dari pohon kelapa sawit (Alphonsa, 2015).
Minyak   goreng   merupakan   salah   satu   bahan   makanan   pokok   yang dikonsumsi  oleh seluruh  lapisan  masyarakat  Indonesia,  baik  yang  berada  dipedesaan  maupun  di  perkotaan.  Oleh  karena  itu,  minyak  goreng  dapat  pula dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis, karena pengalaman selama ini  menunjukkan  bahwa  kelangkaan  minyak  goreng  dapat  menimbulkan  dampak ekonomis    dan    politis    yang    cukup    berarti    bagi    perekonomian    nasional (Amang, dkk, 1996).
PERMASALAHAN
Dari pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana permintaan minyak goreng di Indonesia ?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan minyak goreng ?
PEMBAHASAN
1.      Permintaan minyak goreng di Indonesia
Permintaan minyak sawit domestik sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi minyak goreng sawit walaupun tidak dapat diabaikan permintaan CPO oleh industry margarin dan sabun yang konsumsinya menigkat diatas 15 % dari tahun ke tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita, berpengaruh positif terhadap permintaan minyak sawit domestik, hal ini ditunjukan oleh koefisien yang bertanda positif sebesar 0.003 yang berarti setiap kenaikan penduduk 1.000 orang akan meningkatkan permintaan minyak sawit domestic sebesar 3 ton. Sedangkan hasil pendugaan parameter untuk pendapatan per kapita terhadap permintaan minyak sawit domestic sebesar 0,0006 menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pendapatan per kapita sebesar Rp. 1000 maka akan meningkatkan permintaan CPO domestic sebanyak 0,6 ton (Susanto, 2016).
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng
Berikut beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian atau jumlah yang diminta menurut Lipsey dkk di dalam sanusi (2003) :
a.       Harga barang itu sendiri
Naik turunya harga barang / jasa akan mempengaruhi banyak / sedikitnya jumlah permintaan atau pembelian (Djododipuro, 1991).
b.      Pendapatan
Pendapatan mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelian (Setiadi, 2003).
c.       Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang. Semakin banyak tanggungan, makan jumlah pembelian akan semakin meningkat (Sukirno, 2003)
d.      Selera
Penetu paling jelas terhadap pembelian adalah selera. Jika seorang menyukai suatu barang, maka orang tersebut akan membeli lebih banyak (Sanusi, 2003)
DAFTAR PUSTAKA

Alphonsa, Maria. 2015. “Minyak Goreng”. http://www.kerjanya.net/faq/17884-minyak-goreng.html (diakses pada tanggal 20 Maret 2017)
Amang, B. Pantjar Simatupang dan Anas Rachman. 1996. “Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia.  IPB Press. Bandung.
Susanto, Roni Dwi. 2016. “Analisis Penawaran dan Permintaan Minyak Sawit Indonesia : Dampaknya Terhadap Minyak Goreng Indonesia”. http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=72044&lokasi=lokal (diakses pada tanggal 20 Maret 2017)
Sanusi, Bachrowi. 2003. “Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar”. Universitas Trisakti. Jakarta
Djododipuro, M. 1991. “Teori Harga”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Setiadi, N.J. 2003. ”Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Kencana. Jakarta
Sukirno, S. 2003. “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”. Grafindo. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.