Oleh : Satria Ariyoga Wijaya
ABSTRAK
Minyak goreng
merupakan salah satu kebutuhan penting untuk mengolah bahan
makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia,
baik yang berada
dipedesaan maupun di
perkotaan.
Artikel ini akan menjelaskan secara singkat tentang permintaan minyak goreng di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng di Indonesia.
Artikel ini akan menjelaskan secara singkat tentang permintaan minyak goreng di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng di Indonesia.
Kata
Kunci : Minyak goreng, Konsumen, Pemintaan.
PENDAHULUAN
Minyak Goreng adalah suatu cairan
yang digunakan untuk melakukan penggorengan atau bisa juga digunakan sebagai
kebutuhan lainnya. Warna dari Minyak Goreng yang beredar di pasaran adalah
putih kekuningan hingga kuning keruh. Minyak Goreng berasal dari pohon kelapa
sawit (Alphonsa, 2015).
Minyak goreng
merupakan salah satu
bahan makanan pokok
yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia, baik
yang berada dipedesaan
maupun di perkotaan.
Oleh karena itu,
minyak goreng dapat
pula dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis, karena
pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
kelangkaan minyak goreng
dapat menimbulkan dampak ekonomis dan
politis yang cukup
berarti bagi perekonomian nasional (Amang, dkk, 1996).
PERMASALAHAN
Dari
pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana
permintaan minyak goreng di Indonesia ?
2.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi permintaan minyak goreng ?
PEMBAHASAN
1.
Permintaan
minyak goreng di Indonesia
Permintaan minyak sawit domestik
sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi minyak goreng sawit walaupun tidak
dapat diabaikan permintaan CPO oleh industry margarin dan sabun yang
konsumsinya menigkat diatas 15 % dari tahun ke tahun. Pertumbuhan jumlah
penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita, berpengaruh positif terhadap
permintaan minyak sawit domestik, hal ini ditunjukan oleh koefisien yang
bertanda positif sebesar 0.003 yang berarti setiap kenaikan penduduk 1.000
orang akan meningkatkan permintaan minyak sawit domestic sebesar 3 ton. Sedangkan
hasil pendugaan parameter untuk pendapatan per kapita terhadap permintaan
minyak sawit domestic sebesar 0,0006 menunjukan bahwa apabila terjadi
peningkatan pendapatan per kapita sebesar Rp. 1000 maka akan meningkatkan
permintaan CPO domestic sebanyak 0,6 ton (Susanto, 2016).
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan minyak goreng
Berikut beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah pembelian atau jumlah yang diminta menurut Lipsey dkk
di dalam sanusi (2003) :
a.
Harga
barang itu sendiri
Naik turunya harga
barang / jasa akan mempengaruhi banyak / sedikitnya jumlah permintaan atau
pembelian (Djododipuro, 1991).
b.
Pendapatan
Pendapatan
mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat
akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelian (Setiadi, 2003).
c.
Jumlah
Tanggungan
Jumlah tanggungan
akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang. Semakin banyak
tanggungan, makan jumlah pembelian akan semakin meningkat (Sukirno, 2003)
d.
Selera
Penetu paling jelas terhadap
pembelian adalah selera. Jika seorang menyukai suatu barang, maka orang
tersebut akan membeli lebih banyak (Sanusi, 2003)
DAFTAR PUSTAKA
Alphonsa,
Maria. 2015. “Minyak Goreng”. http://www.kerjanya.net/faq/17884-minyak-goreng.html
(diakses pada tanggal 20 Maret 2017)
Amang,
B. Pantjar Simatupang dan Anas Rachman. 1996. “Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia.
IPB Press. Bandung.
Susanto,
Roni Dwi. 2016. “Analisis Penawaran dan
Permintaan Minyak Sawit Indonesia : Dampaknya Terhadap Minyak Goreng Indonesia”.
http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=72044&lokasi=lokal
(diakses pada tanggal 20 Maret 2017)
Sanusi,
Bachrowi. 2003. “Ekonomi Mikro : Suatu
Pengantar”. Universitas Trisakti. Jakarta
Djododipuro,
M. 1991. “Teori Harga”. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta
Setiadi,
N.J. 2003. ”Perilaku Konsumen dan
Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Kencana. Jakarta
Sukirno,
S. 2003. “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”.
Grafindo. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.