Abstrak
Artikel ini meneliti konsep pasar monopolistik sebagai bentuk struktur pasar yang memadukan elemen dari pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Sebagai bentuk pasar yang dominan dalam ekonomi kontemporer, pasar monopolistik dicirikan oleh sejumlah besar penjual yang menawarkan produk dengan diferensiasi, hambatan masuk-keluar yang relatif rendah, serta kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga dalam lingkup terbatas. Melalui kajian komprehensif, artikel ini menganalisis karakteristik utama, proses penentuan harga, keunggulan dan kelemahan pasar monopolistik, serta dampaknya terhadap produsen, konsumen, dan perekonomian secara keseluruhan. Pembahasan juga mencakup ilustrasi nyata pasar monopolistik di berbagai sektor industri, pendekatan bisnis yang umumnya diimplementasikan oleh perusahaan dalam struktur pasar ini, serta regulasi pemerintah yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar monopolistik menciptakan ekosistem ekonomi yang khas dimana elemen kompetitif dan dominasi berjalan beriringan, dengan implikasi signifikan terhadap perilaku perusahaan, pengembangan produk, efisiensi alokasi sumber daya, dan kesejahteraan masyarakat.Kata Kunci: pasar monopolistik, diferensiasi produk, kompetisi, struktur pasar, mikroekonomi, strategi perusahaan, efisiensi ekonomi
1. Pendahuluan
Dalam kajian ekonomi mikro, klasifikasi struktur pasar memainkan peran fundamental dalam menentukan pola interaksi antara produsen dan konsumen, mekanisme pembentukan harga, dan proses alokasi sumber daya ekonomi. Di antara berbagai struktur pasar yang dikenal—pasar persaingan sempurna, monopoli, oligopoli, dan pasar monopolistik—struktur pasar monopolistik menempati posisi yang unik karena mengintegrasikan elemen dari pasar persaingan sempurna dan monopoli secara simultan.
Konsep pasar monopolistik pertama kali dirumuskan oleh Edward Chamberlin dan Joan Robinson pada dekade 1930-an sebagai model pasar yang lebih representatif dalam menggambarkan kondisi ekonomi aktual. Berbeda dengan pasar persaingan sempurna yang ditandai oleh produk homogen dan monopoli dengan satu produsen dominan, pasar monopolistik menggambarkan kondisi dimana terdapat banyak perusahaan yang memproduksi barang yang serupa namun memiliki perbedaan (terdiferensiasi).
Dalam konteks ekonomi global saat ini, relevansi pasar monopolistik semakin meningkat seiring dengan intensifikasi upaya diferensiasi produk yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Dari industri kuliner cepat saji, perangkat elektronik, hingga layanan keuangan, pasar monopolistik hadir sebagai arena ekonomi dimana persaingan antar produsen berlangsung dalam konteks produk yang memiliki karakteristik pembeda.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh konsep pasar monopolistik sebagai perpaduan antara persaingan dan kekuatan pasar dalam perspektif ekonomi. Pembahasan akan diawali dengan eksplorasi teoretis mengenai karakteristik dan asumsi pasar monopolistik, dilanjutkan dengan analisis proses penetapan harga dan volume produksi, strategi korporasi, serta implikasi pasar monopolistik terhadap efisiensi ekonomi dan kesejahteraan konsumen. Contoh-contoh empiris dari berbagai sektor industri juga akan diintegrasikan untuk memberikan gambaran konkret mengenai implementasi konsep ini dalam praktik bisnis modern.
2. Permasalahan
Meskipun pasar monopolistik merupakan struktur pasar yang lazim ditemui dalam ekonomi modern, konsep ini memunculkan beberapa persoalan teoretis dan praktis yang memerlukan analisis lebih mendalam. Beberapa permasalahan utama yang akan dibahas dalam artikel ini meliputi:
1. Ambiguitas Konseptual: Bagaimana menyeimbangkan dimensi persaingan dan kekuatan pasar dalam model pasar monopolistik? Sejauh mana perusahaan dalam pasar monopolistik memiliki kemampuan mempengaruhi pasar (market power) dan bagaimana hal ini memengaruhi strategi penetapan harga?
2. Efisiensi Ekonomi: Apakah pasar monopolistik menghasilkan distribusi sumber daya yang efisien? Bagaimana pasar ini dapat menyebabkan kegagalan pasar (market failure) seperti kapasitas berlebih (excess capacity) dan inefisiensi skala?
3. Dinamika Kompetisi: Bagaimana diferensiasi produk mempengaruhi intensitas persaingan antar produsen? Apakah diferensiasi selalu bermanfaat bagi konsumen atau dapat dimanfaatkan sebagai strategi untuk meminimalkan kompetisi harga?
4. Rumusan Kebijakan: Bagaimana sebaiknya pemerintah meregulasi pasar monopolistik untuk memaksimalkan efisiensi dan kesejahteraan sosial? Apakah intervensi pemerintah diperlukan dan dalam bentuk apa?
5. Inovasi dan Kemajuan Teknologi: Apakah struktur pasar monopolistik menstimulasi atau justru menghambat inovasi dan pengembangan teknologi? Bagaimana relasi antara diferensiasi produk, persaingan, dan motivasi untuk berinovasi?
Permasalahan-permasalahan tersebut penting untuk dikaji mengingat prevalensi pasar monopolistik dalam perekonomian kontemporer dan implikasinya yang luas terhadap berbagai aspek ekonomi, mulai dari strategi perusahaan, pola konsumsi, hingga regulasi publik. Melalui eksplorasi mendalam terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, artikel ini berupaya memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika pasar monopolistik sebagai perpaduan antara persaingan dan kekuatan pasar.
3. Pembahasan
3.1 Karakteristik dan Asumsi Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik memiliki sejumlah karakteristik distinktif yang membedakannya dari struktur pasar lainnya. Pemahaman yang akurat tentang karakteristik ini menjadi fundamental untuk menganalisis dinamika pasar monopolistik:
1. Banyaknya Jumlah Produsen: Terdapat banyak perusahaan yang beroperasi dalam pasar monopolistik, meskipun tidak sebanyak dalam pasar persaingan sempurna. Setiap perusahaan relatif kecil dalam proporsinya terhadap keseluruhan pasar sehingga aksi individual satu perusahaan tidak secara substansial mempengaruhi perusahaan lain.
2. Diferensiasi Produk: Elemen paling esensial dari pasar monopolistik adalah produk yang ditawarkan oleh setiap perusahaan memiliki perbedaan atau kekhasan tersendiri. Diferensiasi ini dapat berupa perbedaan fisik (seperti desain, fitur, kualitas), lokasi, identitas merek, reputasi, atau bahkan persepsi konsumen terhadap produk.
3. Kemudahan Masuk dan Keluar Pasar: Perusahaan memiliki fleksibilitas relatif untuk memasuki atau meninggalkan pasar dalam jangka panjang. Meskipun terdapat beberapa hambatan, seperti biaya pengembangan produk atau investasi branding, hambatan ini tidak sekuat dalam pasar monopoli atau oligopoli.
4. Kendali Harga Terbatas: Perusahaan dalam pasar monopolistik memiliki kemampuan terbatas untuk menentukan harga produknya (price maker), namun tidak memiliki kekuatan monopoli sepenuhnya. Kurva permintaan yang dihadapi bersifat menurun tetapi relatif elastis, mencerminkan keberadaan produk pengganti dari kompetitor.
5. Persaingan Non-Harga: Karena diferensiasi produk, persaingan antar perusahaan tidak hanya pada tingkat harga tetapi juga pada aspek non-harga seperti kualitas, layanan pelanggan, periklanan, dan inovasi produk.
6. Informasi Asimetris: Konsumen dan produsen tidak memiliki informasi sempurna tentang seluruh produk dan harga di pasar, yang berkontribusi pada kekuatan pasar yang dimiliki oleh perusahaan.
3.2 Mekanisme Penetapan Harga dan Volume Produksi
Dalam pasar monopolistik, proses penentuan harga dan tingkat produksi memiliki karakter yang berbeda dengan pasar persaingan sempurna maupun monopoli murni. Beberapa aspek krusial dari mekanisme ini meliputi:
1. Kurva Permintaan Menurun: Berbeda dengan pasar persaingan sempurna dimana kurva permintaan yang dihadapi perusahaan bersifat horizontal (elastisitas sempurna), perusahaan dalam pasar monopolistik menghadapi kurva permintaan yang menurun. Hal ini merefleksikan kekuatan pasar terbatas yang dimiliki perusahaan sebagai hasil dari diferensiasi produknya.
2. Keseimbangan Jangka Pendek: Dalam jangka pendek, perusahaan menetapkan harga dan output berdasarkan prinsip maksimalisasi profit, dimana pendapatan marjinal (Marginal Revenue/MR) setara dengan biaya marjinal (Marginal Cost/MC). Perusahaan dapat memperoleh profit ekonomi (economic profit) jika harga melebihi biaya rata-rata (Average Cost/AC).
3. Keseimbangan Jangka Panjang: Dalam jangka panjang, profit ekonomi yang diperoleh perusahaan akan menarik pendatang baru ke dalam industri. Masuknya pendatang baru akan menggeser kurva permintaan perusahaan yang telah ada ke arah kiri, mengurangi volume permintaan pada setiap level harga. Proses ini berlanjut hingga profit ekonomi tereliminasi, dan perusahaan hanya memperoleh profit normal (biaya implisit). Pada kondisi equilibrium jangka panjang, kurva permintaan bersinggungan dengan kurva biaya rata-rata, yang dikenal sebagai kondisi "tangency solution".
4. Kapasitas Berlebih: Keseimbangan jangka panjang dalam pasar monopolistik biasanya ditandai dengan adanya kapasitas berlebih (excess capacity), dimana perusahaan berproduksi pada tingkat output yang lebih rendah daripada tingkat output yang meminimalkan biaya rata-rata. Ini merupakan konsekuensi dari diferensiasi produk dan kekuatan pasar terbatas yang dimiliki perusahaan.
3.3 Strategi Perusahaan dalam Pasar Monopolistik
Dalam lingkungan pasar monopolistik, perusahaan mengembangkan berbagai pendekatan strategis untuk berkompetisi dan mempertahankan posisi pasarnya:
1. Diferensiasi Produk: Strategi fundamental perusahaan adalah menciptakan dan memperkuat keunikan produknya melalui inovasi fitur, desain, fungsi, atau kualitas. Diferensiasi yang efektif dapat mengurangi elastisitas permintaan dan memberikan perusahaan kemampuan penetapan harga yang lebih kuat.
2. Pemasaran dan Promosi: Perusahaan mengalokasikan investasi signifikan dalam periklanan dan aktivitas promosi untuk membangun citra merek, menciptakan loyalitas pelanggan, dan menginformasikan konsumen tentang keunikan produk mereka. Iklan berfungsi baik sebagai instrumen informatif maupun persuasif dalam pasar monopolistik.
3. Segmentasi Pasar: Perusahaan sering mengidentifikasi dan menargetkan segmen pasar spesifik dimana mereka dapat menawarkan nilai optimal dan mengembangkan keunggulan kompetitif. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami preferensi konsumen dan menyesuaikan produk mereka secara lebih efektif.
4. Strategi Penetapan Harga: Berbagai pendekatan penetapan harga seperti price skimming, penetration pricing, atau diskriminasi harga diterapkan untuk memaksimalkan keuntungan dalam konteks permintaan dan persaingan yang dihadapi.
5. Inovasi Berkelanjutan: Untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, perusahaan perlu terus berinovasi dalam produk, proses, dan model bisnis mereka. Inovasi memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan di tengah perubahan preferensi konsumen dan strategi kompetitor.
3.4 Contoh Pasar Monopolistik dalam Berbagai Industri
Struktur pasar monopolistik dapat diamati dalam berbagai sektor ekonomi, beberapa contoh signifikan di antaranya:
1. Industri Kuliner: Setiap restoran menawarkan kombinasi unik dari menu, atmosfer, lokasi, dan layanan pelanggan. Meskipun menyediakan layanan dasar yang sama (makanan), setiap restoran berupaya menciptakan pengalaman yang berbeda bagi pelanggan.
2. Industri Fashion: Brand pakaian berkompetisi dengan menawarkan gaya, kualitas, dan citra yang distinktif. Diferensiasi dapat berdasarkan desain, material, segmen target konsumen, atau nilai sosial yang dipromosikan oleh merek.
3. Industri Kosmetik dan Perawatan Pribadi: Produk-produk perawatan pribadi seperti sampo, sabun, atau kosmetik sering dibedakan berdasarkan formula, kemasan, aroma, atau klaim manfaat spesifik.
4. Jasa Profesional: Layanan konsultan, pengacara, akuntan, atau arsitek beroperasi dalam pasar monopolistik dimana diferensiasi didasarkan pada keahlian, reputasi, spesialisasi, atau pendekatan layanan.
5. Industri Media dan Penerbitan: Penerbit buku, majalah, surat kabar, dan platform media digital menawarkan konten dengan perspektif, gaya, dan fokus yang berbeda meskipun mungkin membahas topik yang identik.
3.5 Implikasi Ekonomi dan Sosial Pasar Monopolistik
Keberadaan pasar monopolistik memiliki berbagai konsekuensi terhadap efisiensi ekonomi, kesejahteraan konsumen, dan dinamika pasar secara holistik:
1. Efisiensi Alokasi dan Produksi: Dari perspektif efisiensi alokasi, pasar monopolistik tidak sepenuhnya efisien karena harga yang ditetapkan di atas biaya marjinal. Kapasitas berlebih dalam jangka panjang juga mencerminkan inefisiensi produksi dimana sumber daya tidak dimanfaatkan secara optimal.
2. Kesejahteraan Konsumen: Meskipun harga dalam pasar monopolistik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna, konsumen mendapatkan manfaat dari ketersediaan produk yang lebih bervariasi yang lebih sesuai dengan preferensi mereka. Tradeoff antara harga yang lebih tinggi dan diversitas produk menjadi pertimbangan krusial dalam mengevaluasi dampak pasar monopolistik.
3. Inovasi dan Perkembangan Teknologi: Persaingan dalam pasar monopolistik mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka. Namun, fokus pada diferensiasi yang bersifat superfisial (seperti perubahan kemasan atau pemasaran agresif) dapat mengalihkan sumber daya dari inovasi yang lebih substantif.
4. Distribusi Pendapatan: Kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit ekonomi dalam jangka pendek dapat mempengaruhi distribusi pendapatan dalam masyarakat. Perusahaan yang berhasil menciptakan diferensiasi yang kuat dapat menikmati premium harga yang lebih tinggi.
5. Peran Informasi dan Iklan: Pasar monopolistik menciptakan tantangan informasi bagi konsumen yang harus memilih di antara berbagai produk yang terdiferensiasi. Iklan dapat membantu menyediakan informasi ini, tetapi juga dapat bersifat manipulatif dan menciptakan preferensi artifisial.
3.6 Kebijakan Pemerintah terhadap Pasar Monopolistik
Mengingat karakteristik dan implikasinya yang kompleks, pasar monopolistik seringkali menjadi subjek berbagai kebijakan regulasi:
1. Standar Kualitas dan Regulasi: Pemerintah dapat menetapkan standar minimum untuk kualitas produk, keamanan, dan informasi yang harus disediakan untuk konsumen, membantu mengurangi asimetri informasi.
2. Kebijakan Persaingan Usaha: Meskipun pasar monopolistik secara inheren kompetitif, praktik anti-persaingan seperti kartel atau predatory pricing tetap perlu diwaspadai dan diregulasi.
3. Perlindungan Konsumen: Regulasi untuk mencegah iklan yang menyesatkan dan menjamin hak-hak konsumen menjadi esensial dalam konteks diferensiasi produk dan strategi pemasaran yang kompleks.
4. Insentif untuk Inovasi: Pemerintah dapat memberikan stimulus untuk penelitian dan pengembangan yang mendorong inovasi substantif daripada diferensiasi superfisial.
5. Kebijakan Perdagangan Internasional: Dalam konteks global, kebijakan perdagangan dapat memengaruhi intensitas persaingan dalam pasar monopolistik dengan mengatur arus masuk produk dari produsen asing.
4. Kesimpulan
Pasar monopolistik merepresentasikan perpaduan unik antara elemen kompetitif dan aspek dominasi dalam struktur pasar. Sebagai jembatan antara pasar persaingan sempurna dan monopoli, pasar monopolistik mencerminkan realitas ekonomi kontemporer dimana diferensiasi produk dan kekuatan pasar terbatas menjadi karakteristik dominan dalam berbagai industri.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar monopolistik memiliki implikasi yang beragam terhadap berbagai aspek ekonomi. Di satu sisi, struktur pasar ini menawarkan keuntungan berupa keragaman produk yang lebih luas, stimulus untuk inovasi, dan pengurangan konsentrasi kekuatan pasar. Di sisi lain, inefisiensi yang timbul dari kapasitas berlebih, harga yang lebih tinggi dari biaya marjinal, dan potensi alokasi sumber daya yang tidak optimal untuk diferensiasi yang tidak substantif menjadi biaya ekonomi yang perlu dievaluasi.
Dinamika pasar monopolistik juga menggarisbawahi signifikansi peran konsumen yang terinformasi dalam membuat keputusan yang optimal dan mendorong persaingan yang konstruktif. Keputusan konsumen yang didasarkan pada pemahaman yang komprehensif tentang nilai sebenarnya dari diferensiasi produk dapat membantu memitigasi inefisiensi dan mendorong inovasi yang bermakna.
Dari perspektif kebijakan publik, tantangan fundamental dalam menghadapi pasar monopolistik adalah menciptakan kerangka regulasi yang menjaga keseimbangan antara mendorong persaingan yang sehat, melindungi kepentingan konsumen, dan memfasilitasi inovasi yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Secara ringkas, pasar monopolistik, dengan kompleksitas dan nuansanya, tetap menjadi konsep sentral dalam memahami struktur dan perilaku pasar dalam ekonomi modern. Pemahaman yang mendalam tentang perpaduan antara persaingan dan kekuatan pasar dalam pasar ini tidak hanya penting bagi analisis ekonomi teoretis tetapi juga untuk pengembangan strategi bisnis dan formulasi kebijakan publik yang efektif.
5. Saran
Berdasarkan kajian terhadap dinamika pasar monopolistik, berikut adalah sejumlah rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh berbagai pemangku kepentingan:
5.1 Untuk Pembuat Kebijakan
1. Pengembangan Kerangka Regulasi yang Proporsional: Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang menjaga keseimbangan antara menstimulasi persaingan sehat dan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kompensasi yang wajar atas investasi inovasi mereka. Pendekatan regulasi yang terlalu restriktif dapat menghambat inovasi, sementara regulasi yang terlalu permisif dapat merugikan konsumen.
2. Peningkatan Transparansi Informasi: Implementasi kebijakan yang memperkuat transparansi informasi produk dapat membantu mengurangi asimetri informasi antara produsen dan konsumen, memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan yang lebih rasional.
3. Dukungan terhadap Riset dan Pengembangan: Pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya untuk mendukung penelitian dan pengembangan dalam industri dengan pasar monopolistik, terutama untuk inovasi yang memberikan manfaat sosial yang signifikan namun mungkin tidak sepenuhnya dapat dikapitalisasi oleh perusahaan swasta.
4. Evaluasi Berkala terhadap Efektivitas Kebijakan: Pemantauan dan evaluasi sistematis terhadap dampak kebijakan dalam pasar monopolistik penting untuk memastikan bahwa tujuan kebijakan tercapai dan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan.
5.2 Untuk Perusahaan
1. Fokus pada Diferensiasi Substantif: Perusahaan sebaiknya memprioritaskan diferensiasi yang memberikan nilai riil bagi konsumen daripada diferensiasi superfisial yang hanya bertujuan untuk mengurangi elastisitas permintaan.
2. Investasi dalam Riset Pasar: Pemahaman yang mendalam tentang preferensi dan kebutuhan konsumen dapat membantu perusahaan mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan permintaan pasar, mengurangi risiko kapasitas berlebih.
3. Adopsi Strategi Keberlanjutan: Dalam jangka panjang, strategi yang berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dapat menjadi sumber diferensiasi yang kuat sekaligus berkontribusi pada kesejahteraan sosial.
4. Optimalisasi Teknologi Digital: Teknologi digital dan analisis data dapat membantu perusahaan untuk lebih memahami perilaku konsumen, mengoptimalkan operasional, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal.
5.3 Untuk Konsumen dan Organisasi Konsumen
1. Peningkatan Literasi Ekonomi: Edukasi konsumen tentang cara mengevaluasi nilai sebenarnya dari diferensiasi produk dapat membantu mengurangi manipulasi melalui iklan dan membantu konsumen membuat keputusan yang lebih optimal.
2. Pemanfaatan Sumber Informasi Independen: Konsumen dapat memanfaatkan sumber informasi independen seperti ulasan produk, tes perbandingan, dan platform penilaian untuk membuat keputusan pembelian yang lebih terinformasi.
3. Partisipasi Aktif dalam Proses Kebijakan: Organisasi konsumen dapat berperan aktif dalam proses perumusan kebijakan untuk memastikan bahwa kepentingan konsumen terwakili secara proporsional.
5.4 Untuk Akademisi dan Peneliti
1. Pengembangan Model Analitis yang Lebih Representatif: Penelitian ekonomi dapat berfokus pada pengembangan model pasar monopolistik yang lebih realistis yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti asimetri informasi, perilaku konsumen yang tidak sepenuhnya rasional, dan dinamika inovasi.
2. Studi Empiris tentang Pasar Monopolistik: Penelitian empiris yang menguji prediksi teoretis tentang pasar monopolistik dalam berbagai industri dan konteks dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan teori dan kebijakan.
3. Analisis Interdisipliner: Kolaborasi antara ekonom, ahli pemasaran, psikolog, dan disiplin ilmu lain dapat memperkaya pemahaman tentang kompleksitas pasar monopolistik dan implikasinya.
Implementasi rekomendasi-rekomendasi di atas secara kolektif dapat berkontribusi pada pengembangan pasar monopolistik yang lebih efisien, inovatif, dan memperhatikan kepentingan konsumen, produsen, dan masyarakat secara holistik.
6. Daftar Pustaka
Chamberlin, E. H. (1933). The Theory of Monopolistic Competition. Harvard University Press.
Robinson, J. (1933). The Economics of Imperfect Competition. Macmillan.
Dixit, A. K., & Stiglitz, J. E. (1977). Monopolistic Competition and Optimum Product Diversity. The American Economic Review, 67(3), 297-308.
Krugman, P. R. (1979). Increasing Returns, Monopolistic Competition, and International Trade. Journal of International Economics, 9(4), 469-479.
Spence, M. (1976). Product Selection, Fixed Costs, and Monopolistic Competition. The Review of Economic Studies, 43(2), 217-235.
Mankiw, N. G., & Taylor, M. P. (2020). Economics (5th ed.). Cengage Learning.
Carlton, D. W., & Perloff, J. M. (2015). Modern Industrial Organization (4th ed.). Pearson.
Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2018). Microeconomics (9th ed.). Pearson.
Varian, H. R. (2014). Intermediate Microeconomics: A Modern Approach (9th ed.). W. W. Norton & Company.
Tirole, J. (1988). The Theory of Industrial Organization. MIT Press.
Shy, O. (1996). Industrial Organization: Theory and Applications. MIT Press.
Salop, S. C. (1979). Monopolistic Competition with Outside Goods. The Bell Journal of Economics, 10(1), 141-156.
Lancaster, K. (1990). The Economics of Product Variety: A Survey. Marketing Science, 9(3), 189-206.
Hotelling, H. (1929). Stability in Competition. The Economic Journal, 39(153), 41-57.
Brakman, S., & Heijdra, B. J. (Eds.). (2004). The Monopolistic Competition Revolution in Retrospect. Cambridge University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.