.

Senin, 11 April 2016

Bank Dunia : Pertumbuhan Indonesia Tergantung Paket Ekonomi



Pendahuluan
          Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini.
Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama. Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu.
          Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di semua negara. Negara-negara di Asia dan Afrika tidak menikmati sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Pembahasan
           Meski berbeda, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia baik oleh Bank Dunia maupun Bank Indonesia berada di atas realisasi pertumbuhan pada 2015, yang sebesar 4,8 persen.
Bank Dunia melaporkan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang diprediksi 6,3 persen pada 2016 dari 6,5 persen di tahun 2015. Untuk 2017-2018, pertumbuhan pun diperkirakan melambat menjadi 6,2 persen. Menurut Bank Dunia, gerak ekonomi tersebut didorong pertumbuhan Asia Tenggara.
          “Di antara perekonomian Asia Tenggara yang besar, prospek pertumbuhan Filipina dan Vietnam paling besar. Keduanya diperkirakan tumbuh lebih dari 6 persen di 2016,” kata kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty melalui Video Conference di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin, 11 April 2016.
          Di sisi lain, Bank Dunia memprediksi Indonesia mencatat pertumbuhan 5,1 persen tahun ini dan 5,3 persen pada 2017. Pencapaian Indonesia bergantung pada keberhasilan paket reformasi kebijakan dan implementasi program investasi publik yang ambisius. (Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia)
          Sejak September lalu, pemerintah telah merilis berbagai sejumlah kebijakan ekonomi yang mencakup sejumlah sektor. Beberapa di antaranya adalah persyaratan modal yang lebih rendah untuk mendirikan perusahaan logistik. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi logistik. Pasalnya, biaya logistik di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga.
          Untuk jangka waktu lebih lama, laporan Bank Dunia ingin mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan transparansi serta memperkuat akuntabilitas. Selain itu, pemerintah diminta mengurangi hambatan terhadap perdagangan regional, seperti nontarif, perangkat peraturan tambahan, termasuk untuk perdagangan di bidang jasa.
          Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia tersebut lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan yang ditetapkan Bank Indonesia. Menurut bank sentral, pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2016 nanti berada di titik tengah dari target 5,2-5,6 persen.
          Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan Bank Indonesia belum akan merevisi proyeksi pertumbuhan tersebut. “Sampai 2020, pertumbuhan ekonomi bisa 6,3 hingga 6,8 persen,” katanya usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Februari silam. (Baca: Bank Dunia: Manfaat Teknologi Digital di Indonesia Masih Timpang).
          Meski berbeda dalam menaksir, Bank Indonesia dan Bank Dunia sepakat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas realisasi pertumbuhan pada 2015, yang sebesar 4,8 persen. Dengan demikian, ekonomi Indonesia diperkirakan meningkat meski bergerak lambat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik ini memperbesar peluang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate. “Indonesia adalah negara yang ekonominya beda. Ruang itu kecil di negara lain. Sementara di Indonesia dengan inflasi rendah, ruang pelonggaran moneter masih memungkinkan,” ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop. (Baca: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia).

Kesimpulan
          Dari awal 2016 sampai dengan saat ini, BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 150 basis poin dari 7,50 persen menjadi 6,75 persen. Penurunan suku bunga ini diharapkan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat karena pemberian bunga kredit yang lebih rendah. Namun, Ndaime tetap mengingatkan BI untuk tidak melupakan kondisi ekonomi global yang akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. “Pelonggaran dilakukan secara berkala. Ruang untuk memangkas rate masih terbuka,” ujar Ndiame.

Saran
          Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pemerintah dibantu rakyat Indonesia harus dapat mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada di Indonesia.Kebijakan pemerintah sangat berperan penting dalam usaha tersebut. Pemerintah harus mampu memberantas korupsi yang merupakan faktor utama penghambat pertumbuhan ekonomi, selain itu pemerintah haruslah mengembangkan infrastruktur, meningkatkan taraf pendidikan masyarakat agar kualitas sumber daya manusia Indonesia meningkat sehingga mampu mengelola sumber daya alam Indonesia secara optimal bukan dikeloka oleh negara lain, serta merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.

Daftar Pustaka
  1. Berita Harian Pertumbuhan Ekonomi RI - Kumpulan Berita Pertumbuhan Ekonomi RI Terbaru Hari Ini www.liputan6.com
  2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Hanya 4,8 Persen | bisnis | tempo.com.tempo.co
  3. Pertumbuhan ekonomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.org
  4. Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia Tergantung Paket Ekonomi - Katadata News katadata.co.id
  5. SINDOnews | Kumpulan Berita Pertumbuhan Ekonomi RI Terbaru ekbis.sindonews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.