.

Senin, 11 April 2016

Pengelolaan Sumber Daya di Indonesia Masih Lemah



A.    Pendahuluan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia masi  kesulitan untuk mengelola sumber daya alamnya sendiri. Indonesia hanya dapat memproduksi sumber daya dengan tingkat awal saja, namun untuk tingkat yang lebih lanjut Indonesia masi kurang mampu untuk mengelola sumber daya alam.
Permasalahan pengelolaan sumberdaya alam menjadi sangat penting dalam pembangunan ekonomi pada masa kini dan masa yang akan datang. Di lain pihak sumberdaya alam tersebut telah banyak mengalami kerusakan-kerusakan, terutama berkaitan dengan cara-cara eksploitasinya guna mencapai tujuan bisnis dan ekonomi. Dalam laporan PBB pada awal tahun 2000 umpamanya, telah diidentifikasi 5 jenis kerusakan ekosistem yang terancam mencapai limitnya, yaitu meliputi ekosistem kawasan pantai dan sumberdaya bahari, ekosistem lahan pertanian, ekosistem air tawar, ekosistem padang rumput dan ekosistem hutan. Kerusakan-kerusakan sumberdaya alam di dalam ekosistem-ekosistem tersebut terjadi terutama karena kekeliruan dalam pengelolaannya sehingga mengalami kerusakan yang disebabkan karena terjadinya perubahan besar, yang mengarah kepada pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan. Padahal sumberdaya tersebut merupakan pendukung utama bagi kehidupan manusia, dan karenanya menjadi sangat penting kaitannya dengan kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat manusia yang mengarah kepada kecenderungan pengurasan (depletion) dan degradasi (degradation). Kecenderungan ini baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan terjadi di hampir semua kawasan, baik terjadi di negara-negara maju maupun negara berkembang atau miskin.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya di Indonesia?
2.      Bagaimana Kondisi Indonesia dalam pengelolaan Sumber daya?

C.     Pembahasan
            Selain pengelolaan dengan memperhatikan alam, sumber daya manusia(SDM) di Indonesia di nilai masih sangat lemah. Hal ini terbukti pada perkataan Deputi Menko perekonomian, beliau mengatakan bahwa untuk tenaga kerja dibidang penarik tali kapal-kapal besar di lepas pantai Indonesia masi mengimport dari Negara tetangga yakni Filiphina. Hal ini juga merupakan sebuah ironi kata beliau. Karna masih banyak tenaga kerja lepas pantai di Indonesia yang masih minim memiliki sertifikasi berstandar internasional. Namun Pemerintah Indonesia sudah mengatasi hal tersebut dengan berkejasama perusahaan-perusahaan seperti Unilever untuk mendapat sertifikasi,agar tenaga kerja dalam negri dapat nilai jual dimata internasional
            Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya kita harus tahu kondisi sumber daya manusia indonesia sekarang ini dan permasalahan apa yang dialami indonesia mengenai SDM-nya. Kurang lebih permasalahan SDM indonesia adalah:

1.   Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.

2. Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.

3.  Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Karna dengan pemanfaatan sumber daya alam yang maksimal akan memacu perekonomian Indonesia. Memang sumber daya alam ini tidak bisa kita pandang sebelah mata, sumber daya alam sangat membantu sekali Negara-negara yang baru mulai berkembang. Hal ini bisa terjadi karena banyak sumber daya alam yang pengeksploitasiannya relatif mudah sehingga dapat dengan mudah diubah menjadi output. Dengan mengusahakan sumber daya alam ini dengan menguntungkan kita dapat menghilangkan hambatan-hambatan yang bisa memperlambat pertumbuhan.
Kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dapat menarik pengusaha-pengusaha dari luar negeri untuk mengembangkan sumber daya alam yang ada.  Mereka akan mendatangkan modal yang cukup, teknologi, dan teknik produksi yang modern  serta tenaga ahli dapat didatangkan dari luar.
D.    Kesimpulan
Jadi perlunya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat untuk saling memanfaatkan sumber daya agar pertumbuhan ekkonomi di Indonesia semakin membaik,karna jika hanya satu pihak melakukan usaha ,semua itu akan menjadi hal yang percuma.


Sumber:

https://firanitustita.wordpress.com/2015/05/09/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.