.

Minggu, 10 Juni 2018

INFLASI DAN PERAN BANK SENTRAL


oleh : Devi Yanti Naibaho [C18-Devi]

Abstrak
Artikel ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca  tentang inflasi dan peran bank sentral  dimana kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat. Yang dimana Bank sentral memiliki tugas untuk mengendalikan dan mengatasi inflasi di suatu negara.

Kata Kunci : Inflasi, Bank Sentral

Pendahuluan
Dalam ilmu ekonomiinflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.

Permasalahan
a.       Apa pengertian Inflasi ?
b.      Apa penyebab Inflasi ?
c.       Apa dampak dari Inflasi ?
d.      Bagaimana peran Bank Sentral ?

Pembahasan
A.    Pengertian Inflasi
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

B.     Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi)
1.      Inflasi permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Inflasi ini lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral).
2.      Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Inflasi ini dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

C.    Dampak Inflasi
Dampak atau akibat dari inflasi terhadap perekonomian suatu negara yaitu:
  • Berkurangnya investor.
  • Mendorong tingkat suku bangsa.
  • Mendorong tingkat spekulatif.
  • Kegagalan pembangunan.
  • Ketidakpastian ekonomi masa yang akan datang.
  • Daya saing produk nasional berkurang.
  • Defisit neraca pembayaran.
  • Kesejahteraan masyarakat menurun.
Dampak inflasi yang akan timbul terhadap masyarakat adalah:
  • Masyarakat berpenghasilan tetap.
  • Kreditur atau debitur.
  • Memperbesar kesenjangan distribusi pendapatan.
  • Menguntungkan para spekulan.
  • Mempengaruhi para pelaku ekonomi.

D.    Peran Bank Sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen—salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian—akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
Bank sentral melalui kebijakan moneter dapat mengontrol jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan tiga kebijakan moneter utama sebagai berikut. [2]
1.     Operasi Pasar Terbuka atau open market operation. Bank sentral membeli dan menjual obligasi negara dengan cara bank sentral mengisntruksikan para pialang obligasi untuk membeli dari publik di pasar obligasi nasional. Uang yang dibayarkan bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang beredar di suatu negara. Untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah melakukan hal yang sebaliknya.
2.     Syarat Cadangan Kas Minimum atau reserve requirements. Bank sentral dapat meningkatkan atau mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank umum di negaranya. Kenaikan syarat cadangan kas minimum berarti bahwa bank-bank harus memegang lebih banyak cadangan sehingga mengurangi pinjaman dari setiap unit yang disimpan, akibatnya hal tersebut meningkatkan rasio cadangan menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan, meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
3.     Tingkat diskonto atau disount rate. Bank sentral melalui regulasinya dapat menaikkan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di bawahnya. Bank umum meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk memenuhi persyaratan cadangan, ketika bank sentral memberikan pinjaman kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki lebih banyak cadangandibandingkan dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan ini memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin tinggi tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka semakin enggan bank meminjam cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu, kenaikan tingkat diskonto mengurangi cadangan dalam sistem perbankan yang kemudian mengurangi jumlah uang beredar.

Kesimpulan
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

DAFTAR PUSTAKA
-   2012. PERAN BANK SENTRAL INDONESIA DALAM PEREKONOMIAN. Dalam http://blk-imt.blogspot.com/2012/09/peran-bank-sentral-indonesia-dalam.html. Diakses [09 Juni 2018]
- 2012. Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi. Dalam https://mabelakita.blogspot.com/2012/02/peran-bank-sentral-dalam-mengendalikan.html. Diakses [09 Juni 2018]
-    Alihamdan. Pengertian Inflasi, Teori, Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi. Dalam https://alihamdan.id/inflasi/#. Diakses [09 Juni 2018]
-    Widayati, Sri. 2017. Pengertian dan Arti Inflasi dalam Ekonomi. Dalam http://www.g-excess.com/pengertian-dan-arti-inflasi-dalam-ekonomi.html. Diakses [09 Juni 2018]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.