@C09-Elvi, @Proyek-03
ABSTRAK
Setiap konsumen memiliki perilaku yang
berbeda – beda dalam memilih jenis konsumsi yang dibutuhkannya. Konsumsi adalah
titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan consume maka dilakukan produksi, dimana produksi itu sendiri diartikan untuk menciptakan utility (kepuasan) dalam bentuk barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka konsumsi berarti memakai/menggunakan utility itu untuk memenuhi suatu kebutuhan. Namun, akibat adanya keterbatasan pendapatan dan kebutuhan untuk mengonsumsi barang dan jasa yang terbatas/langka juga hingga diperoleh kepuasan maksimal, maka muncullah perilaku konsumen. Perilaku konsumen didasarkan pada teori perilaku konsumen. Pada teori perilaku konsumen terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
Untuk memenuhi kebutuhan consume maka dilakukan produksi, dimana produksi itu sendiri diartikan untuk menciptakan utility (kepuasan) dalam bentuk barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka konsumsi berarti memakai/menggunakan utility itu untuk memenuhi suatu kebutuhan. Namun, akibat adanya keterbatasan pendapatan dan kebutuhan untuk mengonsumsi barang dan jasa yang terbatas/langka juga hingga diperoleh kepuasan maksimal, maka muncullah perilaku konsumen. Perilaku konsumen didasarkan pada teori perilaku konsumen. Pada teori perilaku konsumen terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
KATA KUNCI : Konsumen, Perilaku Konsumen,
Utilitas, Teori Perilaku Konsumen, Kardinal
A.
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari – hari setiap orang harus melakukan pilihan, terutama pilihan
dalam hal konsumsi karena setiap orang tidak pernah lepas dari hal tersebut. Perilaku
manusia dalam mengkonsumsi kebutuhannya merupakan bagian dari kajian ilmu
mikroekonomi yang masih dekat dengan cabang ilmu sosial. Masing – masing
konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang satu dengan yang lainnya
mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi
kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan – perbedaan yang unik itu ada suatu
persamaan yang dapat didasarkan dari teori tingkah laku konsumen yaitu setiap konsumen yang rasional akan berusaha
memaksimumkan kepuasan dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli/
mengonsumsi suatu barang dan jasa. Setiap individu berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya melalui aktivitas konsumsi pada tingkat kepuasan yang maksimal
berdasarkan tingkat pendapatannya.
Terpenuhinya
kebutuhan seorang konsumen akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi konsumen
tersebut. Terdapat berbagai macam reaksi – reaksi konsumen dalam mengambil
keputusan dalam hal konsumsinya terutama mengenai kesediannya membeli suatu
barang terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang telah diperoleh. Untuk
memilih barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual
mahal (high - involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.
Setiap
konsumen dalam memilih suatu barang mempunyai beberapa faktor penting untuk
memilih suatu barang yang akan dipilihnya. Pengambilan keputusan atas berbagai
pilihan yang ada kaan membentuk pola perilaku konsumen. Pada teori perilaku
konsumen terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
Pendekatan kardinal adalah uraian yang biasanya diulas terlebih dahulu daripada
pendekatan ordinal. Pendekatan kardinal ini mempunyai kelebihan tersendiri,
salah satu kelebihan yang paling menonjol adalah lebih mudahnya isi konsepsi
cardinal untuk diselami, khususnya bagi orang awam mudah untuk mengerti.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan perilaku konsumen?
2. Apa yang dimaksud
dengan teori perilaku konsumen?
3. Apa yang dimaksud
dengan teori kardinal?
C.
Pembahasan
1. Perilaku Konsumen
Ø
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan (Kertiawan, 2012).
Ø
Perilaku Konsumen menurut Philip Kotler dalam
Mamul (2016) adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja
sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
Ø
Perilaku Konsumen menurut Etat Swan dalam Mamul
(2016)adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah
kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok
atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya.
Dengan demikian,
perilaku konsumen itu sendiri berkaitan dengan Konsep Preferensi dengan didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen. Dimana
Konsep Preferensi tersebut menurut Salvatore (1996) dalam Rahayu (2016)
berkaitan juga dengan kemampuan konsumen dalam menyusun prioritas
pilihan agar dapat mengambil keputusan. Teori perilaku konsumen adalah teori
yang mempelajari pola tingkah laku konsumen dalam memilih barang – barang yang
akan dibeli dan dikonsumsinya. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya dapat membeli barang dan jasa sehingga tercapai
kepuasaan tertentu (Karolina).
Konsumen merasa
puas apabila harapan mereka terpenuhi dan merasa amat gembira apabila harapan
mereka terlampaui. Konsumen yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli
lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan
perusahaan (Partadiredja,1985).
2. Teori Kardinal
` Teori
Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana
menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau
meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan adalah util (Rahardja & Manurung,
2008). Kata Utilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu utility. Teori utilitas menyatakan utilitas barang dan jasa
tertentu tidak bisa dikur dengan skala objektif, konsumen berwenang dalam
memberingkat peringkat terhadap beberapa alternative yang berbeda (Mamul,2016)
Keputusan untuk
mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh
dengan biaya yang harus dikeluarkan (Rahardja & Manurung, 2008). Dalam pendekatan
ini, digunakan dua konsep yaitu Total Utility (TU) dan Marginal Utility
(MU).Yang pertama mengandung arti jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi
sejumlah barang tertentu. Sedangkan untuk konsep yang kedua,mengandung arti
tambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat daritambahnya (atau
kurangnya) penggunaan satu unit barang tertentu.
Berdasarkan pola
konsumsi ini, lahirlah hukum Gossen I dan II (Soetrisno,1992).
1) Hukum Gossen I
Hukum ini
menyatakan :
”Jika pemenuhan
akan satu jenis barang dilakukan secara terus menerus maka utilitas yang
dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu
unit barang memberikan tambahan utilitas barang yang semakin kecil.”
2) Hukum Gossen II
Karena manusia
memiliki kebutuhan tidak pada satu jenis barang maka muncullah hukum Gossen II
yang berbunyi :
”Manusia di dalam
memenuhi segala macam kebutuhannya tidak akan dilakukan secara satu persatu
sampai pada kepuasan maksimum, melainkan dilakukan secara serentak bersama-sama
dengan membatasi berbagai macam kebutuhan yang dirasakan”.
KESIMPULAN
:
Teori perilaku
konsumen secara sederhana hendak menjelaskan bagaimana sebenarnya konsumen
mendayagunakan sumber daya yang ada (pendapatan) dalam memuaskan kebutuhan dari
beberapa produk untuk memperoleh nilai guna. Jika konsumen membeli barang
karena mengharap dapat memperoleh manfaat atau nilai guna, tentu saja konsumen
berharap memperoleh nilai gunanya secara optimal. Menurut pendekatan cardinal
seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan. Dalam literature sebagai satuan
guna atau kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang disebut util.
DAFTAR PUSTAKA :
Karolina, Ivana Putri. Teori Tingkah Laku Konsumen. Academia
Education - Makalah Teori Ekonomi Mikro Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PancaSetia.
Dalam http://www.academia.edu/31046541/MAKALAH_TEORI_EKONOMI_MIKRO_TEORI_TINGKAH_LAKU_KONSUMEN (Diakses pada hari Sabtu, 17 Maret 2018).
Kertiawan, Senjaya. 2012 . Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal dan
Kardinal. SenjayaKertiawanWordpress. Dalam https://senjayakertiawan.wordpress.com/2012/12/05/perilaku-konsumen-pendekatan-ordinal-dan-kardinal/
(Diakses pada hari Sabtu, 17 Maret 2018).
Ma’rufi, Anwar. 2016. ANALISIS
KOMPARATIF : TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN KONVENSIONAL DAN ISLAM . Ejournal STAI
ANNAWAWI Vol.19 No.2. Dalam http://ejournal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article/viewFile/52/53
(Diunduh pada hari Sabtu, 17 Maret 2018).
Mamul, Mersiana. 2016. Teori Kardinal. Scribd - Makalah Mikro
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng. Dalam https://www.scribd.com/doc/296250641/MAKALAH-TEORI-KARDINAL
(Diakses pada hari Sabtu, 17 Maret 2018).
Partadiredja, A. 1985. Pengantar Ekonomika Edisi Keempat.
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Rahayu Yulinda. 2016. Faktor - Faktor yang Menentukan Preferensi
Masyarakat dalam Menggunakan Akad Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada
Lembaga Keuangan Syariah di Kota Bandung. Universitas Islam Bandung
Repository. Dalam http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/3068/06bab2_Yulinda%20Rahayu_10090211002_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y
(Diunduh pada hari Sabtu, 17 Maret 2018).
Soetrisno,
Kapita Selekta Ekonomi Indonesia,
Edisi II,(Yogyakarta: Andi Offset, 1992),hal47
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.