Oleh : Devi Yanti Naibaho
Abstrak
Di dalam dunia usaha
saat ini persaingan semakin ketat antara satu perusahaan dengan perusahaan yang
lain. Ada sebagian perusahaan yang lebih mengambil keuntungan dengan menekan
penjualannya (hasil produksi), ada pula yang memasukkan unsur politik didalam
penentuan tingkat produksi yang akan tercapai. Untuk itu setiap perusahaan atau
pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar
tidak kalah dengan perusahaan lainnya, karena semua perusahaan itu mempunyai
tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan (laba). Jadi, setiap perusahaan
memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan laba yang akan diperolehnya.
Kata
Kunci : Memaksimumkan
laba atau keuntungan, pendekatan marjinal.
Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dengan
pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh yang besar terhadap
produksi yang dihasilkan oleh industri sehingga persaingan semakin ketat antara
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang sejenis.
Seperti halnya industri lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh
laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena hampir semua perusahaan
itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan. Untuk itu setiap
perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran
yang tepat agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Laba yang dihasilkan
tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal
ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
Permasalahan
1)
Apa pengertian laba atau keuntungan ?
2)
Bagaimana pendekatan marjinal itu ?
Pembahasan
A.
Pengertian Laba atau Keuntungan
Keuntungan
(laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam menjalankan usahanya.
Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan
keuntungan.
Menurut
Sunaryo, keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal pendapatan dengan total biaya, yang
merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan
produsen untuk mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu.
Menurut
Domonick Salvatore, keuntungan merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan
biaya total (TC). Keuntungan maksimum akan tercapai
apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai angka terbesar. Perusahaaan
dikatakan memperoleh laba apabila nilai TR > TC. Secara sistematis laba
dapat dirumuskan laba maksimum =
TR – TC
Keuntungan
total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC), Keuntungan total akan mencapai
maksimum apabila selisih positif antara TR dengan TC mencapai angka
terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat
dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0)
dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).
Di dalam memaksimumkan laba (keuntungan), terdapat tiga
pendekatan yaitu pendekatan totalitas (totality approach),
marjinal (marjinal approach),
dan rata-rata (average approach). Tapi dalam
pembahasan kali ini kita hanya akan membahas tentang pendekatan marjinal (marjinal
approach)
B.
Pendekatan Marjinal (Marjinal Approach)
Dalam
pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya
marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai
pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya
apabila menambah produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil penjualan
marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan
produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya,
yaitu apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah
untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku sehingga π=TR-TC.
Pada
tabel di atas dicari kondisi pada saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut
jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit dan tingkat keuntungan yang
diperoleh adalah sebesar 7,5.
Kesimpulan
Laba
adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua
transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode,
kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan,
1992: 55). Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai
prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba
per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya,
akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba
kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Daftar
Pustaka
§ Rahardja,
Pratama., dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta :
Lembaga Penerbit FEUI.
§ Sukirno,
Sadono. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta:
2002
§ Sukaesar,
Singgih. 2015. Memahami Konsep Laba (Memaksimumkan
Laba). Dalam http://singgihsukaesar14046.blogspot.co.id/2015/04/bab-5-memahami-konsep-laba.html.
[Diakses 29 Maret 2018]
§ Ridwan,
Murtadho. 2013. Memaksimumkan Laba. Dalam
http://layyino.blogspot.co.id/2014/02/makalah-memaksimumkan-laba.html.
[Diakses 29 Maret 2018]
§ Prasetyo,
Budi. 2015. Memaksimumkan Laba. Dalam
https://www.slideshare.net/budideli/makalah-memaksimumkan-laba.
[Diunduh 29 Maret 2018]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.