Oleh :Mochamad Irfan (41616010011)
1.Definisi
Inflasi
Secara umum, Pengertian
inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum
mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang.
Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali. Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.
Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali. Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.
2.
Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat
A.
Terhadap Konsumen Inflasi menyebabkan
harga-harga barang yang dikonsumsi naik, sementara pendapatan masyarakat tidak
mengalami kenaikan. Sehingga dengan keadaan seperti ini maka akan terjadi
perubahan pola konsumsi pada masyarakat seperti:
-
Kuantitas konsumsi berkurang
-
Adanya peralihan merk dari barang yang
dikonsumsi menjadi barang yang murah.Pengurangan jumlah barang dan peralihan
penggunaan barang yang dikonsumsi menyebabkan jumlah permintaan terhadap suatu
barang menurun, dan ini mengakibatkan kelesuan perusahaan dan ini akan mengarah
pada terjadinya PHK.
B.
Terhadap Produksi Dampak inflasi
terhadap produsen untuk memproduksi menjadi menurun, penurunan disebabkan oleh
alasan berikut:
·
Kenaikan harga mengurangi kemampuan
produsen untuk membeli faktor produksi misalnya bahan baku. Kekurangan bahan
baku dapat mengakibatkan jumlah produksi berkurang.
·
Tingginya tingkat bunga pada saat
inflasi menyebabkan produsen kesulitan memperluas produksi.
3.
Inflasi di Indonesia (Indeks Harga Konsumen)
Secara historis,
tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding negara-negara
berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang lain mengalami tingkat
inflasi antara 3% sampai 5% pada periode 2005-2014, Indonesia memiliki
rata-rata tingkat inflasi tahunan sekitar 8,5% dalam periode yang sama. Bagian
ini mendiskusikan mengapa tingkat inflasi Indonesia tinggi, menyediakan
analisis mengenai tren-tren terbaru, dan memberikan proyeksi untuk inflasi masa
mendatang di Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia
Tenggara.
4.
Inflasi September 2016 Tercatat 0,22 Persen
Jakarta, 04/10/2016
Kemenkeu - Badan Pusat Statistik mencatat, terjadi inflasi sebesar 0,22 persen
pada September 2016, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,41. Dari 82
kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.
“Sementara, deflasi tertinggi terjadi di
Pontianak, sebesar 1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah terjadi di
Kendari, sebesar 0,01 persen dengan IHK 121,65,” jelas Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan
resminya pada Senin (03/10).
Lebih lanjut ia
mengungkapkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan
oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar 0,29 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok
kesehatan 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,52 persen;
dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen. Sementara,
kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,07 persen.
Komponen inti pada
September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen; tingkat inflasi komponen
inti tahun kalender (Januari–September) 2016 sebesar 2,58 persen; dan tingkat
inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015)
sebesar 3,21 persen.
5.
Inflasi Terendah : Inflasi Pada Tahun 2015 Hanya 3,35 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com -
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan
Desember 2015 mengalami inflasi 0,96 persen. Dengan demikian inflasi
Januari-Desember 2015 sebesar 3,35 persen.
Kepala BPS Suryamin menuturkan,
inflasi tahunan 2015 merupakan yang terendah lima tahun terakhir sejak 2010.
Pada 2010, inflasi tahun kalendernya tercatat sebesar 6,96 persen. Sedangkan
pada tahun 2011 tercatat sebesar 3,79 persen.
Pada tahun 2012,
inflasi tahun kalender tercatat sebesar 4,3 persen, dan pada tahun 2013 inflasi
tahun kalendernya sebesar 8,38 persen.
"Pada tahun 2014
inflasi tahun kalender sebesar 8,36 persen. Sehingga inflasi 2015 yang sebesar
3,35 persen ini masuk dal batas bawah target pemerintah yang sebesar 4 plus
minus 1 persen," ujar Suryamin dalam paparan, Senin (4/1/12016).
Adapun inflasi Desember
2015 yang sebesar 0,96 persen disebabkan utamanya oleh bahan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015.
“Pengertian, Penyebab, Jenis dan Dampak Inflasi”.
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html
(diakses pada tanggal 14 Juni 2017)
Bank Dunia. 2017.
“Inflasi di Indonesia (Indeks Harga Konsumen)”.
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254?
(diakses pada tanggal 14 Juni 2017)
Suryowati, Estu. 2016.
“Terendah Lima Tahun Terakhir, Inflasi 2015 Hanya 3,35 Persen”.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/04/114926926/Terendah.Lima.Tahun.Terakhir.Inflasi.2015.Hanya.3.35.Persen
(diakses pada tanggal 14 Juni 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.