.

Sabtu, 13 Mei 2017

PEMIKIRAN TEORI JOHN MAYNARD KEYNES

@B12-Ramadhon
OLEH : RAMADHON ARDIANSYAH

ABSTARK

Tema pemikiran-pemikiran keynes dipilih selain untuk memenuhi syarat pemenuhan tugas perkuliahan, juga sebagai sarana agar meningkatkan wawasan mengenai sejarah-sejarah pemikiran keynes yang tentunya sebagai materi perkuliahan yang dibagi dalam bentu kelompok.

PENDAHULUAN

John Maynard (JM) Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris. John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ketika Keynes berusia tujuh tahun, bagi ayahnya yang juga ahli ekonomi yang bernama John Neville Keynes yang juga terkenal, Keynes merupakan seorang teman yang menyenangkan sekali, Keynes sangat sayang kepada ibunya.
Nama John Maynard Keynes adalah sebuah nama Inggris yang kuno. Keynes ialah seorang tradisionalis. Kecakapan serta sifat-sifat baiknya diperoleh secara turun temurun. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di Cambridge. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin sempurna karena munculnya berbagai pemikiran mengenai ekonomi dan keuangan yang baru dari berbagai hasil pemikiran J.M, Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes.

RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pemikiran-pemikiran J.M. Keynes?
2.      Apa saja karya-karya J.M. Keynes?
3.      Bagaimana kritikan J.M. Keynes terhadap teori klasik?
4.      Bagaimana peran pemerintah dalam perekonomian saat itu?

PEMBAHASAN

A.    Pemikiran John Maynard Keynes

Pada hakikatnya, konsep teori Keynes dapat dipandang sebagai suatu teori tentang pendapatan dan kesempatan kerja. Inti pokok dalam sistem pemikiran dan konsep Keynes terdiri dari tiga faktor penting, yaitu:

·         Hasrat berkonsumsi (propensity to consume)
Pendapatan total agregat sama dengan konsumsi total agregat ditambah investasi total agregat. Tingkat konsumsi bergantung pada hasrat seseorang untuk berkonsumsi, yang merupakan fungsi dari pendapatan. Begitu juga dengan tabungan, karena tabungan adalah sisa bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk berkonsumsi.

·         Tingkat bunga (interest) yang memiliki kaitan dengan dengan preferensi likuiditas (liquidity preference)
Tingkat bunga menurut Keynes bukanlah pencerminan dari penawaran tabungan dan permintaan investasi, melainkan tingkat bunga merupakan variabel bebas (independent) dari kedua hal tersebut. Tingkat tabungan adalah suatu fenomena moneter yang tergantung dari keinginan orang menahan tabungannya dalam bentuk dana likuiditas. Sehingga tingkat bunga tergantung dari preferensi likuiditas.

·         Efisiensi marginal dari investasi modal (marginal efficiency of capital)
Tingkat investasi ditentukan oleh efisiensi marginal dari investasi modal, yang dipengaruhi oleh ekspektasi investor tentang laba yang akan diperoleh di masa depan dari investasi modal yang bersangkutan. Jelaslah bahwa ekspektasi tersebut adalah yang positif dan menguntungkan investor itu.

·         Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference)
Pada saat masa aliran monetarisme, timbul pertanyaan mengenai demand for money dan supply of money. Pertanyaan ini dijawab oleh Keynes dengan teorinya, liqudity preference, yang menjelaskan tentang bagaimana tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek dan tingkat bunga tersebut disesuaikan untuk menyeimbangkan demand for money dan supply of money.

Teori ini menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang, alasannya karena tingkat bunga merupakan opportunity cost dari memegang uang. Ada tiga motif orang yang memegang uang: Motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.

·         Tentang Upah
Kaum klasik mengatakan bahwa pengangguran tinggi karena upah yang kaku (wage rigidity), yang disebababkan oleh adanya aturan upah minimum (minimum wage), kontrak kerja, dan serikat pekerja (labor union).
Keynes menolak semua pendapat klasik yang di atas. Keynes berpendapat bahwa upah nominal lah yang mengikat pekerja dan menyebabkan pengangguran. Sehingga untuk menurunkan pengangguran, solusinya adalah menurunkan upah riil dengan cara menurunkan upah nominal lebih besar dari tingkat inflasi.

·         Tentang Tabungan (Saving)
Menurut Keynes, tingkat saving harus lebih tinggi dari plan investmen. Tapi juga tidak baik kalau tingkat saving-nya itu berlebihan, karena akan berdampak pada terjadinya resesi perekonomian bahkan terjadi depresi.

B.    Karya-karya John Maynard Keynes

Sebagai seorang pakar ekonomi yang ulung, ia telah menulis banyak buku yaitu:
  • Tahun 1913 ia menulis: Indian Currency and Finance, yang menjelaskan mengenai masalah moneter.
  • Tahun 1919 ia menulis: The Economic Consequences of the Peace. Dalam buku ini ia mengkritik cara-cara yang digunakan oleh negara yang menang perang dunia pertama dalam menekan negara-negara yang kalah perang. Negara pemenang perang menekan negara yang kalah dengan syarat pembayaran utang yang berat. Ia berasumsi bahwa hal itu dapat menimbulkan rasa marah dan dendam dari masyarakat yang kalah perang.
  • Tahun 1922 ia menulis: A Revision of The Treaty.
  • Tahun 1923 ia menulis: A Tract on Monetary Reform
  • Tahun 1930 ia menulis: A Treatis on Money. Buku yang terdiri dari dua jilid ini secara berturut-turut membahas teori-teori murni tentang uang dan penerapannya dalam perekonomian. Dalam hal ini perlu dicatat, dalam beberapa bukunya yang terbit sebelum The General Theory, Keynes masih berada dalam jalur pemikiran klasik dan neo klasik. Akan tetapi jalur ini mulai ditinggalkan saat ia menulis The General Theory.
  • Tahun 1936 ia menulis: The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 30-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo klasik
C.    Kritikan Keynes Terhadap Teori Klasik

Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan. Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barag-barang yang dihasilkan. Hal tersebut yang dibantah oleh keynes karena biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran, sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat akan ditabung untuk spekulasi dan tidak semuanya untuk dikonsumsi.
            Hal ini menyebabkan bahwa ada orang yang dengan teori klasik dan neo-klasik. Menurut Keynes, teori say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana yang terdiri  dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Namun perekonomian masyarakat maju yang telah mengenal tabungan maka sebagian pendapatan akan ditabung sehingga arus pengeluaran tidak sama denga jumlah pendapatan yang dirumuskan dalam bentuk Yd-C=S.
            Pendapat keynes tersebut dibantah oleh kaum klasik dengan dalih bahwa tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan disalurkan pada investor sehingga tabungan akan selalu sama denga investasi. Dengan demikian investasi akan menyebabkan keseimbangan kembali terwujud.
            Keynes membantah pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama dengan motif orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam salah satunya untuk berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama itu hanya kebetulan bukannya keharusan.
            Keynes juga mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu tercapai. Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja tidak selamanya tercapai full employment. Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Yang berarti tidak semua buruh akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan.
            Bila tingkat upah diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun sehingga daya beli dan konsumsi terhadap produk yang dihasilkan berkurang. Akhirnya akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka produktifitas tenaga kerja juga menurun. Hal ini akan menyababkan perusahaan melakukan raionalisasi untuk menghemat biaya produksi dengan memberhentikan sebagian karyawan. Maka pengangguran tingkat akan semakin besar (tidak terjadi full employment).

D.    Peran Pemerintah Dalam Perekonomian

Dari hasil pengamatan tentang depresi ekonomi maka Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya kalau terjadi pengangguran maka pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga sebagian pengangguran mendapat pekerjaan yang akhirnya akan menambah pendapatan masyarakat. Dan jika harga-harg naik dengan cepat, maka pemerintah dapat menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.
            Dari berbagai kebijaksanaan yang diambil, Keynes lebih mengandalkan kebijakan fiskal karena pemerintah dapat mempengaruhi jalannya perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam kondisi dimana sumber-sumber daya belum diserap secara penuh, kebijaksanaan ini sangat ampuh untuk meninggkatkan output dan memberantas pengangguran.
            Keynes menganggap campur tangan pemerintah merupakan keharusan terutama disaat perekonomian berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain pemerintah bertanggung jawab sebagai pengendali jalannya perekonomian sehingga dapat berjalan sesuai dengan keinginan.
            Pokok-pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi empiric. Dengan demikian terjadi perubahan/penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.
Keynes dan pengikutnya berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan intervensi melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk mendorong kesempatan kerja penuh, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Mereka menyarankan, untuk memerangi depresi dan resesi ekonomi, seharusnya dilakukan dengan cara meningkatkan belanja pemerintah atau mengurangi pajak yang dapat menambah belanja konsumsi sektor swasta. Mereka juga menyarankan agar penguasa moneter menambah pasokan uang untuk menurunkan suku bunga dengan harapan agar kebijaksanaan itu mampu mendukung investasi. Untuk menghadapi inflasi yang disebabkan oleh permintaan keseluruhan yang berlebihan, pemerintah sebaiknya mengurangi belanja, meningkatkan pajak untuk mengurangi belanja konsumsi sektor swasta, atau mengurangi pasokan uang untuk meningkatkan suku bunga, yang akan dapat meredam belanja investasi berlebihan (Sastradipoera, 2007: 247).
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1.   Keynes memiliki karya-karya yang cukup banyak dan yang paling dikenal adalah buku The General Theory of Employment, Interest, and Money.
2.   Keynes tidak setuju dengan pandangan klasik yang menyatakan penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri karena permintaan selalu lebih kecil daripada penawaran.
3.   Keynes merupakan bapak ilmu ekonomi makro yang mencetuskan perlunya peranan pemerintah dalam perekonomian. Karena campur tangan pemerintah diperlukan agar perkonomian berjalan sesuai dengan yang didinginkan

DAFTAR PUSTAKA

Cheche Wardah. 2014. Makalah John Maynard Keynes.
Dewi Sri Sarmita. 2013. Makalah Pemikiran-Pemikiran Ekonomi.
Irwan Andi. 2016. Makalah Pemikiran-Pemikiran Keynes.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.