@B13-Anuggrah
Ditengah persaingan yang ketat
dalam bisnis yang Anda jalankan Anda perlu berhati-hati dalam berproduksi dan
menjual. Kesalahan Anda bisa membuat konsumen Anda berpindah ke pesaing Anda.
Catatan penting Anda disini adalah harga dan kualitas.
Tahukah anda bagaimana cara meminimalkan biaya produksi ? Di zaman yang serba mahal ini biaya produksi memang perlu ditekan. Apalagi, kini harga BBM semakin melambung tinggi. Selaku orang yang mempunyai usaha tentu harus memutar otak untuk menyiasati hal ini. Salah satunya adalah dengan menekan biaya produksi. Mengapa kita perlu meminimalkan biaya produksi ? Biaya produksi harus diminimalkan untuk menyiasati harga bahan baku yang mahal serta mnghidari knaikan harga jual. Jika harga jual naik, besar kemungkinan pelanggan akan berpindah pada orang lain. Ini tentu akan merugikan para pelaku usaha. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan untuk meminimalkan biaya produksi ini ? (Dikutip dari www.kompasiana.com)
Tahukah anda bagaimana cara meminimalkan biaya produksi ? Di zaman yang serba mahal ini biaya produksi memang perlu ditekan. Apalagi, kini harga BBM semakin melambung tinggi. Selaku orang yang mempunyai usaha tentu harus memutar otak untuk menyiasati hal ini. Salah satunya adalah dengan menekan biaya produksi. Mengapa kita perlu meminimalkan biaya produksi ? Biaya produksi harus diminimalkan untuk menyiasati harga bahan baku yang mahal serta mnghidari knaikan harga jual. Jika harga jual naik, besar kemungkinan pelanggan akan berpindah pada orang lain. Ini tentu akan merugikan para pelaku usaha. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan untuk meminimalkan biaya produksi ini ? (Dikutip dari www.kompasiana.com)
Analisis Produksi Dalam Jangka
Panjang Dan Jangka Pendek
Dalam manganalisis bagaimana perusahaan melakukan
kegiatan produksi,teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada 2
jangka waktu :
Jangka waktu panjang dan jangka waktu pendek
.Analisis ke atas kegiatan memproduksi perusahaan di katakan di dalam dalam jangka
waktu pendek apabila sebagian dari faktor produksi di anggap tetap jumlahnya.Di
dalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang
di anggap tetap tersebut.Faktor produksi yang di anggap tetap biasanya adalah
faktor modal sperti mesin dan peralatan,alat-alat memproduksi lainya dan
bangunan perusahaan.Sedangkan faktor produksi yang dapat mengalami perubahan
adalah tenaga kerja.
Dalam waktu jangka panjang semua faktor produksi
dapat mengalami perubahan.Ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor
produksi dapat di tambah jumlahnya kalau memang hal tersebut yang di
perlukan.Di dalam jangka panjang perusahaan dapat menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang berlaku di pasar.Jumlah alat-alat produksi dapat di
tambah,pengunaan mesin – mesin dapat di rombak dan di pertinggi
efisiensinya,jenis barang baru dapat di produksi dan tekhnologi produksi di
tingktakan. (Dikutip dari http://yuniarrisky.blogspot.co.id)
CARA MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM
JANGKA PANJANG
Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat
memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik
(plant size) yang akan meminimumkan biaya produksinya. Dalam analisi ekonomi
kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Dengan
demikian analisi mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya
dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC
untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisi
tersebut dibuat ditunjukan dalam Gambar 1.02. Dimisalkan terdapat tiga
kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan
oleh , Kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2, dan Kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3.
Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam
menggunakan alat-alat produksi : Kapasitas 1, Kapasitas 2 dan Kapasitas 3.
Berturut-turut biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk menggunakan
masing-masing skapasitas tersebut adalah ditunjukan oleh AC1, AC2, AC3. Yang
manakah kapasitas yang akan dipilih produsen? Faktor apakah yang menentukan
pilihan tersebut?
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang
digunakan adalah tingakt produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan
tersebut ingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk
menggunakan Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas
2, seperti dapat dilihat dalam Gambar 1.02, biaya prduksi adalah lebih tinggi
(lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisienm dan akan
meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi
di abtara 130 dan 240 unit, Kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena
biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini
dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat
dalam Gambar 1.02, AC1 berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan
Kapasitas 1 biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan Kapasita 2. Untuk
produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, Kapasitas 3 adalah yang harus
digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini
dapat disimpulkan bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada dua
faktor berikut:
Metode Economic Production Quantity (EPQ) merupakan
metode yang dalam perhitungannya memperhitungkan penentuan ukuran lot produksi.
Metode EPQ memiliki asumsi sistem produksi berjalan dengan sempurna tanpa
menghasilkan produk cacat, sehingga bahan baku yang dimiliki digunakan secara
optimal. Tetapi kenyataannya yang terjadi sistem produksi tidak selalu berjalan
dengan sempurna, sehingga produk cacat masih memungkinkan ada.
Berdasarkan kekurangan metode EPQ, Ben-Daya &
Rahim (2003) melakukan penelitian untuk membuat model optimisasi lot produksi
pada persoalan multistage dengan proses produksi yang tidak sempurna. Pada
penelitian Ben-Daya & Rahim (2003) pemeriksaan dilakukan secara sampling
dan tidak ada tindakan yang dilakukan jika lot produksi ditolak. Pada
penelitian ini belum dipertimbangkan komponen biaya kualitas bila produk yang
dikirimkan kepada konsumen berupa produk cacat akibat kesalahan pemeriksaan.
Tidak dipertimbangkannya komponen biaya kualitas khususnya biaya kegagalan
eksternal bagi konsumen mengakibatkan konsumen merasa dirugikan, karena ia
tidak bisa complain atas produk cacat yang ia dapat.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Kadarisman
(2007) yang mengembangkan model optimisasi ukuran lot produksi untuk kasus
single item dan single stage pada sistem produksi yang tidak sempurna. Sistem
produksi tidak sempurna dalam penelitian ini disebabkan kegagalan produksi dan
kesalahan pemeriksaan sampling. Pada penelitian ini memiliki kekurangan yang
sama seperti Ben-Daya & Rahim (2003), karena tidak ada proses selanjutnya
saat lot produksi ditolak dan tidak dipertimbangkannya komponen biaya kualitas.
Perdana (2008) melakukan penelitian untuk
mengembangkan model optimisasi untuk menentukan ukuran lot produksi pada sistem
produksi yang tidak sempurna. Sistem produksi tidak sempurna dalam penelitian
ini disebabkan kegagalan produksi dan kesalahan inspeksi sampling. Pada
penelitiannya memiliki satu Kekurangan yang sama seperti Ben-Daya & Rahim
(2003), yaitu belum dipertimbangkannya komponen biaya kualitas.
Penelitian Irawan (2013) mengembangkan model
optimisasi untuk menentukan ukuran lot produksi pada sistem produksi yang tidak
sempurna. Sistem produksi tidak sempurna dalam penelitiannya disebabkan masalah
deteriorasi dan kesalahan inspeksi sensus. Pada penelitiannya dipertimbangkan
biaya kegagalan internal yang merupakan bagian dari komponen biaya kualitas,
namun tidak dipertimbangkan biaya kegagalan eksternal. Tidak dipertimbangkan
biaya kegagalan eksternal masih membuat penelitiannya memiliki kekurangan yang
sama seperti penelitian Ben-Daya & Rahim (2003).
Identifikasi Masalah
Sistem produksi tidak sempurna dalam penelitian ini disebabkan masalah
deteriorasi dan kesalahan inspeksi sampling. Pada penelitian ini mengenai
masalah deteriorasi menggunakan pendekatan model Irawan (2013), sedangkan
kesalahan inspeksi sampling menggunakan pendekatan model Kadarisman (2007).
Penelitian ini akan mempertimbangkan inspeksi sampling, inspeksi sensus, dan
komponen biaya kualitas. Komponen biaya kualitas yang
digunakan, antara lain biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
Daftar Pustaka :
a.
Anonim. 2010. HUBUNGAN KURVA MC DENGAN AVC DAN
AC. https://inspirasitugas.wordpress.com/2010/11/27/biaya-produks/.
(Diakses 02-04-2017)
b.
Risky, Yuniar. 2010. PERILAKU PRODUSEN TEORI
PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI. http://yuniarrisky.blogspot.co.id/2010/10/perilaku-produsen-teori-produksi-dan.html.
(Diakses 02-04-2017)
c.
Fadhila, Nur. 2015. Cara Efektif Meminimalkan
Biaya Produksi. http://www.kompasiana.com/adityarafadhila/cara-efektif-meminimalkan-biaya-produksi_565c0159cf7e613007533ecb.
(Diakses 02-04-2017)
d.
WIBOWO, ARI. PRASSETIYO, HENDRO. DESRIANTY, ARIE.
2014. Model Optimisasi Lot Produksi pada
Sistem Produksi yang Tidak Sempurna dengan Mempertimbangkan Komponen
Biaya Kualitas Untuk Meminimumkan Total Biaya. Reka Integra ISSN:
2338-5081 ©Jurusan Teknik Industri Itenas | No.04|
Vol.02. (Diakses 02-04-2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.