.

Minggu, 04 Juni 2017

Pertumbuhan Perekonomian di Sulawesi Selatan

Pertumbuhan Perekonomian di Sulawesi Selatan


Melihat pertumbuhan ekonomi di Sulsel, Aviliani berpendapat provinsi yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo ini bakal dapat keluar dari tekanan ekonomi tersebut. Jika sektor infrastruktur dan pertanian, terutama komoditi unggulan seperti pangan terus didorong dan dimaksimalkan. “Dalam era pasar bebas saat ini pemerintah daerah setempat ditantang mengingatkan kualitas dan kuantitas produk hilir di sektr pangan sehingga mampu bersaing dengan produk negara lain” (Menurut Aviliani).
Pertumbuhan ekonomi Sulsel beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Dimana tumbuh 7,4 persen atau masih berada diatas rata-rata nasional. Hal ini disebabkan karena sebagian besar industri yang bergerak di Sulsel bergerak di bidang manufaktur (Menurut Agus Arifin Nu’mang).
Propinsi Sulawesi Selatan, satu dari 34 Propinsi di Indonesia dengan segala potensi sumber daya alam dan posisi yang strategis, julukan sebagai pintu dari Kawasan Timur Indonesia juga disematkan pada Propinsi ini. Penyematan julukan tersebut tentunya tidak sekedar isapan jempol saja, Propinsi Sulawesi Selatan berbenah dengan beberapa program aksi yang mumpuni. Propinsi Sulawesi Selatan sampai saat ini terus memperlihatkan geliat perekonomian yang cukup bergairah di Kawasan Timur Indonesia.
Apalagi saat ini Propinsi Sulawesi Selatan telah didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana serta infrastruktur pendukung yang cukup baik, tersedianya potensi dan peluang yang siap dikembangan serta besarnya dukungan dan komitmen pemerintah daerah.
Apalagi lebih lanjut, kebijakan pemerintah propinsi utamanya periode kedua dari kepemimpinan H. Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nukman dalam masa bakti 2013- 2018 telah fokus pada pengembangan sektor infrastruktur, pengembangan komoditas pangan serta industry hilir guna lebih memacu perekonomian dan pendapatan ekonomi wilayah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Propinsi Sulawesi Selatan (Menurut Paul Krugman).
Letak Indonesia yang sangat strategis diantara dua benua Asia dan Australia yang sangat menguntungkan bagi perdagangan, ditambah dengan kenyataan bahwasanya wilayah Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang mumpuni dan menjadi daya tarik asing untuk melakukan investasi di Indonesia, faktor lain yang mendukung Indonesia sebagai kawasan investasi yang menguntungkan adalah ketersediaan sumber daya manusia yang secara kuantitas dan kualitas tercukupi dan mumpuni untuk membantu menyukseskan jalannya roda investasi yang baik di Indonesia, ketersediaan sumber daya manusia yang ada juga didukung dengan tidak tingginya pembiayaan dalam persiapan dan keberlangsungan ketersediaan sumber daya manusia tersebut. Tingginya potensi keinginan dalam berinvestasi asing di Indonesia dapat terlihat dari sebuah laporan yang dirilis oleh United Nations Conference on Trade and  Development (UNCTAD) yang menggambarkan tentang indeks peringkat negara dengan merujuk pada potensi arus masuk investasi dalam kasus Asean2.

Tabel 1.1 : Peringkat Negara Menurut Indeks Potensi Arus Masuk PMA di ASEAN.

Negara
Indeks Potensi Masuk PMA
1990
1995
2000
2004
2005
Brunei Darussalam
29
31
35
50
50
Indonesia
44
65
76
103
100
Malaysia
38
33
31
35
35
Filipina
83
70
61
71
74
Singapura
15
3
2
2
21
Thailand
40
44
53
59
62
Vietnam
78
88
83
80
80


Kabar24.com, MAKASSAR - Perekonomian Sulawesi Selatan sepanjang 2016 mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,41% atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada pada level 7,17%. Kepala BPS Sulawesi Selatan Nursam Salam mengatakan struktur pertumbuhan tersebut masih didominasi oleh empat sektor usaha meliputi agribisnis, industri pengolahan, perdagangan serta konstruksi. Secara terperinci, kontribusi sektor agribisnis terhadap struktur perekonomian Sulsel sepanjang 2016 mencapai 23,29% kemudian industri pengolahan 13,92%, perdagangan 13,41% lalu konstruksi sebesar 12,53% serta selebihnya berasal dari sektor lainnya. "Sebagian besar sektor usaha di Sulsel kinerjanya positif sepanjang 2016, meski sektor sektor penopang tidak terlalu besar pertumbuhannya. Adapun laju pertumbuhan tertinggi ada pada sektor jasa keuangan yang mencapai 13,63% sepanjang tahun lalu," paparnya, Senin (6/2/2017).



Daftar Pustaka
Paul Krugman, Majalah SWA, 05/XIV/5-18 Maret 1998 dalam Sidik Jatmika, Otonomi Daerah Perspektif Hubungan Internasional, Bigraf, Yogyakarta, 2001, hal.77 http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t40346.pdf
Nurhikmah. 13 January 2017 06.00 WITA, Ini Tiga Sektor Penopang Ekonomi Sulses di 2017.

Rahmat.A.N, 06 Februari 2017 18.20 WIB, Ekonomi Sulsel Melaju 7,41% Sepanjang 2016 http://kabar24.bisnis.com/read/20170206/78/626270/ekonomi-sulsel-melaju-741-sepanjang-2016  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.