.

Senin, 29 Mei 2017

SIKLUS EKONOMI DAN INFLASI DI INDONESIA

Oleh : @B33-ZAKI
SIKLUS EKONOMI DAN INFLASI DI INDONESIA

1.       Anatomi Siklus Ekonomi
                Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas, yang terdiri atas empat elemen. Indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil dan tingkat harga.
Anatomi terdiri atas 4 elemen yaitu:
a. Gerakan menaik (Upturn atau Expansion)
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang – kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
b. Titik puncak atau kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c. Gerakan menurun (Downturn)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
d. Titik terendah atau nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

2.       Durasi Siklus Ekonomi
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a.            Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle). Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.
b.           Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)
c.            Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun. Kadang-kadang mereka disebut dengan nama-nama peneliti mereka.


3.       Pengelolaan Siklus Ekonomi
            Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelolah siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik – turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.

            a.  Kebijakan jangka pendek
                 Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural.

            b.  Kebijakan jangka panjang.

4.       Siklus Ekonomi di Indonesia
                Dilansir dari Sindonews.com ,-- RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi tiap 7 Tahun. Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, Indonesia mengalami siklus gejolak ekonomi setiap 7 tahun sekali.

Menurutnya, dalam siklus tersebut terkadang pertumbuhan ekonomi jauh lebih cepat, bisa juga lambat, bahkan jatuh meskipun belum masuk pada tahap resesi.

"Ekonomi kadang tumbuh lebih cepat, jatuh, lambat, resesi. Siklus kita 7 tahunan, tidak bisa dihindari, kalau Amerika Serikat sepuluh tahun," ujarnya

Dia menuturkan dalam masa gejolak pemerintah harus bisa tepat dalam mengambil kebijakan, sehingga mendapatkan hasil akhir yang baik.

"Bagaimana jago pemerintah kita tentukan hasil akhir waktu ekonomi melambat atau akan krisis. Tergantung pemerintah jalankan seperti apa," jelas Purbaya.

Dia menambahkan, kondisi ekonomi saat ini masih belum masuk tahap mengkhawatirkan, hanya mengalami perlambatan.

5.       Inflasi di Indonesia
Dilansir dari bisnis.liputan6.com ,-- Inflasi 2016 Terendah dalam 5 Tahun Terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada 2016 sebesar 3,02 persen. Tingkat inflasi ini menjadi yang terendah sejak 2010.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada 2011 tercatat sebesar Rp 3,79 persen, lebih rendah dari 2012 yang sebesar 4,36 persen. Kemudian melonjak tajam ke 8,38 persen di 2013 dan di 2014 masih ‎tinggi yaitu 8,36 persen.

Namun pada 2015, tingkat [inflasi ]( 2692441 "")turun drastis menjadi 3,35 persen. Dan pada 2016 mencatatkan tingkat inflasi paling rendah yaitu sebesar 3,02 persen.

"Seperti yang tadi saya bilang, ini (inflasi 2016) menjadi yang terendah sejak 2010," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Dia mengatakan, dari 82 kota yang disurvei  BPS, 78 kota mencatat inflasi dan 4 kota deflasi.


DAFTAR PUSTAKA :
Anonim. 2017. “Siklus Ekonomi”. https://azizahayu.wordpress.com/tag/siklus-ekonomi/ (Dilihat tanggal 28 Mei 2017)
Anonim. 2014. “SIklus Ekonomi”. http://apriyanis.blogspot.co.id/2014/01/siklus-ekonomi.html (Dilihat tanggal 28 Mei 2017)
Yovanda, Yanuar Riezqi. 2015. “RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi Setiap 7 Tahun”. https://ekbis.sindonews.com/read/1038380/33/ri-alami-siklus-gejolak-ekonomi-setiap-7-tahun-1440824977 (Dilihat tanggal 28 Mei 2017)
Deny, Septian. 2016. “Inflasi 2016 Terendah dalam 5 Tahun Terakhir”. http://bisnis.liputan6.com/read/2694669/inflasi-di-2016-terendah-dalam-5-tahun (Dilihat tanggal 28 Mei 2017)


                                                                                            

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.