.

Senin, 13 Maret 2017

Apa itu Surplus Konsumen dan Surplus Produsen?

@11-Aini

Oleh : Aini Putri

Apa Surplus Ekonomi?
Surplus ekonomi adalah istilah bisnis yang digunakan untuk menggambarkan situasi yang berbeda.
Definisi dasar dari surplus ekonomi adalah bahwa aset keuangan dari suatu entitas, seperti, pasar bisnis, pemerintah individual, atau, melebihi kewajiban keuangannya. Definisi dasar namun, hanya titik melompat-off untuk menggambarkan berbagai bentuk surplus ekonomi.
Untuk surplus, individu ekonomi dapat dijelaskan dalam beberapa cara. Jika seseorang memiliki sejumlah uang untuk hidup pada awal bulan, namun tidak menghabiskan semuanya selama sebulan, nya anggaran surplus dengan jumlah yang tersisa. Namun, surplus juga dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa individu atau konsumen bersedia untuk membayar sesuatu, dibandingkan apa yang sebenarnya dibayar. Jika seseorang bersedia untuk membeli sofa untuk dolar US $ 800 (USD), tetapi menemukan model yang sama untuk $ 600 USD, surplus ekonomi dikatakan $ 200 USD tidak menghabiskan bahwa konsumen bersedia untuk menghabiskan.
Dalam bisnis, surplus juga dapat menjadi sarana untuk menjelaskan kekayaan bersih perusahaan dan tingkat keberhasilan. Selama waktu tertentu, jika penghasilan perusahaan melebihi semua pengeluaran, termasuk tenaga kerja, biaya produksi, transportasi, dan kerugian investasi, jumlah yang tersisa adalah surplus ekonomi. Jumlah ini juga mendefinisikan bagaimana menguntungkan perusahaan telah selama periode waktu. Jika penerimaan perusahaan sama satu juta dolar, dan total pengeluaran sama dengan USD $ 500.000, USD $ 500.000 sisanya dianggap keuntungan atau, dengan kata lain, surplus.
Dalam keuangan, bagaimanapun, istilah seperti kelebihan biasanya memiliki aplikasi yang jauh lebih rumit. Misalnya, dalam pasokan dasar dan grafik permintaan, bisa ada beberapa jenis surplus ekonomi yang terlibat. Selain surplus konsumen, jumlah surplus produsen juga harus dipertimbangkan. Angka ini dicapai oleh melebihi laba atas biaya operasional untuk pemasok.
Surplus merupakan istilah dalam ekonomi yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang terkait. Surplus ekonomi terdiri dari surplus produsen dan surplus konsumen.

Surplus Produsen

Surplus produsen adalah selisih antara harga produsen yang sudah disediakan dengan baik dan jumlah harga yang sebenarnya mereka terima dari konsumen. Ini adalah uang tambahan, manfaat, dan atau keuntungan dari produsen yang didapatkan dari menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari harga minimal yang diterima mereka.

Surplus konsumen

Surplus konsumen adalah selisih antara harga maksimum konsumen yang bersedia untuk membayarnya dan harga sebenarnya yang harus dibayarnya. Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga yang diminta saat ini, maka mereka mendapatkan keuntungan yang lebih dari produk yang dibeli dari mereka untuk membelinya. Surplus konsumen ditambah surplus produsen sama dengan jumlah surplus ekonomi di pasar.
Cara lain untuk menentukan surplus konsumen dalam waktu kurang dari segi kuantitatif adalah sebagai ukuran kesejahteraan konsumen. Beberapa barang, seperti air, sangat berharga untuk semua orang karena merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup. Tapi utilitas, atau “kegunaan,” sebagian besar barang bervariasi tergantung pada keinginan atau selera individu seseorang. Karena kegunaan seseorang mendapat baik mendefinisikan permintaan dia untuk itu, kegunaan juga mendefinisikan surplus konsumen individu mungkin mendapatkan dari pembelian sejenis. Jika seseorang tidak digunakan untuk kebaikan, ada kelebihan konsumen untuk orang yang membeli dengan tidak memperdulikan harga. Namun, jika seseorang menemukan barang yang sangat berguna, surplus konsumen akan signifikan bahkan jika harga tinggi. Surplus konsumen untuk produk didasarkan pada kegunaan individu dari produk tersebut.

Cara Menghitung Surplus Konsumen

1.       Pahami hukum permintaan. Sebagian besar orang pernah mendengar frasa "permintaan dan penawaran" digunakan untuk menggambarkan kekuatan misterius yang memerintah ekonomi pasar, namun banyak orang tidak mengerti implikasi penuh konsep ini. "Permintaan" merujuk pada keinginan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa di pasar. Secara umum, jika semua faktor lainnya sederajat, permintaan atas suatu produk akan menurun begitu harga naik.[2]
    • Sebagai contoh, mari kita ambil satu perusahaan yang akan merilis televisi model baru. Semakin tinggi harga yang mereka kenakan untuk model baru ini, maka semakin sedikit jumlah televisi yang dapat mereka harapkan untuk terjual secara keseluruhan. Ini disebabkan karena konsumen memiliki jumlah uang yang terbatas untuk dibelanjakan dan, dengan membayar televisi yang berharga lebih mahal, mereka mungkin harus mengorbankan berbelanja untuk hal-hal lainnya yang dapat memberi manfaat lebih besar (bahan pangan, bensin, cicilan utang, dll.)

2.       Pahami hukum penawaran. Sebaliknya, hukum penawaran menentukan bahwa produk dan jasa yang menuntut harga tinggi akan disediakan dalam jumlah besar. Pada intinya, orang-orang yang menjual barang ingin mendapatkan pendapatan sebanyak mungkin dengan menjual banyak produk mahal, sehingga, jika satu tipe produk atau jasa tertentu sangat menguntungkan, maka para produsen akan bergegas memproduksi barang atau jasa itu.[3]
    • Sebagai contoh, mari kita ambil momen tepat sebelum Hari Ibu, bunga tulip menjadi sangat mahal. Untuk menanggapi ini, para petani yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan tulip akan mencurahkan seluruh sumber daya mereka pada aktivitas ini, menghasilkan tulip sebanyak mungkin untuk mengambil keuntungan dari situasi saat harga sedang tinggi.

3.       Pahami bagaimana permintaan dan penawaran diwakilkan dalam grafik. Satu cara yang paling umum digunakan oleh para ekonom untuk menggambarkan hubungan antara permintaan dan penawaran adalah melalui grafik x/y 2 dimensi. Biasanya, dalam kasus ini, sumbu x ditetapkan sebagai "Q", jumlah (quantity) barang di pasar, dan sumbu y ditetapkan sebagai "P", harga (price) barang. Permintaan dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri atas ke bagian kanan bawah grafik, dan penawaran dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri bawah ke kanan atas.[4]
    • Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran merupakan titik tempat pasar mencapai ekuilibrium (keseimbangan)—dengan kata lain, titik di mana produsen menghasilkan barang dan jasa pada jumlah yang persis diminta oleh konsumen.[5]

4.       Pahami utilitas marginal. Utilitas marginal adalah peningkatan kepuasan yang didapat oleh konsumen dari konsumsi satu unit tambahan barang atau jasa. Dalam istilah yang sangat umum, utilitas marginal bergantung pada imbalan menurun—dengan kata lain, setiap unit tambahan yang dibeli memberikan manfaat yang semakin berkurang pada konsumen. Lambat laun, utilitas marginal barang atau jasa tersebut berkurang hingga ke titik "tak lagi sepadan" bagi konsumen untuk membeli unit tambahan.[6]
    • Misalnya, mari kita andaikan bahwa seorang konsumen merasa sangat lapar. Dia pergi ke restoran dan memesan nasi goreng seharga Rp50.000. Setelah menyantap hamburger ini, dia masih merasa sedikit lapar, karena itu dia memesan satu porsi nasi goreng lagi seharga Rp50.000. Utilitas marginal dari nasi goreng porsi kedua ini sedikit di bawah porsi pertama, karena untuk harga yang harus dibayarkan, nasi goreng porsi kedua tersebut tidak memberikan kepuasan sebesar porsi pertama dalam hal menghilangkan rasa lapar. Konsumen tersebut memutuskan untuk tidak membeli nasi goreng porsi ketiga karena dia sudah kenyang, dan oleh sebab itu, porsi ketiga ini hampir tak memiliki utilitas marginal baginya.

5.       Pahami surplus konsumen. Surplus konsumen didefinisikan secara luas sebagai selisih antara "nilai total" suatu barang atau "nilai total yang diterima" oleh konsumen, dengan harga aktual yang mereka bayar. Dengan kata lain, jika konsumen membayar untuk suatu barang kurang dari nilai barang tersebut bagi mereka, surplus konsumen mewakili "tabungan" mereka.[7]
    • Sebagai contoh yang disederhanakan, mari kita andaikan bahwa konsumen sedang mencari mobil bekas. Dia menganggarkan Rp100.000.000 untuk dibelanjakan. Jika dia membeli mobil dengan semua kriteria yang diinginkannya seharga Rp60.000.000, dapat katakan bahwa dia memiliki surplus konsumen sebesar Rp40.000.000. Dengan kata lain, baginya mobil tersebut "bernilai" Rp100.000.000, namun pada akhirnya dia mendapat mobil itu "dan" surplus sebesar Rp40.000.000 untuk dibelanjakan membeli barang-barang lain sesuai keinginannya.

Bagian 2

Menghitung Surplus Konsumen dari Kurva Permintaan dan Penawaran

1.       Buat grafik x/y untuk membandingkan harga dan jumlah. Sebagaimana disebutkan di atas, para ekonom menggunakan grafik untuk membandingkan hubungan antara penawaran dan permintaan di pasar. Berhubung surplus konsumen dihitung berdasarkan hubungan ini, kita akan menggunakan grafik jenis ini dalam perhitungan kita.[8]
    • Sebagaimana disebutkan di atas, tetapkan sumbu y sebagai P (price - harga) dan sumbu x sebagai Q (quantity of goods - jumlah barang).[9]
    • Interval yang berbeda di sepanjang kedua sumbu tersebut berhubungan dengan perbedaan nilai masing-masing—interval harga untuk sumbu harga (P) dan jumlah barang untuk sumbu jumlah (Q).

2.       Tempatkan kurva permintaan dan penawaran untuk barang atau jasa yang dijual. Kurva permintaan dan penawaran—terutama pada contoh-contoh awal surplus konsumen—biasanya ditampilkan sebagai persamaan linear (garis lurus pada grafik). Masalah surplus konsumen Anda mungkin telah memiliki kurva permintaan dan penawaran yang sudah tergambar, atau mungkin Anda yang harus menggambarnya.
    • Sebagaimana penjelasan mengenai kurva pada grafik yang telah diberikan sebelumnya, kurva permintaan akan melengkung turun mulai dari bagian kiri atas, dan kurva penawaran akan melengkung naik dari bagian kiri bawah.
    • Kurva permintaan dan penawaran untuk setiap barang atau jasa akan berbeda, namun harus mencerminkan hubungan antara permintaan (dari segi jumlah uang yang berpotensi dibelanjakan oleh konsumen) dan penawaran (dalam hal jumlah barang yang dibeli) secara akurat.

3.       Temukan titik ekuilibrium. Sebagaimana dibicarakan sebelumnya, ekuilibrium dalam hubungan antara permintaan dan penawaran adalah titik pada grafik di mana kedua kurva saling berpotongan.[10] Sebagai contoh, mari kita anggap bahwa titik ekuilibrium berada pada posisi 15 unit dengan titik harga Rp50.000/unit.

4.       Tarik garis horizontal pada sumbu harga (P) di titik ekuilibrium. Sekarang setelah Anda mengetahui titik ekuilibrium, tarik garis horizontal mulai dari titik tersebut yang berpotongan tegak lurus dengan sumbu harga (P).[11] Untuk contoh kita, kita tahu bahwa titiknya akan berpotongan dengan sumbu harga pada Rp50.000.
    • Area segitiga di antara garis horizontal ini, garis vertikal dari sumbu harga (P), dan tempat kurva permintaan berpotongan dengan keduanya, merupakan area yang berhubungan dengan surplus konsumen.[12]

5.       Gunakan persamaan yang benar. Karena segitiga yang berhubungan dengan surplus konsumen merupakan segitiga siku-siku (titik ekuilibrium berpotongan dengan sumbu harga (P) pada sudut 90°) dan ‘’area’’ pada segitiga itulah yang ingin Anda hitung, maka Anda harus tahu cara menghitung area segitiga siku-siku tersebut. Persamaannya adalah 1/2(dasar x tinggi) atau (dasar x tinggi)/2



6.       Masukkan angka-angka terkait. Sekarang setelah mengetahui persamaan dan angka-angkanya, Anda siap memasukkannya.
    • Untuk contoh kita, dasar segitiga merupakan jumlah yang diminta pada titik ekuilibrium, yaitu 15.
    • Untuk mendapatkan tinggi segitiga bagi contoh kita, kita harus mengambil harga pada titik ekuilibrium (Rp50.000) dan menguranginya dari titik harga tempat kurva permintaan berpotongan dengan sumbu harga (P), sebagai contoh kita sebut saja Rp120.000. 12.000 - 5.000 = 7.000, oleh karena itu kita menggunakan tinggi Rp7.000.

7.       Hitung surplus konsumen. Dengan angka-angka yang telah dimasukkan ke dalam persamaan, Anda siap menghitung hasilnya. Dengan contoh tersebut di atas, SK = 1/2(15 x Rp7.000) = 1/2 x Rp105.000 = Rp52.500.

Tips

  • Angka ini berhubungan dengan total surplus konsumen karena surplus konsumen untuk satu konsumen individual merupakan manfaat marginal konsumen tersebut atau selisih antara apa yang seharusnya dibayarkan versus jumlah sebenarnya yang dia bayarkan














Daftar Pustaka

Sridianti.2015.Apa bedanya surplus produsen dan  surplus konsumen. Di ambil dari http://www.sridianti.com/apa-bedanya-surplus-produsen-dan-surplus-konsumen.html
(Di akses pada 12 Maret 2017)
Wikihow.2016.Menghitung surplus konsumen. Di ambil dari
(di akses pada 13 Maret 2017)
Ickman s.k,iwang.g,Iis R.2012. Analisis surplus konsumen dan surplus produsen ikan segar dikota bandung. Di ambil dari
(di akses pada 10 Maret 2017)
Anonim.2015.Apa itu surplus ekonomi. Di ambil dari
(Di aksespada 13 Maret 2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.