Oleh : Aini Putri
Apa Surplus Ekonomi?
Surplus
ekonomi adalah istilah bisnis yang digunakan untuk menggambarkan situasi yang
berbeda.
Definisi dasar dari surplus ekonomi adalah bahwa aset keuangan dari suatu entitas, seperti, pasar bisnis, pemerintah individual, atau, melebihi kewajiban keuangannya. Definisi dasar namun, hanya titik melompat-off untuk menggambarkan berbagai bentuk surplus ekonomi.
Definisi dasar dari surplus ekonomi adalah bahwa aset keuangan dari suatu entitas, seperti, pasar bisnis, pemerintah individual, atau, melebihi kewajiban keuangannya. Definisi dasar namun, hanya titik melompat-off untuk menggambarkan berbagai bentuk surplus ekonomi.
Untuk
surplus, individu ekonomi dapat dijelaskan dalam beberapa cara. Jika seseorang
memiliki sejumlah uang untuk hidup pada awal bulan, namun tidak menghabiskan
semuanya selama sebulan, nya anggaran surplus dengan jumlah yang tersisa.
Namun, surplus juga dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa
individu atau konsumen bersedia untuk membayar sesuatu, dibandingkan apa yang
sebenarnya dibayar. Jika seseorang bersedia untuk membeli sofa untuk dolar US $
800 (USD), tetapi menemukan model yang sama untuk $ 600 USD, surplus ekonomi
dikatakan $ 200 USD tidak menghabiskan bahwa konsumen bersedia untuk
menghabiskan.
Dalam
bisnis, surplus juga dapat menjadi sarana untuk menjelaskan kekayaan bersih
perusahaan dan tingkat keberhasilan. Selama waktu tertentu, jika penghasilan
perusahaan melebihi semua pengeluaran, termasuk tenaga kerja, biaya produksi,
transportasi, dan kerugian investasi, jumlah yang tersisa adalah surplus
ekonomi. Jumlah ini juga mendefinisikan bagaimana menguntungkan perusahaan
telah selama periode waktu. Jika penerimaan perusahaan sama satu juta dolar,
dan total pengeluaran sama dengan USD $ 500.000, USD $ 500.000 sisanya dianggap
keuntungan atau, dengan kata lain, surplus.
Dalam
keuangan, bagaimanapun, istilah seperti kelebihan biasanya memiliki aplikasi
yang jauh lebih rumit. Misalnya, dalam pasokan dasar dan grafik permintaan,
bisa ada beberapa jenis surplus ekonomi yang terlibat. Selain surplus konsumen,
jumlah surplus produsen juga harus dipertimbangkan. Angka ini dicapai oleh
melebihi laba atas biaya operasional untuk pemasok.
Surplus merupakan istilah dalam ekonomi yang digunakan untuk
menyatakan jumlah yang terkait. Surplus ekonomi terdiri dari surplus produsen
dan surplus konsumen.
Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih antara harga produsen yang sudah disediakan dengan baik dan jumlah harga yang sebenarnya mereka terima dari konsumen. Ini adalah uang tambahan, manfaat, dan atau keuntungan dari produsen yang didapatkan dari menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari harga minimal yang diterima mereka.Surplus konsumen
Surplus konsumen adalah selisih antara harga maksimum konsumen yang bersedia untuk membayarnya dan harga sebenarnya yang harus dibayarnya. Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga yang diminta saat ini, maka mereka mendapatkan keuntungan yang lebih dari produk yang dibeli dari mereka untuk membelinya. Surplus konsumen ditambah surplus produsen sama dengan jumlah surplus ekonomi di pasar.Cara lain untuk menentukan surplus konsumen dalam waktu kurang dari segi kuantitatif adalah sebagai ukuran kesejahteraan konsumen. Beberapa barang, seperti air, sangat berharga untuk semua orang karena merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup. Tapi utilitas, atau “kegunaan,” sebagian besar barang bervariasi tergantung pada keinginan atau selera individu seseorang. Karena kegunaan seseorang mendapat baik mendefinisikan permintaan dia untuk itu, kegunaan juga mendefinisikan surplus konsumen individu mungkin mendapatkan dari pembelian sejenis. Jika seseorang tidak digunakan untuk kebaikan, ada kelebihan konsumen untuk orang yang membeli dengan tidak memperdulikan harga. Namun, jika seseorang menemukan barang yang sangat berguna, surplus konsumen akan signifikan bahkan jika harga tinggi. Surplus konsumen untuk produk didasarkan pada kegunaan individu dari produk tersebut.
Cara Menghitung Surplus Konsumen
1. Pahami
hukum permintaan. Sebagian besar orang pernah mendengar frasa
"permintaan dan penawaran" digunakan untuk menggambarkan kekuatan
misterius yang memerintah ekonomi pasar, namun banyak orang tidak mengerti
implikasi penuh konsep ini. "Permintaan" merujuk pada keinginan untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa di pasar. Secara umum, jika semua faktor
lainnya sederajat, permintaan atas suatu produk akan menurun begitu harga naik.[2]
- Sebagai contoh, mari kita ambil satu perusahaan yang akan merilis televisi model baru. Semakin tinggi harga yang mereka kenakan untuk model baru ini, maka semakin sedikit jumlah televisi yang dapat mereka harapkan untuk terjual secara keseluruhan. Ini disebabkan karena konsumen memiliki jumlah uang yang terbatas untuk dibelanjakan dan, dengan membayar televisi yang berharga lebih mahal, mereka mungkin harus mengorbankan berbelanja untuk hal-hal lainnya yang dapat memberi manfaat lebih besar (bahan pangan, bensin, cicilan utang, dll.)
2. Pahami
hukum penawaran. Sebaliknya, hukum penawaran menentukan bahwa produk dan
jasa yang menuntut harga tinggi akan disediakan dalam jumlah besar. Pada
intinya, orang-orang yang menjual barang ingin mendapatkan pendapatan sebanyak
mungkin dengan menjual banyak produk mahal, sehingga, jika satu tipe produk
atau jasa tertentu sangat menguntungkan, maka para produsen akan bergegas
memproduksi barang atau jasa itu.[3]
- Sebagai contoh, mari kita ambil momen tepat sebelum Hari Ibu, bunga tulip menjadi sangat mahal. Untuk menanggapi ini, para petani yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan tulip akan mencurahkan seluruh sumber daya mereka pada aktivitas ini, menghasilkan tulip sebanyak mungkin untuk mengambil keuntungan dari situasi saat harga sedang tinggi.
3. Pahami
bagaimana permintaan dan penawaran diwakilkan dalam grafik. Satu cara yang
paling umum digunakan oleh para ekonom untuk menggambarkan hubungan antara
permintaan dan penawaran adalah melalui grafik x/y 2 dimensi. Biasanya, dalam
kasus ini, sumbu x ditetapkan sebagai "Q", jumlah (quantity)
barang di pasar, dan sumbu y ditetapkan sebagai "P", harga (price)
barang. Permintaan dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri atas ke
bagian kanan bawah grafik, dan penawaran dinyatakan sebagai kurva yang
melengkung dari kiri bawah ke kanan atas.[4]
- Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran merupakan titik tempat pasar mencapai ekuilibrium (keseimbangan)—dengan kata lain, titik di mana produsen menghasilkan barang dan jasa pada jumlah yang persis diminta oleh konsumen.[5]
4. Pahami
utilitas marginal. Utilitas marginal adalah peningkatan kepuasan yang
didapat oleh konsumen dari konsumsi satu unit tambahan barang atau jasa. Dalam
istilah yang sangat umum, utilitas marginal bergantung pada imbalan
menurun—dengan kata lain, setiap unit tambahan yang dibeli memberikan manfaat
yang semakin berkurang pada konsumen. Lambat laun, utilitas marginal barang
atau jasa tersebut berkurang hingga ke titik "tak lagi sepadan" bagi
konsumen untuk membeli unit tambahan.[6]
- Misalnya, mari kita andaikan bahwa seorang konsumen merasa sangat lapar. Dia pergi ke restoran dan memesan nasi goreng seharga Rp50.000. Setelah menyantap hamburger ini, dia masih merasa sedikit lapar, karena itu dia memesan satu porsi nasi goreng lagi seharga Rp50.000. Utilitas marginal dari nasi goreng porsi kedua ini sedikit di bawah porsi pertama, karena untuk harga yang harus dibayarkan, nasi goreng porsi kedua tersebut tidak memberikan kepuasan sebesar porsi pertama dalam hal menghilangkan rasa lapar. Konsumen tersebut memutuskan untuk tidak membeli nasi goreng porsi ketiga karena dia sudah kenyang, dan oleh sebab itu, porsi ketiga ini hampir tak memiliki utilitas marginal baginya.
5. Pahami
surplus konsumen. Surplus konsumen didefinisikan secara luas sebagai
selisih antara "nilai total" suatu barang atau "nilai total yang
diterima" oleh konsumen, dengan harga aktual yang mereka bayar. Dengan
kata lain, jika konsumen membayar untuk suatu barang kurang dari nilai barang
tersebut bagi mereka, surplus konsumen mewakili "tabungan" mereka.[7]
- Sebagai contoh yang disederhanakan, mari kita andaikan bahwa konsumen sedang mencari mobil bekas. Dia menganggarkan Rp100.000.000 untuk dibelanjakan. Jika dia membeli mobil dengan semua kriteria yang diinginkannya seharga Rp60.000.000, dapat katakan bahwa dia memiliki surplus konsumen sebesar Rp40.000.000. Dengan kata lain, baginya mobil tersebut "bernilai" Rp100.000.000, namun pada akhirnya dia mendapat mobil itu "dan" surplus sebesar Rp40.000.000 untuk dibelanjakan membeli barang-barang lain sesuai keinginannya.
Bagian 2
Menghitung Surplus Konsumen dari Kurva Permintaan dan Penawaran
1. Buat
grafik x/y untuk membandingkan harga dan jumlah. Sebagaimana disebutkan di
atas, para ekonom menggunakan grafik untuk membandingkan hubungan antara
penawaran dan permintaan di pasar. Berhubung surplus konsumen dihitung
berdasarkan hubungan ini, kita akan menggunakan grafik jenis ini dalam
perhitungan kita.[8]
- Sebagaimana disebutkan di atas, tetapkan sumbu y sebagai P (price - harga) dan sumbu x sebagai Q (quantity of goods - jumlah barang).[9]
- Interval yang berbeda di sepanjang kedua sumbu tersebut berhubungan dengan perbedaan nilai masing-masing—interval harga untuk sumbu harga (P) dan jumlah barang untuk sumbu jumlah (Q).
2. Tempatkan
kurva permintaan dan penawaran untuk barang atau jasa yang dijual. Kurva
permintaan dan penawaran—terutama pada contoh-contoh awal surplus
konsumen—biasanya ditampilkan sebagai persamaan linear (garis lurus pada
grafik). Masalah surplus konsumen Anda mungkin telah memiliki kurva permintaan
dan penawaran yang sudah tergambar, atau mungkin Anda yang harus menggambarnya.
- Sebagaimana penjelasan mengenai kurva pada grafik yang telah diberikan sebelumnya, kurva permintaan akan melengkung turun mulai dari bagian kiri atas, dan kurva penawaran akan melengkung naik dari bagian kiri bawah.
- Kurva permintaan dan penawaran untuk setiap barang atau jasa akan berbeda, namun harus mencerminkan hubungan antara permintaan (dari segi jumlah uang yang berpotensi dibelanjakan oleh konsumen) dan penawaran (dalam hal jumlah barang yang dibeli) secara akurat.
3. Temukan
titik ekuilibrium. Sebagaimana dibicarakan sebelumnya, ekuilibrium dalam
hubungan antara permintaan dan penawaran adalah titik pada grafik di mana kedua
kurva saling berpotongan.[10]
Sebagai contoh, mari kita anggap bahwa titik ekuilibrium berada pada posisi 15
unit dengan titik harga Rp50.000/unit.
4. Tarik
garis horizontal pada sumbu harga (P) di titik ekuilibrium. Sekarang
setelah Anda mengetahui titik ekuilibrium, tarik garis horizontal mulai dari
titik tersebut yang berpotongan tegak lurus dengan sumbu harga (P).[11]
Untuk contoh kita, kita tahu bahwa titiknya akan berpotongan dengan sumbu harga
pada Rp50.000.
- Area segitiga di antara garis horizontal ini, garis vertikal dari sumbu harga (P), dan tempat kurva permintaan berpotongan dengan keduanya, merupakan area yang berhubungan dengan surplus konsumen.[12]
5. Gunakan
persamaan yang benar. Karena segitiga yang berhubungan dengan surplus
konsumen merupakan segitiga siku-siku (titik ekuilibrium berpotongan dengan
sumbu harga (P) pada sudut 90°) dan ‘’area’’ pada segitiga itulah yang ingin
Anda hitung, maka Anda harus tahu cara menghitung area segitiga siku-siku tersebut.
Persamaannya adalah 1/2(dasar x tinggi) atau (dasar x tinggi)/2
6. Masukkan
angka-angka terkait. Sekarang setelah mengetahui persamaan dan
angka-angkanya, Anda siap memasukkannya.
- Untuk contoh kita, dasar segitiga merupakan jumlah yang diminta pada titik ekuilibrium, yaitu 15.
- Untuk mendapatkan tinggi segitiga bagi contoh kita, kita harus mengambil harga pada titik ekuilibrium (Rp50.000) dan menguranginya dari titik harga tempat kurva permintaan berpotongan dengan sumbu harga (P), sebagai contoh kita sebut saja Rp120.000. 12.000 - 5.000 = 7.000, oleh karena itu kita menggunakan tinggi Rp7.000.
7. Hitung
surplus konsumen. Dengan angka-angka yang telah dimasukkan ke dalam
persamaan, Anda siap menghitung hasilnya. Dengan contoh tersebut di atas, SK =
1/2(15 x Rp7.000) = 1/2 x Rp105.000 = Rp52.500.
Tips
- Angka ini berhubungan dengan total surplus konsumen karena surplus konsumen untuk satu konsumen individual merupakan manfaat marginal konsumen tersebut atau selisih antara apa yang seharusnya dibayarkan versus jumlah sebenarnya yang dia bayarkan
Daftar
Pustaka
Sridianti.2015.Apa bedanya surplus produsen dan surplus konsumen. Di ambil dari http://www.sridianti.com/apa-bedanya-surplus-produsen-dan-surplus-konsumen.html
(Di akses pada 12 Maret 2017)
Wikihow.2016.Menghitung surplus konsumen. Di ambil dari
(di akses pada 13 Maret 2017)
Ickman s.k,iwang.g,Iis R.2012. Analisis surplus konsumen dan
surplus produsen ikan segar dikota bandung. Di ambil dari
(di akses pada 10 Maret 2017)
Anonim.2015.Apa itu surplus ekonomi. Di ambil dari
(Di aksespada 13 Maret 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.