.

Selasa, 22 Maret 2016

MODEL PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR PRODUKSI VARIABEL

Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara faktor yang dibagi tetap.
Dan bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus

 Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktorproduksi yang variabel. Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel dengan output. Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah jumlahnya. Karena faktor produksi yang digunakan tidak berubah jumlahnya, maka perhatian lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan. Sebagai gambaran seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1 hektar, tanah tersebut adalah faktor tetap, maka pengamatan akan lebih ditekankan pada cara pengelolahan dalam menggunakan jam kerja para petani. Dengan fungsi produksi seperti ini dapat  diketahui hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan Average Product (AP = Produk rata-rata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas pengertian dari Total Product , Marginal Product  dan Average Product.

  ·      Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi. Pada
       umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
·      Marginal Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh satu penggunaan faktorproduksi variabel. Jika pada contoh sebelumnya faktor froduksi yang berubah adalah tenaga kerja maka Marginal Product dikenal dengan Marginal Product of Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL = ∆TP
                       ∆L
·      Average Product menunjukan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja yang digunakan, maka Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output yang dihasilkan per tenaga kerja, berikut formulanya:


 Contoh Soal 1 :
Seorang petani mempunyai sebidang tanah di daerah cipanas di daerah Cipanas yang ditanami wortel, Berikut data-datanya :




Dari tabel data-data diatas tentukanlah :
1. Berapa MPL nya?
2. Berapa APL nya?
3. Buatlah Kurva TP, MPL dan APL nya dalam satu sumbu !
4. Tentukan daerah I, II dan III ! Daerah manakah yang paling efisien dalam melakukan
    produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?



Kurva TP, MPL dan APL nya dalam Satu Sumbu




Penentuan Daerah Produksi

    Dari tabel 1.2 kemudian diperoleh kurva dengan 3 daerah  produksi seperti yang tergambar di atas. Masing masing daerah tersebut menunjukkan keadaan ketika APL naik hingga APL maksimum (daerah I), dari APL maksimum hingga TP maksimum (daerah II), dan daerha TP yang menuruh (daerah III). Berikut ini adalah penjelasan dari daerah-daerah produksi tersebut:

Tahap I
Produksi Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi Rata-Rata) maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).
Menunjukkan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna, produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jasi pada tahap I ini, efisiensi produk belum maksimal.
Tahap II
                                                                                                                                          Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat disimpulkan bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.

Tahap III

Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor (L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal)

SUMBER :

http://www.pendidikanekonomi.com/2014/05/teori-perilaku-produsen-teori-produksi.html 
http://dokumen.tips/education/model-produksi-dengan-satu-faktor-produksi-variabel.html 
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=101524 
http://www.slideshare.net/anggieindriantie/bab-4-model-produksi-dengan-dua-faktor-produksi-variabel 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.