.

Selasa, 10 Mei 2016

Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan berfluktasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.

Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor maupun pengeluaran-pengeluaran lain.

Keputusan Penawaran Tenaga Kerja 

Rumah tangga memutuskan konsumsi dan memutuskan menawarkan tenaga kerjanya secara serentak. Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari pasar tenaga kerja karena dengan menjual tenaga kerja seseorang akan memperoleh pendapatan untuk membayar konsumsinya. 

Beberapa faktor yang menentukan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan antara lain adalah tingkat upah, harga-harga barang dan jasa, kemakmuran, dan pendapatan lain-lain di luar dari pekerjaan. 

Suatu kenaikan tingkat upah menyebabkan biaya oportunitas waktu luang atau waktu santai mengalami kenaikan yang akan berpengaruh kepada tingginya penawaran tenaga kerja sehingga memunculkan suatu angkatan kerja yang jumlahnya lebih besar. Ini yang disebut sebagai pengaruh subsitusi dari kenaikan tingkat upah. Di sisi lain tingkat upah yang lebih tinggi berarti orang akan lebih banyak menggunakan waktu luang dengan mengurangi waktu bekerja. Ini yang disebut sebagai pengaruh pendapatan dari kenaikan tingkat upah. Berdasarkan data yang ada, pengaruh substitusi lebih besar dibanding pengaruh pendapatan. Sehingga upah yang lebih tinggi menyebabkan naiknya penawaran tenaga kerja. 

Harga juga mempunyai peranan yang penting dalam keputusan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah nominal adalah tingkat upah yang dinyatakan dalam rupiah dalam waktu tertentu. Sedangkan tingkat upah riil adalah jumlah tingkat upah nominal yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Tenaga kerja tidak terlalu memperhatikan upah nominal mereka, mereka lebih memperhatikan daya beli dari upah. Dengan kata lain, lebih memperhatikan tingkat upah riil. 

Kemakmuran berfluktuasi mengikuti siklus kehidupan seseorang. Jika hal-hal lain dianggap konstan atau tetap, rumah tangga yang memiliki kekayaan lebih banyak akan mengkonsumsi lebih banyak pula. Hal itu akan terus berlangsung sepanjang waktu, baik sekarang dan yang akan datang. 

Adanya kenaikan yang tidak diharapkan yang berasal dari pendapatan dari luar kerja akan mempunyai pengaruh positif pada konsumsi rumah tangga. Suatu kenaikan kekayaan yang muncul tanpa diharapkan akan menyebabkan menurunnya penawaran tenaga kerja. Penurunan yang tidak diharapkan dari kekayaan akan menaikkan penawaran tenaga kerja.

Sumber :
Hendry Faisal Noor. Ekonomi Publik, Ekonomi Untuk Kesejahteraan Rakyat. Akademia Permata padang 2013
 Raharja dan Mandala Manurung.  Pengantar Ilmu Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia . Jakarta 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.