1.
Pendahuluan
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi
pemerintah dan konsumsi rumah tangga/masyarakat. Namun dalam bab ini, hanya
dibahas pengeluaran konsumsi rumah tangga ada beberapa alasan yang mendasari:
a.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi
terbesar dalam total pengeluaran agregat.
b.
Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat
eksogenus, konsumsi rumah tangga bersifat endogemus.
c.
Perkembangan masyarakat yang begitu cepat
menyebabkan perilaku-perilaku konsumsi juga berubah cepat.
2.
Teori Keynes (Keynesian consumption model)
a.
Hubungan pendapatan disposable dan konsumsi
Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat
pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat
pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus. Jika
pendapatan disposable meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja
peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposable.
C = Co + b Yd …………………………………………………………………………………………………………….(14.1)
Di mana:
C = konsumsi
Co = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to cunsume (MPC)
Yd = pendapatan disposable
0 ≤
b ≤
1
Sebagai tambahan penjelasan, perlu diberikan beberapan catatan mengenai
fungsi konsumsi Keynes tersebut di atas:
1)
Merupakan variable rill/nyata, yaitu bahwa
fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan
pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga
konstan, bukan hubungan antara pendapatan nominal dengan pengeluaran konsumsi
nominal.
2)
Merupakan pendapatan yang terjadi, bukan
pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang
diperkirakan terjadi di masa datang.
3)
Merupakan
pendapatan absolute, bukan pendapatan relative atau pendapatan permanen,
sebagaimana dikemukakan oleh ahli ekonomi lainnya.
b.
Kecenderungan mengonsumsi marjinal
Kecenderungan mengonsumsi marjinal adalah konsep yang memberikan gambaran
tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu
unit.
……………………………………………………………………………………………………………………(14.2)
Seperti pada uraian table 14.1, jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih
besar daripada tambahan pendapatan disposabel, sehingga angka MPC tidak akan
lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin negative, di mana jika
pendapatan dispos
abel terus meningkat, konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada
konsumsi). Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah batas konsumsi minimal
karena itu 0 ≤ MPC ≤ 1. Dalam persamaan (14.1), koefisien parameter b adalah
MPC. Besarnya MPC menunjukkan kemiringan kurva konsumsi.
Yang dapat dikatakan adalah nilai MPC akan makin kecil saat pendapatan
disposabel meningkat. Pertambahan konsumsi semakin menurun bila pendapatan
disposabel terus meningkat diagram 14.2 menunjukkan hal tersebut dengan
menampilkan kurva konsumsi makin mendatar pada saat pendapatan makin tinggi
(tidak linier).
Gejala di atas mempunyai implikasi bahwa jika Negara makin makmur dan
adil, porsi pertambahan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi semakin
berkurang. Sebaliknya kemampuan menabung meningkat. Dengan demikian kemampuan
perekonomian dalam negeri untuk menyediakan dana investasi yang dibutuhkan
dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang juga meningkat.
Dengan demikian MPC pada kelompok masyarakat bepenghasilan tinggi (Negara
maju) lebih rendah daripada MPC kelompok masyarakat bepenghasilan rendah
(Negara sedang berkembang).
c.
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata adalah rasio antara konsumsi total
dengan pendapatan disposabel total.
………………………………………………………………………………………………………(14.3)
Karena besarnya MPC<1, maka APC<1 selanjutnya jika kita
memperlengkapi table 14.1 dengan konsep MPC dan APC seperti pada table 14.2,
terlihat bahwa nilai APC mula-mula lebih besar daripada MPC, tetapi semakin
lama semakin menurun (diagram 14.3).
d.
Hubungan konsumsi dan tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan
untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan demikian kita dapat
menyatakan:
Yd = C + S ………………………………………………………………………………………………………..(14.4)
Di mana:
S = tabungan
MPC dan MPS
Jika setiap tambahan pendapatan disposabel dialokasikan sebagai tambahan
konsumsi dan tabungan, maka:
∂Yd
= ∂C
+ ∂S
…………………………………………………………………………………………………(14.5)
Jika kedua sisi persamaan kita bagi dengan ∂Yd, maka:
……………………………………………………………………………………………(14.6)
Atau,
3.
Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi
a.
Faktor-faktor ekonomi
1)
Pendapatan rumah tangga
2)
Kekayaan rumah tangga
3)
Jumlah barang-barang konsumsi taha lama dalam
masyarakat
4)
Tingkat bunga
5)
Perkiraan tentang masa depan
6)
Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan
distribusi pendapatan
b.
Faktor-faktor demografi (kependudukan)
1)
Jumah penduduk
2)
Komposisi penduduk
c.
Faktor-faktor non-ekonomi
Faktor-faktor
non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
social-budaya masyarakat.
Daftar Pustaka:
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.
Daftar Pustaka:
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.
Singkat, padat, jelas
BalasHapusSingkat, padat, jelas
BalasHapus