.

Selasa, 10 Mei 2016

Teori Konsumsi dalam Masyarakat


1.       Pendahuluan
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga/masyarakat. Namun dalam bab ini, hanya dibahas pengeluaran konsumsi rumah tangga ada beberapa alasan yang mendasari:
a.       Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam total pengeluaran agregat.
b.      Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat eksogenus, konsumsi rumah tangga bersifat endogemus.
c.       Perkembangan masyarakat yang begitu cepat menyebabkan perilaku-perilaku konsumsi juga berubah cepat.

2.       Teori Keynes (Keynesian consumption model)
a.       Hubungan pendapatan disposable dan konsumsi
Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus. Jika pendapatan disposable meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposable.
C = Co + b Yd …………………………………………………………………………………………………………….(14.1)
Di mana:
C = konsumsi
Co = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to cunsume (MPC)
Yd = pendapatan disposable
0 ≤ b ≤ 1

Sebagai tambahan penjelasan, perlu diberikan beberapan catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes tersebut di atas:
1)      Merupakan variable rill/nyata, yaitu bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, bukan hubungan antara pendapatan nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal.
2)      Merupakan pendapatan yang terjadi, bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang.
3)       Merupakan pendapatan absolute, bukan pendapatan relative atau pendapatan permanen, sebagaimana dikemukakan oleh ahli ekonomi lainnya.


b.      Kecenderungan mengonsumsi marjinal
Kecenderungan mengonsumsi marjinal adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu unit.
……………………………………………………………………………………………………………………(14.2)

Seperti pada uraian table 14.1, jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada tambahan pendapatan disposabel, sehingga angka MPC tidak akan lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin negative, di mana jika pendapatan dispos
abel terus meningkat, konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi). Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah batas konsumsi minimal karena itu 0 ≤ MPC ≤ 1. Dalam persamaan (14.1), koefisien parameter b adalah MPC. Besarnya MPC menunjukkan kemiringan kurva konsumsi.


Yang dapat dikatakan adalah nilai MPC akan makin kecil saat pendapatan disposabel meningkat. Pertambahan konsumsi semakin menurun bila pendapatan disposabel terus meningkat diagram 14.2 menunjukkan hal tersebut dengan menampilkan kurva konsumsi makin mendatar pada saat pendapatan makin tinggi (tidak linier).

Gejala di atas mempunyai implikasi bahwa jika Negara makin makmur dan adil, porsi pertambahan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi semakin berkurang. Sebaliknya kemampuan menabung meningkat. Dengan demikian kemampuan perekonomian dalam negeri untuk menyediakan dana investasi yang dibutuhkan dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang juga meningkat.

Dengan demikian MPC pada kelompok masyarakat bepenghasilan tinggi (Negara maju) lebih rendah daripada MPC kelompok masyarakat bepenghasilan rendah (Negara sedang berkembang).

c.       Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.
………………………………………………………………………………………………………(14.3)


Karena besarnya MPC<1, maka APC<1 selanjutnya jika kita memperlengkapi table 14.1 dengan konsep MPC dan APC seperti pada table 14.2, terlihat bahwa nilai APC mula-mula lebih besar daripada MPC, tetapi semakin lama semakin menurun (diagram 14.3).


d.      Hubungan konsumsi dan tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan demikian kita dapat menyatakan:
Yd = C + S ………………………………………………………………………………………………………..(14.4)
Di mana:
S = tabungan

MPC dan MPS
Jika setiap tambahan pendapatan disposabel dialokasikan sebagai tambahan konsumsi dan tabungan, maka:
∂Yd = ∂C + ∂S …………………………………………………………………………………………………(14.5)
Jika kedua sisi persamaan kita bagi dengan ∂Yd, maka:
 ……………………………………………………………………………………………(14.6)
Atau,
MPS=1-MPC

3.       Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi
a.       Faktor-faktor ekonomi
1)      Pendapatan rumah tangga
2)      Kekayaan rumah tangga
3)      Jumlah barang-barang konsumsi taha lama dalam masyarakat
4)      Tingkat bunga
5)      Perkiraan tentang masa depan
6)      Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan

b.      Faktor-faktor demografi (kependudukan)
1)      Jumah penduduk
2)      Komposisi penduduk

c.       Faktor-faktor non-ekonomi

Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor social-budaya masyarakat.

Daftar Pustaka:
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.