.

Rabu, 07 Juni 2017

Pengangguran Terbuka




@B32-Rinaldi
Oleh: Rinaldi Mugiyno 
 
Pengangguran adalah suatu masalah besar tidak hanya ada di negara berkembang tetapi juga ada di negara-negara maju, namun demikian tingkat pengangguran di negara-negara berkembang pada umumnya lebih tinggi. Pengangguran mempunyai dampak negatif tidak
hanya pada masalah ekonomi, tetapi juga menjadi pemicu kerawanan sosial.

Pengangguran Terbuka
merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Penganggurun terbuka adalah mereka yang tidak mau bekerja karena mengaharapkan pekerjaan yang lebih baik (sukarela) dan maupun secara terpaksa yaitu mereka yang mau bekerja namun tidak memperoleh pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena angkatan kerja tersebut belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan faktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.

Katagori Pengangguran Terbuka
Badan Pusat Statistik (BPS) mengkategorikan penganggur terbuka menjadi empat, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Berdasarkan Jam Kerja

Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Jenis Pengangguran Terbuka

A.    Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi
B.     .Pengangguran musiman : pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri seperti sektor pertanian
C.     Pengangguran konjungtural : pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa
D.    Pengangguran struktural : pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur ekonomi
E.     Pengangguran sukarela : pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja tetap[I dengan sukarela dia tidak mau bekerja karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki
F.      Pengangguran deflasioner : pengangguran yang disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja
G.    Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi yakni pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin



Cara mengatasi pengangguran terbuka
1. Peningkatan SDI (sumber daya insani), yaitu dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat yang sesuai dengan kemampuan kebanyakan masyarakat tersebut ditambah dengan sumberdaya yang tersedia. Selain itu diberikan modal yang akan digunakan untuk menunjang usaha tersebut. 
2. Pemerdayaan Zakat yang maksimal, yaitu dengan memperdayakan uang zakat secara maksimal yaitu dengan pemberian pelatihan dan pemodalan kepada mustahik (yang berhak menerima zakat) dengan harapan tahun depannya mereka sudah menjadi muzakki (yang membayar zakat).
3. Memperluas kesempatan kerja dengan cara memanfaatkan usaha-usaha yang mampu menampung pekerja yang banyak. 
4. Mempermudah ijin usaha, terutama UMKM yang dimana saat ini masih sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. 

Pengangguran Terbuka di Indonesia
Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,01 juta orang di Februari 2016. Angka pengangguran ini mengalami penurunan 10 ribu orang dibanding periode yang sama 2016 sebanyak 7,02 juta orang.
Kepala BPS, Suhariyanto yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada Februari 2017 sebesar 5,33 persen atau turun dibandingkan Februari 2016 sebesar 5,50 persen. Paling tinggi TPT di perkotaan 6,50 persen dan 4,0 persen.
"Dari jumlah angkatan kerja 131,56 juta orang, jumlah pengangguran 7,01 juta orang di Februari 2017. Sedangkan 124,54 juta orang merupakan penduduk yang bekerja," kata Kecuk saat Rilis PDB Kuartal I-2017 di kantor BPS, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Jika dilihat, jumlah pengangguran 7,01 juta orang di bulan kedua ini mengalami penurunan 10 ribu orang dari realisasi bulan yang sama 2016 yang sebanyak 7,02 juta orang. Sementara Agustus 2016, jumlah pengangguran sebanyak 7,03 juta orang.
Tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan, Kecuk menambahkan, paling rendah 3,54 persen terdapat pada penduduk berpendidikan SD ke bawah. Sedangkan yang tertinggi, penduduk yang jenjang pendidikannya SMK dengan TPT 9,27 persen.
Pengangguran dengan tingkat pendidikan SMP, TPT tercatat 5,36 persen, penduduk dengan pendidikan SMA‎ mencatatkan TPT 7,03 persen. TPT untuk penduduk yang mengecap bangku kuliah Diploma 6,35 persen, dan pendidikan Universitas atau Perguruan Tinggi 4,98 persen.
Dari data BPS, jumlah angkatan kerja di Februari 2017 sebanyak 131,55 juta orang dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69,02 persen. TPAK ini naik 0,96 persen dibanding Februari 2016 yang sebesar 60,06 persen.
"Jumlah angkatan kerja ini naik 3,88 juta orang dibanding Februari 2016 sebanyak 127,67 juta orang.‎ Dan meningkat 6,11 juta orang dibanding Agustus lalu yang sebanyak 125,44 juta orang," tandas Kecuk.

Daftar Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.