@A36-Josephine
41616010078
oleh : Josephine Aurillia
Metode
Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendahuluan
Dalam lingkup yang lebih
luas negara pun memperoleh pendapatan dari berbagai sumber, baik itu dari dalam
negeri maupun luar negeri. Pendapatan tersebut digunakan untuk membiayai segala
bentuk kebutuhan negara. pendapatan negara atau pendapatan nasional bisa
dihitung dengan berbagai pendekatan dan dapat dijadikan ukuran kesejahteraan
suatu negara dan bisa menjadi bahan perbandingan dengan negara lain.
Kata kunci : Pendapatan, Pengeluaran, Produksi
·
Terdapat tiga cara perhitungan
pendapatan nasional (GNP/GDP) suatu negara, yaitu:
Perhitungan dari sisi output (output approach = metode
produksi)
Perhitungan dari sisi pengeluaran
(expenditure approach)
Perhitungan dari sisi pendapatan (income approach)
1. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Output (Output Approach =
Metode Produksi)
(Menurut Diphayana, Warhono) Dengan metode ini pendapatan nasional dihitung
dengan cara menjumlahkan produksi (output) barang-barang dan jasa-jasa selama
satu periode tertentu. Di Indonesia, pendapatan nasional dihitung dari
penjumlahan output yang dihasilkan sektor-sektor dalam perekonomian, seperti
sektor pertambangan, pertanian, kehutanan, pariwisata, perdagangan dll.
Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9
lapangan usaha (sektor) yaitu :
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap
sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
Dalam perhitungannya digunakan perhitungan nilai
tambah (added value) Dalam perhitungan ini nilai
output harus dikurangi nilai input yang merupakan output dan dibeli dari
perusahaan lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perhitungan dua
kali (double counting) nilai output.
(Menurut Kurnia, Jaya) Dirumuskan secara matematis
sebagai berikut ini :
Y = (P1 x
Q1) + (P2 x Q2) + ….. (Pn x Qn)
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
P = harga
Q = kuantitas
Contoh :
Nilai produksi bruto minyak goreng sawit tahun
2006 = $1.400 juta
Bahan baku (kelapa sawit) dan bahan baku penolong
lain = $ 800 juta
Nilai tambah bruto minyak goreng sawit = $1.400
juta - $ 800 juta = $ 600 juta
2. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi
Pengeluaran (Expenditure
Approach)
(Menurut Diphayana, Warhono) Pendapatan nasional dihitung dari sisi pengeluaran
dengan menjumlahkan berbagai pengeluaran yang diperlukan untuk membeli output
akhir. Ini merupakan jumlah dari empat kategori pengeluaran, yaitu : konsumsi
(consumption), investasi (investment), pemerintah (government expenditure), dan
ekspor neto (nett export = selisih ekspor dengan impor).
Pengeluaran Konsumsi (Consumption = C)
Ini merupakan pengeluaran pada semua barang dan
jasa yang dihasilkan dan dijual kepada pembeli akhir. Dalam
perhitungan ini dikecualikan rumah tinggal yang dihitung sebagai investasi.
Pengeluaran Investasi (Investment = I)
Ini merupakan pengeluaran pada barang-barang
investasi, yaitu barang-barang yang tidak digunakan untuk konsumsi sekarang,
termasuk persediaan (inventory), barang modal (seperti pabrik, mesin dan
gudang) dan rumah tinggal.
Belanja Barang dan Jasa Oleh Pemerintah
(Government Expenditure = G)
Yang dimasukkan sebagai bagian GNP/GDP hanyalah
pengeluaran pemerintah dalam menghasilkan barang dan jasa yang sekarang saja. Sedangkan
pembayaran transfer (transfer payment), seperti pembayaran jaminan sosial,
asuransi, pensiun dan kesejahteraan tidak dimasukkan.
Ekspor Neto (Nett Export = X-M)
Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total
impor suatu negara
(Menurut Kurnia, Jaya) Perhitungan nasional dengan
pendekatan pengeluaran dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
3. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Pendapatan
(Menurut Diphayana, Warhono) Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional merupakan
penjumlahan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan
gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga
penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
Rumus matematis untuk menghitung
pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut :
Y = R + W + I + P
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
R = rent/sewa
W = wage/ upah (gaji)
I = interest/bunga modal
P = profit/laba
1) Upah atau gaji, yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja. Termasuk di sini
upah bersih (take home pay), pajak penghasilan, jaminan sosial, iuran dana
pensiun dan imbalan lainnya.
2) Sewa, yaitu pembayaran atas faktor yang disewa.
3) Bunga, yaitu termasuk bunga yang dihasilkan dari deposito di bank, bunga
pinjaman kepada perusahaan dan bermacam-macam pendapatan investasi lainnya.
4) Laba, yaitu baik laba yang dibagikan (dividen) dan laba yang ditahan
dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional.
5) Pajak usaha tidak langsung, yaitu pajak atas produksi dan penjualan barang
dan jasa.
6) Subsidi
pemerintah pada barang dan jasa dikurangkan dari perhitungan pendapatan
nasional.
Daftar pustaka
Diphayana, Warhono. 2014. Ekonomi Makro, dalam link https://wahonodiphayana.blogspot.co.id/2014/12/ekonomi-makro-bab-ii-pendapatan-nasional.html (Diunduh pada 26
Desember 2014)
Kurnia, Jaya, 2015, Metode pendekatan penghitingan pendapatan nasional
dalam link http://pengayaan.com/3-metode-pendekatan-perhitungan-pendapatan-nasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.