oleh : Varatri Apriliani
I.
Abstract
( Menurut KBBI ) Distribusi /dis·tri·bu·si/ n 1 penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa
orang atau ke beberapa tempat; 2 pembagian barang keperluan sehari-hari (terutama dalam
masa darurat) oleh pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya; 3 Ling semua posisi yang ditempati oleh unsur bahasa; 4 ark persebaran benda dalam suatu wilayah geografi
tertentu;
-- paritas Dem distribusi
penduduk wanita usia reproduksi berdasarkan banyaknya anak yang pernah
dilahirkan;
-- udara pembagian udara segar dalam jumlah tertentu ke beberapa tempat kerja di dalam tambang bawah tanah;
-- udara pembagian udara segar dalam jumlah tertentu ke beberapa tempat kerja di dalam tambang bawah tanah;
( Anonym ) Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran.Distribusi
juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan
saat dibutuhkan).
Menurut
Winardi pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil
materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. (
Zahara, Fatma. 2012 ).
Menurut
Sloan dan Zurcher mengartikan kekayaan sebagai obyek-obyek material yang
ekstern bagi manusia yang bersifat : berguna, dapat dicapai dengan angka.
Kebanyakan ahli ekonomi tidak menggolongkan dalam istilah kekayaan hak milik
atas harta kekayaan, misalnya saham, obligasi, surat hipotik. Karena dokumen
tersebut dianggap sebagai bukti hak milik atas kekayaan, jadi bukan kekayaan
itu sendiri. Distribusi ditinjau dari segi kebahasaan berarti proses
penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan. ( Zahara, Fatma. 2012 )
Kata Kunci : Distribusi, pendapatan, kekayaan
II.
Pendahuluan
Kemakmuran
masyarakat tidak semata-mata hanya didasarkan pada tolak ukur besarnya
pendapatan nasional dan pendapatan perkapita saja, namun juga bagaimana
pendapatan nasional itu di distribusikan. Pendapatan dianggap didistribusikan
secara merata sempurna bila setiap individu memperoleh bagian yang sama dari
output perekonomian. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Di
negara kapitalis maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat
beragam. Mereka dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito
dan aset-aset. Tujuannya adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang.
(Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Pengukuran
distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja
yang paling menguasai jenis-jenis aset tertentu. Data Amerika Serikat tahun
1989 (Case & Fair, 1996) menunjukkan bahwa 44,6% saham, 67,7% aset bisnis
dan 43% real estat dikuasai oleh kelompok 1% teratas. (Menurut Manurung, Mandala
dan Rahardja, Prathama. 2008)
III.
Permasalahan
1.
Mengetahui
distribusi pendapatan
2.
Mengetahui
Ketidakmerataan distribusi pendapat
3.
Apa
saja 3 indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan ?
4.
Mengetahui
distribusi kekayaan
IV.
Pembahasan
1. Distribusi
pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan
kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada
dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang
mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata
distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan
lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan. (Anonym. 2013
).
Ada
dua jenis pendapatan (Abdillah, Olvi. 2012), yaitu :
o
Labor
income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai jenis
labor income lainnya
o
Property
Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving account),
laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut juga
sebagai laba perusahaan perseorangan.
Masalah utama dalam
distribusi pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam
daerah tersebut, oleh karenanya sering juga
disebut tingkat ketidakmerataan atau kesenjangan. (alumni stit muh
pacitan. 2013).
Ketidakmerataandistribusi pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:
A. Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor-faktor
produksi terutama stok modal antar kelompok
masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan distribusi
pendapatan yang diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki
oleh upaya pelimpahan dari pendapatan
pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme
otomatis tidak dapat berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan
pemerintah dalam melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan dantentunya
mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
B. Ketidaksempurnaan Mekanisme Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna. Tidak berjalannya mekanisme persaingan ini karena:
(i) perbedaan
kepemilikan faktor produksi (sebagaimanatelah dijelaskan);
(ii) timpangnya akses
informasi;
(iii) intervensi
pemerintah;serta
(iv) keterkaitan antara
pelaku ekonomi dengan pihak pemerintah yangkemudian
mendistorsi pasar (biasanya kebijakan pemerintah dalam satu kebijakantentang
perlindungan industri tertentu misalnya).
Ketidakmerataan distribusi
pendapatan terbagi menjadi 3 (Ayuningtyas, Natasya.2016), yaitu :
·
Ketidakmerataan
pendapatan nasional
Distribusi atau
pembagian pendapatan antarlapis pendapatan masyarakat dapatditelaah dengan
mengamati perkembangan angka-angka rasio gini. Koefesiengini itu sendiri, perlu
dicatat, bukanlah merupakan indicator paling idealtentang ketidakmerataan
distribusi pendapatan antarlapis. Namun setidak-tidaknya ia cukup memberikan
gambaran mengenai kecendrungan umum dalam pola pembagian pendapatan. (Ayuningtyas,
Natasya.2016)
·
Ketidakmerataan
pendapatan spasial.
Ketidakmerataan
distribusi antarlapisan masyarakat bukan saja berlangsungsecara nasional. Akan
tetapi hal itu dapat terjadi secara spasial. Di Indonesia pembagian pendapatan
relative lebih merata didaerah pedesaan daripada didaerah perkotaan.
Dibandingkan rasio gini antara desa dan kota untuk tahun-tahun yang sama,
koefesien lebih rendah untuk daerah pedesaan. (Ayuningtyas, Natasya.2016)
o
Ketidakmerataan
pendapatan regional
Secara regional
atau antarwilayah, berlangsung pula ketidakmerataandistribusi pendapatan
antarlaisan masyarakat. Bukan hanya itu, diantarawilayah-wilayah di Indonesia
bahkan terdapat ketidakmerataan tingkat pendapatan itu sendiri. Jadi dalam
perspektif antarwilayah, ketidakmerataanterjadi baik dalam hal tingkat
pendapatan masyarakat antar wilayah yang satudengan yang lain, maupun dalam hal
distribusi pendapatan dikalangan penduduk masing-masing wilayah. (Ayuningtyas,
Natasya.2016)
2.
indikator
untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan (alumni stit muh
pacitan. 2013) , yaitu :
a. Koefisien Gini (Gini
Ratio)
Koefisien
gini adalah analisis yang digunakan untuk mengukur distribusi
pendapatan masyarakat pada suatu daerah atau negara pada suatu periode. Atau
juga bisa diartikan sebagai rasio(perbandingan) antara luas bidang yang diarsir
dengan luas segitiga OPE. Cara penghitungannya sebagai berikut :
Koefisien Gini = Luas bidang di arsir / luas segitiga
b.
Kurva Lorenz
Koefisien Gini biasanya
diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz, maka
dari itu koefisien gini dan kurva lorenz sangan berkaitan .seperti
yang diperlihatkan kurva di bawah ini.
Dengan keterangan:
1.Sumbu horizontal melambangkan presentase komulatif penduduk.
2. Sumbu fertikal melambangkan
presentase pendapatan yang diterima oleh masing-masing
persentase penduduk.
3. Garis diagonal ditengah kurva adalah
garis kemerataan sempurna, karena semua titik pada garis tersebut adalah posisi
dimana pendapatan di distribusikan secara merata dengan sempurna, yaitu persentase
penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
4. Daerah yang diarsir menggambarkan
besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi.
c. Kriteria Bank Dunia
Selain koefisien gini,
dalam menilai pendapatan nasional dapat menggunakan kriteria yang ditetapkan
oleh Bank Dunia. Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu
negara dengan melihat besarnya kontribusi 40% penduduk termiskin terhadap
pendapatan atau pengeluaran nasional. Kriterianya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Distribusi Pendapatan
|
Tingkat Ketimpangan
|
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
< 12% dari keseluruhan pengeluaran
|
Tinggi
|
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
12%–17% dari keseluruhan pengeluaran
|
Sedang
|
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
> 17% dari keseluruhan pengeluaran
|
Rendah
|
3.
Distribusi kekayaan
Di
negara kapitalis maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat
beragam. Mereka dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito
dan aset-aset. Tujuannya adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang.
(Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Pengukuran
distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja
yang paling menguasai jenis-jenis aset tertentu. Data Amerika Serikat tahun
1989 (Case & Fair, 1996) menunjukkan bahwa 44,6% saham, 67,7% aset bisnis
dan 43% real estat dikuasai oleh kelompok 1% teratas. (Menurut Manurung, Mandala
dan Rahardja, Prathama. 2008).
Di
negara yang belum maju seperti di Indonesia, jenis kekayaan yang dimiliki
keluarga tidak sebanyak negara maju. Umumnya kekayaan yang dimiliki oleh
keluarga di Indonesia adalah tanah dan rumah. Seseorang do katakan kaya kalau
memiliki tanah yang luas dan rumah yang bagus. Sayangnya, kekayaan ini umumnya
tidak produktif, dalam arti tidak menambah penghasilan bukan gaji. (Menurut
Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008).
V.
Kesimpulan
Distribusi
pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu permasalahan
yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan pemecahannya yang
tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat. Tidak diragukan
lagi bahwa pedapatan sangat penting dan perlu, tapi yang lebih penting lagi
adalah cara distribusi. Jika para penghasil itu rajin dan mau bekerja keras,
mereka akan dapat meningkatkan kekayaan Negara, akan tetapi jika distribusi
kekayaan itu tidak tepat maka sebagian besar kekayaan itu akan masuk kedalam
kantong para kapitalis, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang menderita
kemiskinan dan kelebihan kekayaan Negara tidak mereka nikmati. Oleh karena itu,
dapat di katakan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat itu sepenuhnya
tergantung pada hasil produksi itu sendiri, tapi juga pada distribusi
pendapatan yang tepat. Kekayaan mungkin bisa dihasilkan secara berlerbihan di
setiap Negara, tapi distribusi tidak berdasarkan pada prinsip- prinsip dan
kebenaran keadilan, sehingga Negara tersebut belum dikatakan berhasil. . ( Zahara,
Fatma. 2012 ).
VI.
Daftar Pustaka
Ayuningtyas,
Natasya.2016. distribusi pendapatan https://natasyaayuningtyas.wordpress.com/2016/05/03/distribusi-pendapatan/
(di akses pada 7 mei 2017)
Anonym, 2013. Makalah ekonomi distribusi pendapatan. http://alumnistitmuhpacitan.blogspot.co.id/2013/01/makalah-ekonomi-distribusi-pendapatan.html
(di akses pada 7 mei 2017)
Abdillah, Olvi.
2012 http://block-blockblog.blogspot.co.id/2012/03/distribusi-pendapatan-ketimpangan.html
(di akses pada 7 mei 2017)
Anonym.
Distribusi . http://kbbi.web.id/distribusi (di akses pada 8 mei 2017)
Anonym.
Distribusi (Bisnis). https://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_(bisnis)
(di akses pada 8 mei 2017)
Zahara, Fatma.
2012. Teori distribusi pendapatan dan kekayaan. http://fatimaajja.blogspot.co.id/2012/06/teori-distribusi-pendapatan-dan.html
(di akses pada 8 mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.