.

Selasa, 09 Mei 2017

Distribusi Pendapatan dan Distribusi Kekayaan

@B35-Varatri
oleh : Varatri Apriliani
                               I.            Abstract
( Menurut KBBI ) Distribusi /dis·tri·bu·si/ n 1 penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat; 2 pembagian barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat) oleh pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya; 3 Ling semua posisi yang ditempati oleh unsur bahasa; 4 ark persebaran benda dalam suatu wilayah geografi tertentu;
-- paritas Dem distribusi penduduk wanita usia reproduksi berdasarkan banyaknya anak yang pernah dilahirkan;
-- udara pembagian udara segar dalam jumlah tertentu ke beberapa tempat kerja di dalam tambang bawah tanah;

( Anonym ) Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran.Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).

Menurut Winardi pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. ( Zahara, Fatma. 2012 ).
Menurut Sloan dan Zurcher mengartikan kekayaan sebagai obyek-obyek material yang ekstern bagi manusia yang bersifat : berguna, dapat dicapai dengan angka. Kebanyakan ahli ekonomi tidak menggolongkan dalam istilah kekayaan hak milik atas harta kekayaan, misalnya saham, obligasi, surat hipotik. Karena dokumen tersebut dianggap sebagai bukti hak milik atas kekayaan, jadi bukan kekayaan itu sendiri. Distribusi ditinjau dari segi kebahasaan berarti proses penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan. ( Zahara, Fatma. 2012 )

Kata Kunci : Distribusi, pendapatan, kekayaan
                  

                            II.            Pendahuluan
Kemakmuran masyarakat tidak semata-mata hanya didasarkan pada tolak ukur besarnya pendapatan nasional dan pendapatan perkapita saja, namun juga bagaimana pendapatan nasional itu di distribusikan. Pendapatan dianggap didistribusikan secara merata sempurna bila setiap individu memperoleh bagian yang sama dari output perekonomian. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Di negara kapitalis maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat beragam. Mereka dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito dan aset-aset. Tujuannya adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Pengukuran distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja yang paling menguasai jenis-jenis aset tertentu. Data Amerika Serikat tahun 1989 (Case & Fair, 1996) menunjukkan bahwa 44,6% saham, 67,7% aset bisnis dan 43% real estat dikuasai oleh kelompok 1% teratas. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)

                         III.            Permasalahan
1.      Mengetahui distribusi pendapatan
2.      Mengetahui Ketidakmerataan distribusi pendapat
3.      Apa saja 3 indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan ?
4.      Mengetahui distribusi kekayaan


                         IV.            Pembahasan
1.      Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan. (Anonym. 2013 ).

Ada dua jenis pendapatan (Abdillah, Olvi. 2012), yaitu :
o   Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai jenis labor income lainnya
o   Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving account), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut juga sebagai laba perusahaan perseorangan.

Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau kesenjangan. (alumni stit muh pacitan. 2013).  
Ketidakmerataandistribusi pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:
A.    Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor-faktor produksi terutama stok modal antar kelompok masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki oleh upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan pemerintah dalam melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan dantentunya mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
B.     Ketidaksempurnaan Mekanisme Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna. Tidak berjalannya mekanisme persaingan ini karena:
(i) perbedaan kepemilikan faktor produksi (sebagaimanatelah dijelaskan);
(ii) timpangnya akses informasi;
(iii) intervensi pemerintah;serta
(iv) keterkaitan antara pelaku ekonomi dengan pihak pemerintah yangkemudian mendistorsi pasar (biasanya kebijakan pemerintah dalam satu kebijakantentang perlindungan industri tertentu misalnya).
Ketidakmerataan distribusi pendapatan terbagi menjadi 3 (Ayuningtyas, Natasya.2016), yaitu  :
·         Ketidakmerataan pendapatan nasional

Distribusi atau pembagian pendapatan antarlapis pendapatan masyarakat dapatditelaah dengan mengamati perkembangan angka-angka rasio gini. Koefesiengini itu sendiri, perlu dicatat, bukanlah merupakan indicator paling idealtentang ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapis. Namun setidak-tidaknya ia cukup memberikan gambaran mengenai kecendrungan umum dalam pola pembagian pendapatan. (Ayuningtyas, Natasya.2016)

·         Ketidakmerataan pendapatan spasial.

Ketidakmerataan distribusi antarlapisan masyarakat bukan saja berlangsungsecara nasional. Akan tetapi hal itu dapat terjadi secara spasial. Di Indonesia pembagian pendapatan relative lebih merata didaerah pedesaan daripada didaerah perkotaan. Dibandingkan rasio gini antara desa dan kota untuk tahun-tahun yang sama, koefesien lebih rendah untuk daerah pedesaan. (Ayuningtyas, Natasya.2016)

o   Ketidakmerataan pendapatan regional

Secara regional atau antarwilayah, berlangsung pula ketidakmerataandistribusi pendapatan antarlaisan masyarakat. Bukan hanya itu, diantarawilayah-wilayah di Indonesia bahkan terdapat ketidakmerataan tingkat pendapatan itu sendiri. Jadi dalam perspektif antarwilayah, ketidakmerataanterjadi baik dalam hal tingkat pendapatan masyarakat antar wilayah yang satudengan yang lain, maupun dalam hal distribusi pendapatan dikalangan penduduk masing-masing wilayah. (Ayuningtyas, Natasya.2016)

2.      indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan (alumni stit muh pacitan. 2013) , yaitu :

a.       Koefisien Gini (Gini Ratio)
 Koefisien gini adalah analisis yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah atau negara pada suatu periode. Atau juga bisa diartikan sebagai rasio(perbandingan) antara luas bidang yang diarsir dengan luas segitiga OPE. Cara penghitungannya sebagai berikut :

Koefisien Gini = Luas bidang di arsir / luas segitiga

b.      Kurva Lorenz
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenzmaka dari itu koefisien gini dan kurva lorenz sangan berkaitan .seperti yang diperlihatkan kurva di bawah ini.





Dengan keterangan:
     1.Sumbu horizontal melambangkan presentase komulatif penduduk.
2. Sumbu fertikal melambangkan presentase pendapatan yang diterima   oleh   masing-masing persentase penduduk.
3. Garis diagonal ditengah kurva adalah garis kemerataan sempurna, karena semua titik pada garis tersebut adalah posisi dimana pendapatan di distribusikan secara merata dengan sempurna, yaitu persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
4. Daerah yang diarsir menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi.
c.       Kriteria Bank Dunia
Selain koefisien gini, dalam menilai pendapatan nasional dapat menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara dengan melihat besarnya kontribusi 40% penduduk termiskin terhadap pendapatan atau pengeluaran nasional. Kriterianya dapat dilihat pada tabel berikut.







  
     Distribusi Pendapatan
    Tingkat Ketimpangan
   Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
   < 12% dari keseluruhan pengeluaran
                         Tinggi
   Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
   12%–17% dari keseluruhan pengeluaran
                         Sedang
   Kelompok 40% termiskin pengeluarannya
   > 17%  dari keseluruhan pengeluaran
                         Rendah
3.      Distribusi kekayaan
 Di negara kapitalis maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat beragam. Mereka dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito dan aset-aset. Tujuannya adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008)
Pengukuran distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja yang paling menguasai jenis-jenis aset tertentu. Data Amerika Serikat tahun 1989 (Case & Fair, 1996) menunjukkan bahwa 44,6% saham, 67,7% aset bisnis dan 43% real estat dikuasai oleh kelompok 1% teratas. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008).
Di negara yang belum maju seperti di Indonesia, jenis kekayaan yang dimiliki keluarga tidak sebanyak negara maju. Umumnya kekayaan yang dimiliki oleh keluarga di Indonesia adalah tanah dan rumah. Seseorang do katakan kaya kalau memiliki tanah yang luas dan rumah yang bagus. Sayangnya, kekayaan ini umumnya tidak produktif, dalam arti tidak menambah penghasilan bukan gaji. (Menurut Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2008).
                            V.            Kesimpulan
Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu permasalahan yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan pemecahannya yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat. Tidak diragukan lagi bahwa pedapatan sangat penting dan perlu, tapi yang lebih penting lagi adalah cara distribusi. Jika para penghasil itu rajin dan mau bekerja keras, mereka akan dapat meningkatkan kekayaan Negara, akan tetapi jika distribusi kekayaan itu tidak tepat maka sebagian besar kekayaan itu akan masuk kedalam kantong para kapitalis, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang menderita kemiskinan dan kelebihan kekayaan Negara tidak mereka nikmati. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat itu sepenuhnya tergantung pada hasil produksi itu sendiri, tapi juga pada distribusi pendapatan yang tepat. Kekayaan mungkin bisa dihasilkan secara berlerbihan di setiap Negara, tapi distribusi tidak berdasarkan pada prinsip- prinsip dan kebenaran keadilan, sehingga Negara tersebut belum dikatakan berhasil. . ( Zahara, Fatma. 2012 ).



                         VI.            Daftar Pustaka
Ayuningtyas, Natasya.2016. distribusi pendapatan  https://natasyaayuningtyas.wordpress.com/2016/05/03/distribusi-pendapatan/ (di akses pada 7 mei 2017)

Anonym,  2013. Makalah ekonomi distribusi pendapatan. http://alumnistitmuhpacitan.blogspot.co.id/2013/01/makalah-ekonomi-distribusi-pendapatan.html (di akses pada 7 mei 2017)


Anonym. Distribusi . http://kbbi.web.id/distribusi  (di akses pada 8 mei 2017)

Anonym. Distribusi (Bisnis). https://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_(bisnis) (di akses pada 8 mei 2017)

Zahara, Fatma. 2012. Teori distribusi pendapatan dan kekayaan.  http://fatimaajja.blogspot.co.id/2012/06/teori-distribusi-pendapatan-dan.html (di akses pada 8 mei 2017)




                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.