.

Senin, 29 Mei 2017

Mahasiswa dan Bursa Efek


Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham (lihat penilaian saham).
Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus dilapor ke bursa ybs.



Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif.[1] Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.[2][3]
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Indeks saham
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral.[5] Indeks-indeks tersebut adalah

1.      IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
2.      Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
3.      Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
4.      Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
5.      Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
6.      Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor yang sama.
7.      Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).
8.      Indeks Bursa Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (kini OJK).
9.      Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis Indonesia.
10.  Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerja sama dengan Pefindo.
11.  Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan KEHATI.
12.  Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
13.  Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

Minat Mahasiswa
Minat dan perhatian mahasiswa pada bursa efek (pasar modal) tergolong tinggi. Tercatat sedikitnya 13.000 mahasiswa seluruh Indonesia bergabung sebagai investor aktif di bursa efek. Data ini belum termasuk yang dimiliki perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bursa efek.

Galeri Bursa Efek
Direktur Phintraco Securitas Jeffrey Hendrik saat penandatangan MOU dan pembukaan Galeri Bursa Efek di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) Selasa (28/2) menyatakan mahasiswa bukanlah pemodal besar. Karena dengan hanya Rp 100.000 sudah bisa tercatat sebagai investor riil dan aktif di BEI. Namun dengan jumlah yang mencapai puluhan ribu, mereka menjadi kekuatan tersendiri pula yang nantinya berpotensi menjadi pelaku handal investor pasar modal.
MOU dan pembukaan galeri pasar modal di Polines ditandatangani antara Jeffrey Hendrik bersama Direktur Polines Ir Surpiyadi MT dan Kepala Divisi Pengembangan Wilayah Bursa Efek Indonesia Dedy Priyadi.
Direktur Polines Ir Supriyadi MT menyambut baik pembukaan Galeri Pasar Modal di kampusnya dengan dukungan penuh dari OJK (diwakili  Deputi Direktur OJK  Kantor Regional 3 Jateng, Rusli Albas). Sejalan dengan cirri Polines sebagai pendidikan vokasi yang lebih banyak praktek dbanding teori, kehadiran Galeri Bursa Efek membantu mahasiswa praktek langsung menjalankan bisnis di bursa efek, jauh hari sebelum mereka lulus. Setelah lulus, besar kemungkinkan mereka sudah handal tentang investasi bursa efek.
Sedangkan Rusli Albas menyatakan kehadiran galeri bursa bisa memperkuat dunia pasar modal. Melalui galeri investasi juga masyarakat bisa mengetahui seluk beluk bursa yang sesungguhnya, sekaligus menghindari kemungkinan upaya penipuan investasi abal-abal yang belakangan sering terjadi di masyarakat.

Berinvestasi dalam bentuk saham harus dimulai sejak dini sehingga dapat memperoleh keuntungan di masa depan, hal ini dikarenakan investasi saham bersifat jangka panjang. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan saham perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung meningkat. Contohnya yaitu perusahaan unilever, ketika tahun 80-an harga saham milik Unilever hanya Rp 400 per lembar tetapi kini saham Unilever meningkat tajam hingga mencapai 39.400 per lembarnya. Selain itu, pemilik saham juga berhak atas kepemilikan di suatu perusahaan yang sahamnya telah dibeli.
“Dengan membeli saham suatu perusahaan berarti kita ikut memiliki perusahaan tersebut. Maka dari itu, marilah membeli saham sejak dini. Mc Kansey dalam analisisnya mengatakan bahwa saat ini Indonesia masuk dalam salah satu dari 16 negara besar di sektor ekonomi. Diprediksikan tahun 2030, Indonesia akan menjadi salah satu dari 7 negara terbesar dalam hal ekonomi. Jika anda tidak berinvestasi dari sekarang maka anda akan menyesal,” pungkas Nicky Hogan selaku Direktur Pengembangan BEI.

Daftar Pustaka :
·         Anonim. 2017. Bursa Efek. https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_efek. (Diakses pada 29-05-2017)
·         Anonim. 2017. Bursa Efek Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia. (Diakses pada 29-05-2017)
·         Sulistiyono, S. 2017. Dorong Mahasiswa Jadi Investor Saham, UMN Resmikan Galeri Investasi BEI. http://www.tribunnews.com/nasional/2017/02/14/dorong-mahasiswa-jadi-investor-saham-umn-resmikan-galeri-investasi-bei. (Diakses pada 29-05-2017)
·         Anonim. 2017. Didukung OJK, Polines Buka Galeri Bursa Efek. http://www.kampussemarang.com/didukung-ojk-polines-buka-galeri-bursa-efek/. (Diakses pada 29-05-2017)

·         Budi, P. 2016. Pentingnya Investasi Saham Sejak Dini. http://news.unair.ac.id/2016/04/21/pentingnya-investasi-saham-sejak-dini/. (Diakses pada 29-05-2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.