.

Senin, 22 Mei 2017

Kriteria Investasi

@A36- Josephine
Oleh : Josephine Aurillia
Pendahuluan
Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan perhitungan atau bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi.
Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan bahwa kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antar biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.
Kata kunci : Investasi, keuntungan, kerugian, usaha, finansial

Kriteria Investasi
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan.

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)
Net Benefit and Cost ratio (net B/C Ratio) menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net B/C merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif.

c. Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
( menurut Mahandika, Nila ) Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present  value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.  Artinya proyek relatif semakin layak ( menurut Mahandika, Nila).


d. Internal Rate Return (IRR)
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol.

e. Payback Period (PP)
( menurut Mahandika, Nila)  Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.

Indikator Payback Periods
:
Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu)
.
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
( menurut Mahandika, Nila).

Daftar pustaka
Riza Bakrianto,2011, KRITERIA INVESTASI, dalam link http://kokalissidimpuan.blogspot.co.id/2011/02/kriteria-investasi.html (dinduh pada 27 februari 2011).
Mahandika, Nila. 2011, Kriteria Investasi, dalam link http://nilamahandika.blogspot.co.id/2011/07/kriteria-investasi.html (diunduh pada 1 Juli 2011)

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.