@B38-Anna
Oleh :Anna lusiana
Dalam
kehidupan rumah tangga, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
pengeluaran konsumsi. Faktor-faktor tersebut kemudian dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian besar, yaitu :
1. Faktor-faktor Ekonomi
kemudian dalam faktor-faktor
ekonomi terbagi pula menjadi 6 faktor yang menentukan tingkat konsumsi, seperti
:
1)
Pendapatan rumah tangga (Household income)
Pendapatan rumah tangga sangat
mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga itu sendiri. Semakin besar tingkat pendapatan, maka semakin besar pula kemampuan
rumah tangga untuk membeli produk atau jasa. Contohnya jika awalnya
pendapatan per-bulan Rp 2.500.000 bisa membayar sewa rumah, makan setiap hari
ikan asin, sayur asem, dll. Kemudian ketika pendapatan per-bulan nya meningkat
menjadi Rp 3.000.000, kemampuan membelinya pun meningkat, bisa mengganti menu
makanan sebulan 4 kali makan daging sapi, dan masih banyak contoh yang lainnya.
2)
Kekayaan rumah tangga (Household weatlh)
Yang dimaksud dalam kekayaan rumah
tangga adalah kekayaan riil (rumah, tanah dan mobil) dan kekayaan finansial
(deposito berjangka, saham dan surat-surat berharga). Kekayaan rumah tangga
dapat meningkatkan konsumsi karena menambah pendapatan
disposabel. Misal, mobil disewakan, bunga deposito, hal ini biasanya untuk
tambahan biaya konsumsi per-bulan.
3)
Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam
masyarakat
Jumlah barang-barang konsumsi
tahan lama juga dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi, dapat bersifat positif
atau bersifat negatif. Contohnya, gas dapat mengurangi pengeluaran konsumsi
jika dibandingkan dengan kompor minyak. Hal ini karena gas lebih irit dan lebih
murah daripada kompor minyak.
4)
Tingkat bunga (interest rate)
Tingkat bunga yang tinggi dapat
mempengaruhi seseorang yang kaya atau miskin untuk mengurangi keinginan untuk
konsumsi. Semakin tinggi tingkat bunga, bagi orang yang kekurangan uang, jika
ingin membeli rumah dengan uang meminjam di bank maka ia harus mengurangi
konsumsi untuk membayar bunga uang pinjaman yang besar. kemudian bagi orang
kaya jika ia memiliki tabungan di bank, maka uang nya akan bertambah karena
bunga yang besar.
5)
Perkiraan tentang masa depan (household expectation about the future)
Seseorang yang memperkirakan
tentang masa depan dapat mengurangi atau juga dapat menambah pengeluaran
konsumsi. Contohnya jika sesorang membeli emas 30 gram, kemudian ia
memperkirakan 2 tahun kemudian emas tersebut akan meningkat 10%, hal tersebut
membuat seseorang akan membuat seseorang lebih konsumtif karena berfikiran masih
memiliki cadangan emas. Kemudian jika sesorang yang berencana untuk memiliki
anak, maka ia harus mengurangi pengeluaran konsumsi untuk keperluan dimasa yang
akan datang.
6)
Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan
distribusi pendapatan
Usaha pemerintah dalam kebijakan
pendapatan nasional yang sama dapat menyebabkan konsumsi masyarakat menjadi
lebih besar. Misalnya, 100 jt yang ditarik pemerintah dari pajak dengan MPC
sebesar 0,65 dikenakan kepada masyarakat berpendapatan tinggi hal ini akan
menyebabkan masyarakat kalangan tinggi akan mengurangi pengeluaran konsumsi.
Kemudian tambahan uang yang ditarik 100 jt itu akan diterima oleh masyarakat
kalangan rendah, sehingga pengeluaran pendapatan mereka menjadi meningkat.
2. Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)
Yang termasuk dalam faktor-faktor
demografi disini adalah jumlah penduduk dan komposisi penduduk.
1)
Jumlah Penduduk
Jika dibandingkan negara indonesia
dengan negara singapura, pengeluaran konsumsi negara indonesia secara nyata
lebih tinggi dibandingkan dengan singapura, walaupun jika dirata-rata
pengeluaran konsumsi nilainya lebih besar singapura. Hal ini dikarenakan jumlah
penduduk indonesia 50x lebih banyak dari singapura.
2)
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu negara
dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :
a.
Usia
Semakin banyak usia produktif
masyarakat yang bekerja di suatu negara, maka semakin tinggi tingkat pendapatan
yang diterima. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah pengeluaran konsumsi
masyarakat.
b.
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Makin tinggi tingkat pendidikan
suatu penduduk, hal tersebut juga akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.
Semakin tinggi jenjang pendidikan keperluan hidupnya menjadi semakin lebih
tinggi, seperti keperluan tugas menjadi lebih banyak, besosialisasi, ber-fashion dan lain-lain.
c.
Wilayah
Wilayah yang didiami penduduk juga
mempengaruhi pengeluaran konsumsi. Jika banyak penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan, banyak penduduknya yang memelukan biaya tambahan untuk keperluan
hidupnya di kota tersebut. Sebaliknya jika penduduknya banyak di perdesaan maka
akan mengurangi pengeluaran konsumsi. Hal ini karena di desa belum memiliki
kebutuhan yang super lengkap seperti di kota.
3. Faktor-faktor Non-Ekonomi
Faktor-faktor non-Ekonomi yang dimaksud
adalah faktor sosial-budaya masyarakat seperti kebiasaan makan di rumah menjadi
makan di restoran, perubahan etika dan tata nilai. Contoh lain, seperti biasa
membeli pakaian di pasar malam jadi membeli pakaian di mall besar. Hal ini
karena dipengaruhi peasaan “ingin menjadi/meniru orang lain”.
Daftar Pustaka :
Rahardja, Prathama dan
Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu
Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.