Oleh : Shiffa Ramadhani
Abstrak
Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan. Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar. Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Pendahuluan
Industri tempe saat ini sedang mengalami kesulitan, disebabkan oleh harga kedelai fluktuatif namun cenderung naik, sedangkan harga jual tempe sukar untuk dinaikan. Pada tahun 2012, harga kedelai meningkat terus sampai rata-rata mencapai 6.25% di pasar domestic. Sementara sampai bulan Juli 2012, menurut kementrian perdagangan ada peningkatan harga rata-rata import kedelai sampai 7.6% (Statistik Kementrian Perdagangan, 2012). Jika dibandingkan dengan data GEM-Bank Dunia (2012), mulai bulan Juni 2012 sampai akhir Juli 2012 menunjukkan harga pasar kedelai di perdagangan internasional meningkat 26.8%. Kenaikan harga tersebut diduga karena perubahan iklim global terutama di negara pengekspor terbesar kedelai yaitu Amerika Latin.
Rumusan Masalah
1. Permintaan Konsumsi Kedelai
2. Penyebab Kenaikan Harga Kedelai
3. Dampak Harga Kenaikan Kedelai
4. Solusi Masalah Kenaikan Kedelai
Pembahasan
Permintaan Konsumsi Kedelai
1. Permintaan Konsumsi Kedelai
2. Penyebab Kenaikan Harga Kedelai
3. Dampak Harga Kenaikan Kedelai
4. Solusi Masalah Kenaikan Kedelai
Pembahasan
Permintaan Konsumsi Kedelai
Pertumbuhan permintaan kedelai selama lima tahun terakhir
cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri. Sehingga
mau tidak mau harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar.
Harga kedelai impor yang murah dan tidak adanya tarif impor
menyebabkan tidak kondusifnya pengembangan kedelai di dalam negeri. Harga
kedelai kembali mencapai rekor dengan harga Rp9.500 per kilogram, bahkan di
beberapa daerah di seluruh Indonesia ada yang menembus Rp10.000 per kilogram.
Seperti dikutip dari data Balitbang Kementrian Pertanian
(Kementan) mengenai Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai, Rabu
(11/9/2013), bahwa total kebutuhan konsumsi kedelai terus meningkat dari 2,02
juta ton pada tahun 2003 menjadi 2,7 juta ton pada tahun 2005 dan 3,35 juta ton
pada tahun 2025.
Adapun, jika sasaran produktivitas rata-rata nasional 5 ton
per hektare bisa dicapai, maka kebutuhan areal tanam kedelai diperkirakan
sebesar 8 juta ha pada tahun 2005, dan 2,24 juta ha pada tahun 2025.
Akan tetapi, hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah,
bagaimana mencapai areal tanam seluas itu. Sementara lahan yang tersedia
terbatas dan digunakan untuk berbagai tanaman palawija, terutama yang lebih
kompetitif.
Lambat laun, total kebutuhan konsumsi kedelai
terus meningkat dari 2,02 juta ton pada tahun 2003 menjadi 2,7 juta ton pada
tahun 2005 dan 3,35 juta ton pada tahun 2025. (wan)
Penyebab
Kenaikan Harga Kedelai
1. Rupiah terus melemah terhadap dolar AS
Saat ini harga beli kacang kedelai
melonjak dari Rp 6.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 8000 per kg. "Harga
kacang kedelai bisa seharga Rp 8.500 per kg. Kita terpaksa mengurangi jumlah
produksi untuk menghindari rugi, modalnya juga besar. Saya harap pemerintah
bisa mengendalikan harga kedelai,karena stoknya sekarang sedikit sulit,"
ujarnya. Sekedar informasi, pelemahan rupiah
terhadap dolar AS yang saat ini masih bergerak di 14.000 ternyata mulai
menimbulkan keresahan bagi para pengusaha. Tak hanya pengusaha-pengusaha besar,
para pengusaha kecil pun mulai terancam, seperti halnya pengusaha tahu tempe.
2.
Cuaca buruk
Harga komoditi Kacang Kedelai
mengalami fluktuasi, akibat cuaca buruk. Bahkan, dua hari terakhir harganya
mengalami kenaikan mencapai Rp 200 per kilogram. Akibat kenaikan ini,
permintaan akan komoditi tersebut mengalami penurunan.
3.
Produksi
kedelai dalam negeri masih minim
Berdasarkan survey Menteri
Perdagangan, produksi kedelai di tanah air masih sangatlah minim,
beberapa waktu lalu ketika menteri perdagangan mengunjungi tempat tempat
produsen tahu dan tempe di beberapa daerah disana sama sekali tidak ditemukan
kedelai kedelai lokal yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan
tempe. Dari pengamatan ini tentu dapat disimpulkan bahwa produksi kedelai lokal
yang masih minim mengharuskan Negara ini mengimpor kedelai dari luar negeri
dalam skala yang besar demi memenuhi pasokan kedelai bagi para perajin.
Dampak
Kenaikan Harga Kedelai
1.
Ukuran tahu dan tempe mengecil
Harga kedelai yang terus melambung membuat pengusaha tahu
dan tempe di Kabupaten Majalengka menjerit. Untuk mensiasatinya para pengusaha
memperkecil ukuran tahu dan tempe produksi tanpa menaikkan harga jual. Menurut
salah seorang pengusaha tempe, H. Dodo (51), kenaikan tersebut dirasakan sejak
awal 2011. "Harganya terus naik, sementara kita ngga mungkin menaikan
harga jual," katanya saat ditemui di Desa Cisameng Kecamatan Palasah,
Kamis (10/2).Hal yang sama pun dirasakan oleh Udin (36), pengusaha tahu di Desa
Cisameng Kecamatan Palasah. Udin mengatakan, sejak kenaikan harga kedelai,
keuntungannya berkurang. "Yah cuma cukup buat makan saja. Yang penting bisa
tetap bertahan," tuturnya. (A-177/A-147)***
2.
Pengusaha tahu terancam gulung tikar
Bagi usaha kecil rumahan, kenaikan harga kedelai cukup
memberatkan. Pasalnya, penjualan tahu produksinya mengalami penurunan cukup
drastis karena sepinya pembeli. Namun, sejak kenaikan harga kedelai jumlah
produksi turun hingga 50% yakni hanya 30 kg per hari. Selain mengurangi jumlah
produksi untuk menghindari kerugian yang cukup besar para perajin memperkecil
ukuran tahu.
Meski ukuran tahu lebih kecil dari biasanya, namun harga tahu tidak mengalami kenaikan yakni Rp200 per biji. Sayangnya, mereka tetap mengalami kerugian karena tahu yang di produksi setiap harinya selalu tersisa alias sepi pembeli.
Meski ukuran tahu lebih kecil dari biasanya, namun harga tahu tidak mengalami kenaikan yakni Rp200 per biji. Sayangnya, mereka tetap mengalami kerugian karena tahu yang di produksi setiap harinya selalu tersisa alias sepi pembeli.
3.
Mogok produksi
Lonjakan harga kedelai itu berimbas pada kelangkaan produk
tempe dan tahu di pasar. Perajin tempe dan tahu yang tergabung dalam Gabungan
Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) akhirnya merealisasikan
ancamannya untuk mogok produksi pada Senin 9 September 2013 hingga tiga hari ke
depan.
Ketua Gakoptindo, Aip Syarifudin, mengatakan, mogok produksi dilakukan lantaran harga kedelai sudah melambung tinggi. Gakoptindo meminta agar pemerintah dapat lebih fokus dalam mengendalikan harga kedelai.
Menurut Aip, lonjakan harga kedelai sebagai bahan baku telah membebani
ongkos produksi yang dikeluarkan perajin tempe dan tahu. Sudah banyak pula perajin yang merugi, bahkan sampai mengurangi jumlah karyawan. Beberapa perajin yang mogok produksi pada Senin kemarin itu di antaranya dari Depok, Jawa Barat. Sejumlah pabrik tahu dan tempe memilih tak beroperasi alias tutup selama tiga hari. Akibatnya, makanan khas Indonesia ini pun langka di sejumlah pasar tradisional kota tersebut.
Ketua Gakoptindo, Aip Syarifudin, mengatakan, mogok produksi dilakukan lantaran harga kedelai sudah melambung tinggi. Gakoptindo meminta agar pemerintah dapat lebih fokus dalam mengendalikan harga kedelai.
Menurut Aip, lonjakan harga kedelai sebagai bahan baku telah membebani
ongkos produksi yang dikeluarkan perajin tempe dan tahu. Sudah banyak pula perajin yang merugi, bahkan sampai mengurangi jumlah karyawan. Beberapa perajin yang mogok produksi pada Senin kemarin itu di antaranya dari Depok, Jawa Barat. Sejumlah pabrik tahu dan tempe memilih tak beroperasi alias tutup selama tiga hari. Akibatnya, makanan khas Indonesia ini pun langka di sejumlah pasar tradisional kota tersebut.
Solusi
Masalah Kenaikan Harga Kedelai
Gita menuturkan, upaya mengatasi kenaikan harga kedelai
dalam
1.
Jangka panjang = melalui kenaikan produksi kedelai dalam negeri.
"Produksi yang di dalam negeri tidak ada yang digunakan
dalam pembuatan kedelai. Kedepannya kita akan tingkatkan produksi kedelai dalam
negeri," kata Gita saat menjumpai pengrajin tempe dan tahu di Kawasan
Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (PRIKOPTI) Semanan, Kalideres, Jakarta
Barat, Senin (9/9/2013).
Menurut Gita, kenaikan produksi dalam negeri juga untuk menghemat pengeluaran pemerintah terkait impor kedelai dari luar negeri yang berlangsung tiap tahun.
Seperti diketahui, impor kacang kedelai untuk produksi tahu dan tempe mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika nilai tukar rupiah naik terhadap dolar, maka harga impor kacang kedelai juga ikut terkerek.
Menurut Gita, kenaikan produksi dalam negeri juga untuk menghemat pengeluaran pemerintah terkait impor kedelai dari luar negeri yang berlangsung tiap tahun.
Seperti diketahui, impor kacang kedelai untuk produksi tahu dan tempe mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika nilai tukar rupiah naik terhadap dolar, maka harga impor kacang kedelai juga ikut terkerek.
2.
Jangka pendeknya = melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk urusan tata jual kedelai.
Saat ini kepengurusan tata jual kedelai masih
dipegang pihak swasta."Saya sepakat dengan aspirasi dan himbauan para perajin (tempe dan tahu) di sini bahwa Bulog segera dilibatkan dalam tata jual kedelai. Tapi jika Bulog diberdayakan nanti, saya juga menghimbau kepada petani-petani untuk tidak lupa meningkatkan produksi," tegas dia. (Han/Nur)
Kesimpulan
Permintaan kedelai di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat sehingga harus dilakukan untuk mengimpor dalam jumlah yang cukup besar.Penyebab naiknya harga kedelai yaitu rupiah terus melemah, cuaca buruk dan produksi kedelai masih minim. Dampak kenaikan kedelai terhadap konsumen adalah pengusaha tahu terancam gulung tikar, ukuran tahu tempe mengecil dan mogok produksi. Solusi yang diberikan oleh pemerintah yaitu dalam jangka panjang melalui kenaikan produksi dalam negeri dan melalui jangka pendek melalui melibatkan bulog dalam jual beli.
Permintaan kedelai di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat sehingga harus dilakukan untuk mengimpor dalam jumlah yang cukup besar.Penyebab naiknya harga kedelai yaitu rupiah terus melemah, cuaca buruk dan produksi kedelai masih minim. Dampak kenaikan kedelai terhadap konsumen adalah pengusaha tahu terancam gulung tikar, ukuran tahu tempe mengecil dan mogok produksi. Solusi yang diberikan oleh pemerintah yaitu dalam jangka panjang melalui kenaikan produksi dalam negeri dan melalui jangka pendek melalui melibatkan bulog dalam jual beli.
Kusuma,Hendra.2013.Permintaan Kedelai
VS Produksi Dalam Negeri.okezone.com
http://economy.okezone.com/read/2013/09/11/320/864557/permintaan-kedelai-vs-produksi-dalam-negeri
(diakses 11 september 2013)
Liputan6.2015.Harga
Kedelai Mahal, Produksi Tahu Tempe Merosot.Jakarta.Liputan6.com
http://bisnis.liputan6.com/read/2307451/harga-kedelai-mahal-produksi-tahu-tempe-merosot (Diakses 2 september 2015)
Murwanti,Sri dan Sholahuddin M.2014. STRATEGI DAN DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP LABA USAHA PENGRAJIN TEMPE DI SUKOHARJO.JAWA TENGAH.Portal garuda
Murwanti,Sri dan Sholahuddin M.2014. STRATEGI DAN DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP LABA USAHA PENGRAJIN TEMPE DI SUKOHARJO.JAWA TENGAH.Portal garuda
Raharja,Pratama dan Mandala, Manurung.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi.LPFFUI.Jakarta
Rumantris,Fitri.2011.Dampak Kenaikan Harga Kedelai.Pikiranrakyat.com
http://www.pikiran-rakyat.com/serial-konten/dampak-kenaikan-harga-kedelai
(diakses 10 februari 2011)
Salim, H.J.2013.Dua Jurus Mendag Buat Atasi Kenaikan Harga Kedelai.Jakarta.Liputan6.com
http://bisnis.liputan6.com/read/687860/dua-jurus-mendag-buat-atasi-kenaikan-harga-kedelai
(diakses 9 september 2013)
Susanto,Heri.2014.Harga Kedelai Naik Pengusaha Tahu Terancam Gulung Tikar.Jakarta.Sindonews.com
https://ekbis.sindonews.com/read/929186/34/harga-kedelai-naik-pengusaha-tahu-terancam-gulung-tikar-1416977234
(Diakses 26 November 2014)
Wibowo,T.A dan Jihad,Akbar.2013.Harga Kedelai Melonjak Tahu Tempen pun Langka.Jakarta.Viva.co.id
(diakses tahun 9 september 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.