Oleh: Ari mustofa
MEKANISME
KEGAGALAN PASAR
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar"
tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah
kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur
produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai
istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika
disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di
sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah
kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani
"kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya
dibuat dari landasan moral atau sosial.
Pasar
dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien bila asumsi-asumsinya terpenuhi,
antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar
berbentuk persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Sayangnya,
kenyataannya asumsi-asumsi ideal tersebut sulit terpenuhi di dunia nyata.
Sebagai akibatnya terjadilah kegagalan pasar di mana pasar gagal menjadi alat
alokasi yang efisien.
Empat
jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
1. Informasi tidak sempurna (incomplete
information).
Pada
kenyataannya kita tidak pernah tahu persis tentang kualitas barang yang
digunakan. Ketika ingin membeli mobil bekas, seseorang yang kurang memahami
seluk-beluk mobil bekas dapat menyewa montir mobil yang dapat dipercaya.
Perusahaan yang ingin merekrut calon pegawai kadang-kadang terpaksa memakai
jasa konsultan.Asumsi pasar persaingan sempurna adalah produsen begitu banyak dan kecil-kecil sehingga secara individu tidak mampu mempengaruhi pasar. Dengan kondisi demikian para produsen dalam memasok barang bereferensi pada harga yang berlaku di pasar, sehingga mereka hanya menjadi price taker. Akan tetapi kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu (monopoli) atau beberapa produsen (oligopoli). Mereka dapat mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga (price setter). Mereka bisa saja memproduksi barang dengan jumlah yang sedikit dengan harga yang tinggi (jika dibandingkan dengan kuantitas dan harga keseimbangan).
3.Eksternalitas (externality).
ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara normal. Sebagai contoh, pabrik tapioka yang membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi pabrik tapioka. Akibatnya, walaupun biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal. Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost)
. 4. Barang publik (public goods).
Asumsi
lain yang diperlukan agar pasar dapat berjalan dengan efisien adalah barang
yang dipertukarkan bersifat private (rival dan exclusive).
Rival artinya barang tidak dapat dikonsumsi secara bersama-sama
(bukan hanya satu orang) tanpa saling merugikan. Contohnya, bila satu kaleng
soft drink telah kita minum, maka orang lain tidak dapat menikmatinya lagi. Exclusive
artinya untuk mendapatkan barang tersebut seseorang harus memenuhi syaratnya
(misalnya dengan membayarnya). Beberapa barang private juga dapat
dipecah-pecah (divisible), misalnya ketika seseorang membeli soft drink,
ia dapat membeli yang botol besar, botol kecil, atau kaleng. Dalam kehidupan
nyata, ada barang-barang yang bersifat non-rivalry, non-exclusive (atau
non-excludable), dan non divisible. Barang-barang tersebut
disebut barang publik (public goods).
PASAR
TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE MARKET)
Suatu pasar yang menghasilkan barang dan jasa yang biaya
produksinya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh masyarakat tetapi
pihak swasta tidak mau menyediakannya.
ADANYA KEGAGALAN INFORMASI
• Pada beberapa
kasus masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat disediakan oleh
pihak swasta ex: prakiraan cuaca
ADANYA KEGAGALAN PEMERINTAH
•
Tidak selamanya campur tangan pemerintah menyebabkan peningkatan kesejahteraan
karena ketidakefisienan pemerintah
•
Informasi yang terbatas
•
Pengawasan yang terbatas atas reaksi swasta
•
Pengawasan yang terbatas atas perilaku birokrat
•
Hambatan dalam proses politik
Kegagalan pasar seringkali menuntut
campur tangan (intervensi) pemerintah. Tujuan campur tangan tersebut antara
lain:
1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap
individu dapat terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan;
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh
dan mengalami perkembangan secara teratur dan stabil;
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan,
terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak
menjalankan praktik monopoli yang merugikan;
4. Menyediakan barang publik untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan
5. Mengawasi agar
eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau
dikurangi.
Artikel ini dikutip berdasarkan
sumber dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.