.

Jumat, 17 Maret 2017

Daging Sapi yang Diharapkan


@A-22-Tia

Oleh : Tia Afrilia


Abstrak
Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini memberikan andil terhadap perbaikan gizi masyarakat, khususnya protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh pembangunan manusia Indonesia.
Seiring meningkatnya perkembangan jumlah penduduk dan perbaikan taraf hidup penduduk di Indonesia, maka permintaan produk-produk untuk pemenuhan gizi pun semakin meningkat, begitu pula dengan permintaan akan bahan pangan seperti permintaan protein hewani.



Pendahuluan

Menurut Alhendry (2016), Konsumsi daging masyarakat Indonesia cenderung meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita dan pertumbuhan industri pengolahan pangan, kebutuhan tersebut sebagian bersumber dari daging sapi. Tingginya permintaan terhadap daging sapi harus diiringi dengan peningkatan populasi dan produksi daging sapi dalam negeri, jika tidak dilakukan upaya-upaya tertentu dikhawatirkan dapat menguras populasi sapi dalam negeri sehingga impor sapi bakalan atau daging sapi menjadi meningkat.

Untuk memenuhi permintaan daging sapi dalam negeri pemerintah telah melakukan upaya peningkatan populasi sapi untuk meningkatan produksi daging dalam negeri untuk mewujudkan swasembada daging sapi dengan pengembangan pakan ternak, perbaikan mutu bibit melaui kegiatan inseminasi buatan (IB) dan pemberantasan penyakit. Sebagai upaya untuk mengatur penawaran sapi dan daging sapi telah dilakukan kebijakan pengaturan pengeluaran dan pemasukan sapi antar daerah serta pengaturan impor bakalan dan daging sapi. (Alhendry, 2016)

Permintaan adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung pada komoditi itu, pendapatan nominal individu, harga komoditi lain dan cita rasa individu. Permintaan yang menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah permintaan, sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. (Fatmawati, Rostin, Jamal, 2016)

Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat.Seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit dan tulang. Ternak sapi potong dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia dengan berbagai macam pemeliharaan, tergantung pada kondisi setempat. (Fatmawati, Rostin, Jamal, 2016)




Populasi Sapi Potong

Dari seluruh populasi sapi potong tidak semua akan dipotong untuk menghasilkan daging, berdasarkan kajian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian RI (2011) bahwa rata-rata berat sapi nasional 345,82 kg dengan persentase karkas 50,84 persen. Upaya penggunaan  teknologi Inseminasi Buatan (IB) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sapi potong di Indonesia. Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi perkembangan usaha ternak sapi adalah permodalan yang akan terkait dengan suku bungan bank. Harga daging domestik juga dapat meransang atau memotifasi peternak untuk meningkatkan usaha peternakannya demikian juga dengan harga sapi itu sendiri, harga sapi yang cukup tinggi akan dapat memotifasi peternak untuk meningkatkan usahanya namun dengan harga yang tinggi peternak juga akan kekurangan modal untuk membeli sapi bakalan. Dengan demikian persamaan penawaran daging sapi dapat diasumsikan sebagai berikut :
PSP = a0 + a1IB + a2HS + a3HDD + a4SB + a5LPSP + u1
dimana:
PSP     = Populasi sapi (ekor/tahun)
IB        = Teknologi produksi (000 dosis IB)
HS       = Harga sapi dibagi indek harga konsumen (Rp/Kg)
HDD   = Harga Daging Sapi Domestik dibagi indek harga konsumen (Rp/Kg)
SB       = Suku bunga (%)
LPSP   = Lag populasi Sapi potong (ekor)
u1       = Perubah pengganggu
Tanda parameter estimasi yang diharapkan (hipotesis) adalah sebagai berikut:
a3,  a4, < 0; a1, a2,  > 0; dan 0 < a5 < 1




Produksi Daging Sapi Dalam Negeri

Produksi daging sapi dalam negeri akan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi sapi dalam  negeri, curah hujan dan harga daging sapi. Produksi daging sapi sangat terkait dengan pakan yang berkualitas dan konsentrat sebagai sumber protein yang berfungsi untuk pembentukan daging. Pada peternakan untuk program penggemukan, biasanya akan menggunakan pakan kosentrat sedangkan pada peternak rakyat dengan skla kepemilikan 1-3 ekor jarang yang menggunakan pakan konsentrat. Curah hujan sangat mempengaruhi kualitas hijauan untuk pakan ternak yang sangat berpengaruh terhadap produksi daging. Harga daging sapi akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi daging sapi, persamaan produksi daging sapi adalah sebagai berikut :
QDS    = b0 + b1PSP + b2CH + b3HDD + b4 LQDSt+  u2t
dimana :
QDS    = Produksi daging domestik (ton/th)
PSP     = Populasi sapi (ekor/th)
HDD   = Harga Daging Domestik dibagi indek harga konsumen (Rp/kg)
CH      = Curah Hujan (000 mm)
LQDS  = Lag Produksi daging sapi dalam negeri (ton)
u2       = Peubah pengganggu
Tanda parameter estimasi yang diharapkan (hipotesis) adalah sebagai berikut :
b2 < 0 ; b1, b3 > 0 ; dan 0 < b4 < 0




Permintaan Daging Sapi Dalam Negeri

Permintaan terhadap suatu barang sangat dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dan harga barang subsitusinya. Selain itu juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan pendapatan. Harga komoditi lain yang akan dapat mempengaruhi permintaan daging sapi adalah harga daging ayam, harga telur dan harga tempe. Harga telur diperkirakan sebagai komoditi komplementer bagi daging sapi sedangkan daging ayam dan tempe diperkirakan sebagai komoditi subsitusi.Persamaan permintaan daging sapi dalam negeri dapat disimpulkan sebagai berikut :
DDS = d0 + d1HDD + d2HA + d3HE  + d4HT+ d5JP + d6PK +  d7 LQDS +u4t........(32)
dimana :
DDS    = Permintaan daging sapi dalam negeri (ton)
HDD   = Harga daging sapi domestik dibagi indek harga konsumen (Rp/kg)
HA      = Harga riil daging ayam dibagi indek harga konsumen (Rp/kg)
HE       = Harga riil teurl ayam dibagi indek harga konsumen (Rp/kg)
HT       = Harga rill tempe dibagi indek harga konsumen (Rp/kg)
JP        = Jumlah penduduk (000 jiwa)
PK       = Pendapatan per kapita (Rp000)
LQDS   = Lag permintaan daging sapi dalam negeri (ton)
u4        = Peubah pengganggu
Tanda parameter estimasi yang diharapkan (hipotesis) adalah sebagai berikut:
d2, d3, d4 < 0; d1, d5, d6 > 0; dan 0 < d7 <1




Fungsi Permintaan Daging Sapi

Fungsi permintaan dapat diturunkan dari fungsi utilitas konsumen yang dimaksimumkan
dengan kendala tingkat pendapatan (HENDERSON and QUANDT, 1980)
1. fungsi utilitas konsumen daging sapi diformulasikan: U = u (Q, R)
2. fungsi kendala pada tingkat pendapatan tertentu (Yo) bagi konsumen Yo = PQ * Q + PR * R
3. fungsi lagrange : V = u (Q, R) + λ (Yo–PQ* Q-PR * R)
4. fungsi permintaan daging sapi diformulasikan: Qd = f (PQ, PR, Yo, JPt, Qd-1)

ket :
U             = total utilitas mengkonsumsi daging sapi
R             = konsumsi komoditas lain
JPt          = Jumlah penduduk
Qd-1      = Permintaan daging sapi tahun sebelumnya




KESIMPULAN

Permintaan daging sapi dipengaruhi oleh harga daging sapi dan harga ikan, serta responsif terhadap perubahan harga daging, artinya daging sapi masih merupakan barang mewah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Keputusan mengkonsumsi daging sapi tidak hanya ditentukan oleh pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh tingkat pendidikan dan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas sosial ekonomi. (Noniieta, 2012)
Harga daging sapi domestik dipengaruhi oleh harga daging impor, harga sapi domestik, dan penawaran daging sapi domestik. Namun harga daging sapi domestik tidak responsif terhadap perubahan seluruh peubah yang mempengaruhinya. Ini menunjukkan pasar daging sapi di Indonesia pada periode ini banyak dikendalikan oleh pemerintah, terutama pada sisi penawaran. (Noniieta, 2012)




DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Rostin, Baso. Jamal Nasir. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Di Indonesia.

Alhendry. 2016. Model Penawaran dan Pemintaan Daging Sapi di Indonesia.

Eta, Noni. 2012. Analisis Penawaran dan Pemintaan Daging Sapi di Indonesia.

Zaen, Mr. 2012. Kebutuhan Daging di Indonesia Sekarang dan Masa Depan.

Barus, Octavianty. 2013. Permintan Sapi Potong dan Daging Sapi di Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.