Oleh :
Zarica Halimmah
Abstrak
Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia.
Sampai saat ini cabai tidak bisa dipisahkan dari masyarakat di Indonesia.
Hampir disetiap daerah mengkonsumsi cabai dalam jumlah yang besar.
Tidak hanya
konsumen rumahan tetapi konsumen industri pun menggunakan cabai dalam jumlah
yang besar. Namun permintaan dan pasokan cabai saat ini sangat berbanding
terbalik, yang membuat kenaikan harga cabai pun tidak bisa dihindarkan.
Pendahuluan
Cabai merupakan komoditi strategis di Indonesia, oleh karena
itu fluktuasi harga cabai juga dapat mempengaruhi harga komoditi lainnya. Permintaan dan pasokan cabai yang tidak
seimbang seringkali menjadi masalah besar. Karena tidak seimbangannya
permintaan dan penawaran cabai, ketidakseimbangan harga cabai pun susah diraih
dan berujung pada kenaikan harga cabai yang sangat tinggi seperti yang terjadi
sekarang
Permasalahan
:
1.
Apa penyebab tingginya permintaan cabai?
2.
Apa penyebab tingginya harga cabai?
3.
Bagaimana mengatasi kenaikan harga cabai?
4.
Apa alasan masyarakat tetap membeli cabai di
harga yang tinngi ini?
5.
Dampak kenaikan harga cabai?
Pembahasan
:
1. Faktor penyebab tingginya permintaan cabai
Banyak produk yang berbumbu dasar cabai di Indonesia dituding sebagai
penyebab tingginya permintaan cabai dipasaran. Dikutip dari liputan6.com
menurut kepala BPS, Suryamin "Untuk kebutuhan rumah tangga 0,38 juta ton
terpenuhi, tapi untuk non rumah tangga atau industri seperti bikin sambel dan
lainnya kekurangan. Jadi secara total kita masih defisit," ucap dia di
kantornya, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Sementara produksi cabai rawit, dijelaskannya, mencapai 800,48 ribu ton di 2014 atau naik 86,98 ribu ton dibanding realisasi produksi tahun sebelumnya yang sebesar 713,50 ribu ton.
Sementara produksi cabai rawit, dijelaskannya, mencapai 800,48 ribu ton di 2014 atau naik 86,98 ribu ton dibanding realisasi produksi tahun sebelumnya yang sebesar 713,50 ribu ton.
Selain itu penggunaan cabai juga tidak bisa dilepaskan dari masyarakat
biasa. Pasalnya hampir diseluruh Indonesia selalu menggunakan cabai sebagai
bumbu utama ataupun untuk dikonsumsi langsung.
2. Penyebab tingginya harga cabai
Ketidakseimbangan antara jumlah cabai yang tersedia dengan jumlah yang
dibutuhkan konsumen sering menjadi sumber permasalahan dalam pasar cabai.
Penawaran menyebabkan ketidakseimbangan pasar komoditi cabai tidak stabil
karena terkadang jumlahnya terlalu tinggi atau sebaliknya jumlah penawaran
sangat rendah. Selain dari sisi penawaran/jumlah pasokan, ketidakseimbangan
pasar cabai bisa juga berasal dari sisi permintaan. Pada waktu-waktu tertentu
permintaan cabai sangat tinggi dan pada waktu berbeda permintaan cabai stabil
kembali atau menjadi lebih sedikit.( Deta Priyanti,2012)
Seperti dilansir sebuah situs ekonomi wartakota.tribunnews.com "Dari
empat jenis cabai hanya satu yang mengalami kenaikan yaitu cabai rawit merah.
Semua diakibatkan karena satu alasan yaitu iklim," jelasnya di Ruang
Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).
Kenaikan tersebut dipacu oleh sedikitnya pasokan yang beredar di pasaran
karena terganggu oleh beberapa hal mulai dari cuaca hingga proses distribusi.
Keterlambatan akibat transportasi maupun hujan yang berkepanjangan juga membuat
proses pembusukan cabai rawit merah semakin cepat, ditambah lagi dengan lamanya
waktu tempuh pengiriman mengunakan kapal antar pulau. Sehingga sebelum cabai
sampai ketangan konsumen sudah busuk dijalan atau bahkan gagal panen
dikarenakan faktor cuaca tersebut.
3. Cara mengatasi kenaikan harga cabai
Dirangkum dari liputan6.com menurut Menteri Perdagangan (Mendag)
Enggartiasto Lukita menanam cabai bisa menjadi solusi, karena dengan begitu
masyarakat tetap bisa mengkonsumsinya dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga.
"Tanam sendiri cabai, kita ada solusi yang tidak ilmiah," kata dia di Kantor Kementerian Pedagangan, Jakarta, Rabu (4/1/2016).
"Tanam sendiri cabai, kita ada solusi yang tidak ilmiah," kata dia di Kantor Kementerian Pedagangan, Jakarta, Rabu (4/1/2016).
Solusi kedua untuk menghadapi kenaikan harga cabai, menurut dia, adalah
dengan mengkonsumsi cabai kering. Hal ini sudah dilakukan penduduk negara yang
memiliki empat musim.
Selain itu dikutip darifinance.detik.com Andi Hasanuddin Ibrahim, Dirjen
Hortikultura Kementerian Pertanian, mengatakan ada beberapa teknologi yang bisa
digunakan untuk menggenjot produksi cabai nasional. Pertama adalah penggunaan
benih yang tahan kelembaban.
"Jadi dia akan tahan dengan organisme pengganggu tanaman pada saat hujan," ujarnya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Kedua, lanjut Hasanuddin, adalah penggunaan pestisida ramah lingkungan. "Pestisida biologis untuk mengatasi serangan cendawan pada saat hujan. Kemudian benih itu juga harus disesuaikan dengan lokasi, selera, jenis cabai yang dibutuhkan oleh lokasi penanaman setempat," paparnya.
Ketiga, menurut Hasanuddin, adalah pengembangan irigasi tetes di sejumlah daerah seperti NTT dan NTB yang sebenarnya kering selama 9 bulan. Pasokan air diperoleh dari tandon (tempat penampungan).
"Dalam setahun, kekurangan cabai itu kurang lebih 10 ribu hektar. Untuk September-Februari, turunnya produksi itu setara lahan 30 ribu hektar. Oleh karena itu, 30 ribu hektar bisa kita penuhi dengan model irigasi tetes. Lokasinya harus dekat dengan perkotaan, atau boleh kita katakan mengembangkan konsep urban farming," terangnya.
Keempat, demikian Hasanuddin, adalah mengintensifkan produksi olahan cabai. Misalnya melalui penggaraman atau pengasaman sebagai salah satu langkah penyediaan cabai saat terjadi kelangkaan.
"Penggaraman dan pengasaman bisa tahan 2 tahun. Hanya saja harga pada saat murah dibeli dulu. Kita tahu restoran dan warteg tidak membeli cabai segar, tapi cabai giling. Lalu meningkatkan promosi dan sosialisasi untuk meningkatkan konsumsi cabai olahan," jelasnya.
"Jadi dia akan tahan dengan organisme pengganggu tanaman pada saat hujan," ujarnya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Kedua, lanjut Hasanuddin, adalah penggunaan pestisida ramah lingkungan. "Pestisida biologis untuk mengatasi serangan cendawan pada saat hujan. Kemudian benih itu juga harus disesuaikan dengan lokasi, selera, jenis cabai yang dibutuhkan oleh lokasi penanaman setempat," paparnya.
Ketiga, menurut Hasanuddin, adalah pengembangan irigasi tetes di sejumlah daerah seperti NTT dan NTB yang sebenarnya kering selama 9 bulan. Pasokan air diperoleh dari tandon (tempat penampungan).
"Dalam setahun, kekurangan cabai itu kurang lebih 10 ribu hektar. Untuk September-Februari, turunnya produksi itu setara lahan 30 ribu hektar. Oleh karena itu, 30 ribu hektar bisa kita penuhi dengan model irigasi tetes. Lokasinya harus dekat dengan perkotaan, atau boleh kita katakan mengembangkan konsep urban farming," terangnya.
Keempat, demikian Hasanuddin, adalah mengintensifkan produksi olahan cabai. Misalnya melalui penggaraman atau pengasaman sebagai salah satu langkah penyediaan cabai saat terjadi kelangkaan.
"Penggaraman dan pengasaman bisa tahan 2 tahun. Hanya saja harga pada saat murah dibeli dulu. Kita tahu restoran dan warteg tidak membeli cabai segar, tapi cabai giling. Lalu meningkatkan promosi dan sosialisasi untuk meningkatkan konsumsi cabai olahan," jelasnya.
4. Alasan masyarakat tetap membeli cabai
Walaupun harga cabai saat ini tergolong tinggi, namun masyarakat tetap
membelinya. Kenapa? Itu karena cabai sudah menjadi salah satu bahan yang tidak
bisa dilepaskan dari masyarakat di zaman ini. Dari untuk dikonsumsi sendiri
sampai industri pangan tidak bisa menghindari penggunaan cabai dan ini terjadi
hampir di seluruh daerah di Indonesia.
5. Dampak kenaikan harga cabai
Pada akhirnya masyarakatlah yang terkena dampaknya yaitu
·
Semakin tercekiknya para konsumen, terutama
konsumen menengah kebawah
·
Stok cabai segar terkadang tidak laku. Dengan
tingginya harga cabai banyak konsumen yang mengurangi pembelian dan penggunaan
cabai
·
Produk jadi kurang pedas. Sangat berhubungan
dengan point sebelumnya, karena pengurangan jumlah pembelian otomatis juga
mengubah rasa dari makanan pedas tersebut
·
Cabai busuk menjadi pilihan masyarakat. Karena tingginya
harga cabai dipasaran tidak sedikit warga yang lebih memilih membeli cabai
busuk dan membuat mereka harus merelakan kesehatan mereka atau konsumen mereka.
Kesimpulan
Cabai merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia,
maka dari itu kenaikan harganya sangat berpengaruh dan terasa langsung di
masyarakat. Pemerintah melalui menteri perdagangan sudah memberikan solusi
yaitu menanam cabai sendiri atau beralih pada penggunaan cabai kering. Jika
terus dibiarkan masyarakat akan semakin kesulitan. Kenaikan harga cabai juga
berdampak buruk bagi masyarakat dan juga pedagangnya. Maka dari itu masyarakat
sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini dengan
cepat.
DAFTAR PUSTKA
Priyanti, Deta.2012.Analisis
Pelaku Permintaan Rumah Tangga dan Jumlah Pasokan Cabai Merah Keriting di DKI Jakarta
penelitian. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60849/H12dpr.pdf?sequence=10&isAllowed=y. (diakses pada 18 Maret 2017)
penelitian. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60849/H12dpr.pdf?sequence=10&isAllowed=y. (diakses pada 18 Maret 2017)
WK.2017. Inilah Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah.[ONLINE]
Tersedia : http://wartakota.tribunnews.com/2017/01/09/inilah-penyebab-kenaikan-harga-cabai-rawit-merah
Tersedia : http://wartakota.tribunnews.com/2017/01/09/inilah-penyebab-kenaikan-harga-cabai-rawit-merah
Eko wicaksono, Pebrianto.2017. Solusi Mendag buat Masyarakat
Saat Hadapi Lonjakan Harga Cabai.[ONLINE]
Tersedia : http://bisnis.liputan6.com/read/2745083/solusi-mendag-buat-masyarakat-saat-hadapi-lonjakan-harga-cabai
Tersedia : http://bisnis.liputan6.com/read/2745083/solusi-mendag-buat-masyarakat-saat-hadapi-lonjakan-harga-cabai
DF.2014. Solusi Atasi Lonjakan Harga Cabai: Benih Tahan
Lembab Sampai Penggaraman.[ONLINE]
Tersedia : https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/2749721/solusi-atasi-lonjakan-harga-cabai-benih-tahan-lembab-sampai-penggaraman
Tersedia : https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/2749721/solusi-atasi-lonjakan-harga-cabai-benih-tahan-lembab-sampai-penggaraman
Riandy, Saugy.2017. Dampak memilukan naiknya harga cabai
hingga tembus Rp 200.000 per Kg.[ONLINE]
Tersedia : https://www.merdeka.com/uang/dampak-memilukan-naiknya-harga-cabai-hingga-tembus-rp-200000-per-kg/pemilik-restoran-kurangi-porsi-pedasnya.html
Arianti,Fiki.2015. Konsumsi Tinggi, RI Kekurangan Pasokan
Cabai dan Bawang.{ONLINE]Tersedia : https://www.merdeka.com/uang/dampak-memilukan-naiknya-harga-cabai-hingga-tembus-rp-200000-per-kg/pemilik-restoran-kurangi-porsi-pedasnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.