.

Senin, 20 Maret 2017

Survei Kebutuhan Kedelai Indonesia

@B13-Anuggrah

Permasalahan  utama  dalam mewujudkan  ketahanan  pangan  di  Indonesia saat  ini  adalah  terkait  dengan  fakta  bahwa  pertumbuhan  permintaan  komoditi pangan  yang  lebih  cepat  daripada  pertumbuhan  penyediaanya.
Oleh  karena  itu, peningkatan  produktivitas  komoditi  pangan  harus  dipertahankan.  Salah  satu komoditi  yang  harus  ditingkatkan  produktivitasnya  adalah  kedelai. Tanaman kedelai merupakan sumber bahan pangan nabati, dengan kandungan protein. Dari seluruh protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, sekitar10 persen bersumber dari produk olahan kedelai (Hayami, dkk, 1988). Tidak seperti tanaman pangan lainnya, kedelai dikonsumsi melalui berbagai bentuk produk olahan seperti tahu, tempe, kecap dan tauco. Beberapa modifikasi pengolahan kedelai lainnya juga telah dikembangkan di berbagai daerah seperti keripik tempe, susu kedelai dan kedelai goreng. Kedelai digunakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, tetapi juga digunakan sebagai sumber protein pada hewan. Bahan baku pakan ternak menggunakan kedelai dan sekitar 90 persen protein makanan ternak berasal dari kedelai (Tomich, 1992). (dikutip dari muhammadwalise)
Selama tahun 1990-an, terdapat penurunan produksi kedelai yang disebabkan turunnya luas areal dan relatif stabilnya produktivitas kedelai. Disisi lain terdapat peningkatan konsumsi kedelai yang cukup besar baik permintaan sebagai bahan baku produk olahan maupun permintaan sebagai bahan baku industri bahan makanan ternak. Untuk itu, perlu dilakukan kajian untuk mengetahui permasalahan atau faktor yang menyebabkan kondisi seperti diatas bisa terjadi. (dikutip dari muhammadwalise)
Menteri Pertanian bahkan menegaskan bahwa problem kedelai di Indonesia saat ini masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika terutama untuk produksi tahu tempe dan karena terbatasnya ketersediaan lahan untuk menanam kedelai. Bahkan diberitakan bahwa kondisi import kedelai mengalami permasalahan terkait dengan penurunan produksi kedelai Amerika karena mengalami kegagalan panen akibat iklim/cuaca buruk.
Pernyataan ini dikuatkan dengan fakta empiris bahwa komoditas pertanian termasuk didalamnya kedelai sangat rentan dengan perubahan iklim/cuaca karena perubahan jumlah bulan basah/lembab berpengaruh positif terhadap produksi kedelai. Korelasi antara perubahan iklim (jumlah bulan basah/lembab) dengan  produksi kedelai menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan bulan basah/lembab mengakibatkan penurunan produksi kedelai  sebesar 0,030 satuan. Sedangkan terhadap produktivitas menyebabkan penuruna sebesar 0,386 satuan.  Selain itu,  perubahan jumlah bulan basah juga berpengaruh terhadap penurunan   luas tanam sebesar 0,094 dan luas panen sebesar 0,109 satuan.(http://litbang.patikab.go.id).
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai impor dan kedelai domestik. Mengidentifikasi hubungan permintaan kedelai domestik dengan kedelai impor. Mengetahui proyeksi kinerja produksi kedelai domestik, impor dan permintaan kedelai dari tahun ketahun
Hipotesis penelitian ini
(1) Diduga permintaan kedelai domestik dan permintaan kedelai impor dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai impor, jumlah penduduk dan pendapatan penduduk.
(2) Diduga elastisitas harga kedelai domestik terhadap permintaan kedelai domestik bernilai negatip. Elastisitas harga silang kedelai domestik terhadap permintaan kedelai impor bernilai positif untuk barang substitusi. Elastisitas pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai bernilai positif untuk barang normal.
 (3) Diduga kinerja produksi kedelai domestik dan permintaan kedelai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data produksi kedelai domestik, jumlah kedelai impor, harga kedelai domestik dan harga kedelai impor, kurs tengah Dolar terhadap Rupiah, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk. Data tersebut diambil dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan Food Organitation (FAO).

Dalam menganalisis data digunakan tiga metode analisis
1.  Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dalam analisis statistik, digunakan fungsi bentuk Regresi linear berganda yang menggunakan persamaan Y=a+ bX+ bX+bX + bX + εi. Dimana; Y = Jumlah permintaan kedelai, X = Harga kedelai domestik, X= Harga kedelai impor, X= Pendapatan penduduk, X= Jumlah penduduk, a= Konstanta, b- b= Nilai koefesien, εi = Error term.
2.  Untuk mengetahui keterkaitan permintaan kedelai impor dan kedelai domestik maka digunakan model elastisitas permintaan yang meliputi:
(a) Elastisitas harga barang itu sendiri E= .
(b) Elastisitas harga silang terhadap permintaan E= .
(c) Elastisitas pendapatan terhadap permintaan E= . ,
3.  Untuk memproyeksi kinerja produksi kedelai domestik, volume impor dan permintaan kedelai dari tahun ke tahun maka digunakan analisa trend. Y = a + bx. Dimana; x = Periode waktu, Y = Permintaan kedelai, a = Nilai Y apabila x = 0, b= Besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x.
Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan 5 hal penting yaitu
(1) Variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai domestik adalah variabel harga kedelai domestik (X1) sebesar 0,501 berarti bahwa setiap penambahan Rp.1,- per ton harga kedelai domestik akan meningkatkan permintaan kedelai domestik sebesar 0,501 ton.
Variabel harga kedelai impor (X2) sebesar 4.759,670, berarti bahwa setiap penambahan $ 1,- per ton harga kedelai impor akan menyebabkan penurunan permintaan kedelai domestik sebesar 4759,670 ton.
Variabel pendapatan penduduk (X3) sebesar 0,665 berarti bahwa setiap penambahan pendapatan penduduk sebesar Rp. 1,- perkapita pertahun maka permintaan kedelai domestik akan turun sebesar 0,665 ton.
Variabel jumlah penduduk (X4) sebesar 64,317 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah penduduk sebanyak 1000 jiwa maka akan meningkatkan permintaan kedelai domestik sebesar 64,317 ton.
(2) Variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai impor adalah variabel harga kedelai impor (X2) sebesar 5.773,237 berarti bahwa setiap penambahan $ 1,- per ton harga kedelai impor akan menyebabkan penambahan permintaan kedelai impor sebesar 5.773,237 ton .
(3) Nilai elastisitas harga kedelai domestik terhadap permintaan kedelai domestik adalah -0,880. Hal tersebut berarti apabila harga kedelai domestik bertambah sebesar1% maka permintaan kedelai domestik akan menurun sebesar 0,880% per tahun. Nilai elastisitas harga kedelai impor terhadap permintaan kedelai domestik adalah 0,984. Hal tersebut berarti apabila harga kedelai impor meningkat sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan naik sebesar 0,984% per tahun. Karena E adalah positif maka hubungan antara kedelai domestik dan kedelai impor adalah subtitusi. Nilai elastisits pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai domestik bernilai 2,684. Hal tersebut berarti apabila pendapatan penduduk meningkat sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan naik sebesar 2,684% (karena En>0) maka kedelai domestik disebut barang normal.
(4) Nilai elastisitas harga kedelai impor terhadap permintaan kedelai impor adalah –2,446. Hal tersebut berarti apabila harga kedelai impor meningkat sebesar1% maka permintaan kedelai impor akan turun sebesar 2,446%. Nilai elastisitas pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai impor bernilai -3,611. Hal tersebut berarti apabila pendapatan penduduk naik sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan turun sebesar 3,611% (karena En<0>). (Dikutip dari http://atanitokyo.blogspot.co.id)

Pengaruh harga kedelai dalam negeri terhadap volume impor kedelai Indonesia Hipotesis kedua menyatakan bahwa harga kedelai dalam negeri secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume impor kedelai Indonesia. Hipotesis ini tidak diterima karena besarnya nilai thitung -3,298 < ttabel 1,796 dan nilai signifikansi sebesar 0,011 < α = 0,05. Jika harga kedelai dalam negeri mengalami peningkatan maka negara akan cenderung untuk mengimpor kedelai dari luar negeri, begitu pula sebaliknya. Koefisien regresi yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa harga yang cenderung meningkat belum tentu menyebabkan sebuah negara melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan kedelai didalam negeri. Harga barang ditentukan oleh permintaan dan juga penawaran, Hukum permintaan adalah jika harga suatu barang naik, (dan hal-hal lain dianggap tidak berubah), pembeli cenderung membeli lebih sedikit barang tersebut, sebaliknya jika harga turun, (dan hal-hal lain tidak berubah), jumlah barang yang dibeli akan meningkat. Hukum tersebut rupanya tidak berlaku pada kasus ini.
Pengaruh kurs dollar Amerika terhadap volume impor kedelai Indonesia Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kurs dollar Amerika secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap volume impor kedelai Indonesia. Hipotesis ini tidak diterima karena besarnya nilai thitung -0,048 < ttabel -1,796 dan nilai signifikansi sebesar 0,963 > α = 0,05. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan keatas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri melemah dan berarti nilai mata uang asing menguat kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Dimana dengan peningkatan kurs Dollar maka konsumen di dalam negeri memiliki kemampuan membeli lebih sedikit, sehingga penawaran produsen luar negeri untuk melakukan impor berkurang. Apabila nilai kurs Dollar Amerika meningkat, maka volume impor akan berkurang, begitupula sebaliknya. Nilai signifikansi sebesar 0,963 > α = 0,05 menunjukan bahwa pada kasus ini apabila terjadi penguatan pada kurs dollar Amerika maka belum tentu akan menyebabkan menurunnya impor kedelai.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yaitu, pengujian secara parsial dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah Pengaruh Jumlah Produksi Kedelai Dalam Negeri, Har….. [Aditya Bangga Yoga, I A. N. Saskara] 134 produksi kedelai dalam negeri (X1) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap volume impor kedelai Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.. Variabel harga kedelai dalam negeri (X2) secara parsial juga menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap volume impor kedelai Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Kenaikan harga kedelai memiliki kecenderungan negara akan melakukan impor untuk memberikan kesempatan pada konsumen untuk membeli produk yang lebih ekonomis. Variabel kurs Dollar Amerika (X3) secara parsial menunjukan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume impor kedelai Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Penguatan kurs dollar Amerika belum tentu akan menyebabkan menurunnya volume impor begitu pula sebaliknya. Saran Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disampaikan saran-saran yaitu bagi pemerintah maupun semua pihak yang terkait didalamnya agar faktor – faktor produksi lebih ditingkatkan lagi terutama sumber daya alam berupa lahan dan juga faktor tenaga kerja yang perlu diberi rangsangan agar mampu lebih produktif lagi dalam bertani kedelai dan mampu mengurangi beban negara yang tiap tahun selalu mengimpor kedelai kedalam negeri dan juga lebih berhati hati didalam menetapkan kebijakan kebijakan impor dimana apabila pemerintah memberi kelonggaran pada kebijakan impor maka hal tersebut akan menyebabkan bertambah lesunya para petani untuk menanam kedelai. kepada para peneliti selanjutnya di bidang ini disarankan agar memperluas objek penelitiannya pada variabel variabel lainnya yang memiliki kaitan dengan volume impor kedelai Indonesia. (Dikutip dari EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 2, No. 3, Maret 2013)

Daftar Pustaka :
Yoga, Aditya. 2013. E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 2, No. 3, Maret 2013. http://id.portalgaruda.org. (Dikutip 20-03-2017)
Anonim. Menguak Problematika Komoditas kedelai di Indonesia .http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/pertanian/2632-menguakproblematika-komoditas-kedelai-di-indonesia.html. (Dikutip 20-03-2017)
Pudjiatmoko. 2008. Analisis Permintaan Kedelai diIndonesia. http://atanitokyo.blogspot.co.id/2008/03/analisis-permintaan-kedelai-indonesia.html. (Dikutip 20-03-2017)
Wali, M. 2013. Analisis Permintaan dan Penawaran.  http://muhammadwalise.blogspot.co.id/2013/02/analisis-permintaan-dan-penawaran.html. (Dikutip 20-03-2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.