.

Selasa, 17 Mei 2016

TEORI SUMBER DAYA

Untuk memudahkan dan memperdalam pemahaman, dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan, dan persediaan barang. Maka definisi investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Perhitungan investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Jika seorang pengusaha membeli pabrik dan bangunan yang pernah dipakai orang lain, kegiatan tersebut tidak dapat dihitung sebagai investasi, sebab kegiatan tersebut tidak menambah stok barang modal yang baru.
Investasi adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki.
Saham merupakan salah satu alternatif dalam aset finansial. Kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset finansial di pasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal yang dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi adalah pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan secara fundamental mendasarkan analisanya pada suatu anggapan bahwa setiap saham mempunyai nilai intrinstik dihasilkan. Salah satu indikator yang dapat digunakan yaitu apabila semakin rendah harga suatu saham maka semakin bagus untuk melakukan investasi, hal tersebut dikarenakan harga saham dapat terjangkau oleh kemampuan investor dan memiliki nilai resiko yang kecil.
Investasi merupakan konsep aliran, karena besarnya dihitung selama satu interval peride tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
a.       Dalam Bentuk Investasi Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan produksi dan bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap.
b.      Investasi Persediaan
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bias juga dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa mendatang.
Kriteria Investasi
a.       Payback Period
Payback periode (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
b.   Benefit/ Cost Ratio
Benefit/ Cost Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebacai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/ C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/ C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Proposal investasi baru diterima jika B/ C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
c.   Net Present Value (NPV)
Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal. Namun, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selish nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
d.   Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nil.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
a.    Tingkat Pengembalian yang diharapkan (expected Rate of Return)
Kemampuan perusahaan menetukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1)      Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
2)      Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi.
b.    Biaya Investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
c.  Marginal Effiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Effiency of Investment (MEI)
1)  Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga
Yang dimaksud dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal.
2)      Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Effiency of Investment
(MEI)
MEC akan sama besar dengan MEI pada tingkat bunga tertentu, di mana pembelian barang modal hanya untuk menggantikan barang modal yang sudah tidak dapat dipakai lagi.
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Ditingkat perusahaan, syarat untuk memelihara keuntungan adalah dengan menjaga agar tingkat produksi tidak berkurang. Untuk itu stok barang modal tidak boleh berkurang. Dilihat dari sisi ini, investasi merupakan upaya memelihara stok barang modal. Besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memelihara barang stok adalah senilai persentase penyusutan dikalikan stok barang modal yang diharapkan. Misalnya, nilai barang modal yang harus tersedia supaya perusahaan dapat mempertahankan tingkat produksi adalah Rp 10 miliar, sedangkan penyusutan adalah 10 % per tahun, mak investasi per tahun adalah 10 % x Rp 10 miliar = Rp 1 miliar. Jika perusahaan ingin meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi, maka investasi yang dilakukan harus lebih besar daripada Rp 1 miliar, agar stok barang modal bisa menjadi lebih besar daripada Rp 10 miliar.
Keputusan perusahaan untuk meningkatkan stok barang modal dapat memberikan dampak positif terhadap total perekonomian, sebab peningkatan stok barang modal secara nasional akan dapat meningkatkan kegiatan produksi dan juga dapat memperluas kesempatan kerja.
Sumber:
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi), Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.