Ekonomi
Secara Luas
Pada
dasarnya, kebanyakan orang beranggapan bahwa konsumsi dan pengeluaran adalah
faktor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun anggapan
tersebut sebenarnya kurang tepat, karena yang lebih berperan dalam pertumbuhan
ekonomi sebenarnya adalah saving dan produksi. Hal ini dapat dijelaskan
melalui perumpamaan bahwa jika Anda hanya melakukan kegiatan konsumsi yaitu
membeli barang-barang seperti rumah, mobil, dan berbelanja, maka Anda hanya
akan menambah jumlah tagihan kartu kredit, dan beban pembayaran.
Keadaan
ini akan berbanding terbalik apabila Anda melakukan penghematan uang dengan
cara menyimpannya dan menggunakannya sebagai modal untuk membuka suatu usaha
atau bisnis. Dengan usaha atau bisnis yang dijalankan, secara otomatis Anda
telah melakukan kegiatan produksi selain hanya melakukan konsumsi. Maka dari
itu, setiap konsumsi seharusnya dibarengi dengan produksi, dan akan lebih baik
apabila memperbanyak jumlah produksi jika dibandingkan dengan jumlah konsumsi.
Produksi yang dihasilkan secara terus menerus akan berdampak besar bagi
pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya, kegiatan konsumsi umum banyak
dilakukan oleh orang namun tanpa diimbangi dengan kegiatan produksi. Dengan
kata lain orang hanya terbiasa spend tanpa produce.
Hal-hal yang
termasuk ke dalam kategori konsumsi sangat beragam. Salah satunya adalah
kegiatan membeli segala bentuk produk dan jasa. Namun sebagian besar masyarakat
umumnya menganggap konsumsi hanya berkaitan dengan makanan dan minuman. Padahal
pada kenyataannya, kegiatan konsumsi tersebut dapat dijelaskan dengan sangat
luas.
Kegiatan
konsumsi tentunya tidak terlepas dari kaitannya dengan masyarakat. Karena
seseorang pasti melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemakaian barang-barang hasil produksi
meliputi pakaian, makanan, rumah, mobil, dan lain sebagainya. Seseorang pasti
melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan konsumsi dan
pembelian suatu barang atau jasa.
Secara luas, definisi konsumsi mengambil istilah
dari dua bahasa yang berbeda, yaitu Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris. Dalam
istilah dari Bahasa Belanda, konsumsi berasal dari kata consumptie yaitu
segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil kegunaan pada
suatu produk dan jasa. Sedangkan dari Bahasa Inggris, konsumsi berasal dari
kata consumption yang berarti pemakaian, menggunakan, pemanfaatan, dan
atau pengeluaran. Seperti yang diketahui, cakupan konsumsi ini sangat luas dan
tidak terbatas hanya pada satu benda maupun jasa tertentu.
Teori Konsumsi
menurut Ahli dalam Ekonomi Makro
Jika dijabarkan kedalam penjelasan ekonomi makro,
maka konsumsi dapat diartikan sebagai variabel makro ekonomi yang dilambangkan
dengan huruf “C” yaitu singkatan dari consumption. Consumption
disini dikategorikan ke dalam klasifikasi konsumen rumah tangga, yaitu
pembelanjaan barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau
melakukan pembelian berdasarkan pendapatan yang dimiliki atau diperoleh.
Ketika kegiatan konsumsi itu tidak menghabiskan
seluruh pendapatan yang dihasilkan, maka sisa uang yang dimiliki disebut
sebagai tabungan. Tabungan ini dilambangkan dengan huruf “S” yaitu singkatan
dari kata saving dalam Bahasa Inggris. Jika dilihat dalam perhitungan
makro, maka perhitungan dari penjumlahan seluruh pengeluaran-pengeluaran
belanja dan konsumsi masing-masing rumah tangga dalam cakupan satu negara disebut
sebagai pengeluaran konsumsi masyarakat suatu negara.
Mengapa analisis makro ekonomi menghitung
berdasarkan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga? Terdapat beberapa alasan
mengapa menggunakan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga, yaitu alasan pertama
adalah karena konsumsi rumah tangga telah memberikan pemasukan yang besar untuk
pendapatan suatu negara. Alasan yang kedua adalah pertimbangan bahwa besarnya
pengeluaran untuk konsumsi berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang
diperoleh. Sehingga semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka semakin besar
pula jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh suatu rumah tangga. Hal
inilah yang mempengaruhi besaran fluktuasi kegiatan ekonomi suatu negara dari
waktu ke waktu.
1.
Pengertian Konsumsi dari John Maynard Keynes
Keynes berpendapat bahwa besarnya konsumsi rumah
tangga, tergantung dari pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besar
nya konsumsi dan pendapatan disebut Keynes sebagai Marginal Propensity to
Consume (MPC). MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin besar
pendapatan yang dimiliki, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga tinggi, dan
begitu pula sebaliknya.
Fungsi Konsumsi Keynes adalah C = Co =cYd.
Dimana Co adalah konsumsi otonom (The Autonomus Consumption). Dan Yd adalah
pendapatan yang bisa digunakan untuk konsumsi. Rumus Yd adalah Y - Tx + Tr.
Dimana Tx adalah pajak, dan Tr adalah subsidi atau transfer. Dari rumus
tersebut dapat diperoleh rata-rata konsumsi atau Average Propensity to
Consume (APC) yaitu perbandingan jumlah konsumsi dibandingkan dengan
pendapatan. Kemudian jika terjadi perubahan yaitu tambahan pendapatan sehingga
menambah jumlah konsumsi, maka dapat dihitung dengan Marginal Propensity to
Consume atau perubahan konsumsi yang terjadi karena pendapatan yang
meningkat.
2.
Pengertian Konsumsi dari Hipotesis Franco Modigliani
Teori Konsumsi Modigliani beranggapan bahwa
besarnya konsumsi, tidak harus tergantung berdasarkan dari pendapatan. Karena
pada dasarnya pendapatan itu sendiri sangat bervariasi, yaitu ketika seseorang
dapat tetap mengatur pendapatannya dari tabungan ketika pendapatan sedang
rendah, tinggi, maupun tidak ada pendapatan misal karena pensiun yang telah
dibayarkan dimuka, dan lain sebagainya. Teori konsumsi Modigliani ini disebut
sebagai Hipotesis Daur Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini
menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada besarnya
pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana
kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi, penyisihan
pendapatan, warisan, dan lain sebagainya.
3.
Pengertian Konsumsi dalam James Dusenberry
Teori konsumsi Dusenberry mengemukakan bahwa
jumlah konsumsi seseorang dan masyarakat tergantung dari besarnya pendapatan
tertinggi yang pernah dimiliki atau dicapai oleh seseorang atau masyarakat
tersebut. Teori Dusenberry tersebut berdasarkan pada dua asumsi yaitu
interdependen dan irreversibel.
Interdependen adalah besar konsumsi seseorang
yang dipengaruhi oleh besarnya konsumsi orang lain. Irreversibel adalah tingkat
pengeluaran konsumsi yang menyesuaikan dengan jumlah pendapatan yang dimiliki.
Yaitu misalnya ketika seseorang memiliki pendapatan yang tinggi, maka tingkat
pengeluran konsumsinya pun menjadi tinggi atau besar. Namun ketika seseorang
mengalami penurunan pendapatan, maka tingkat pengeluaran konsumsi nya pun
menjadi rendah atau ikut menurun.
4.
Teori Konsumsi dari Herman Heinrich Gossen
Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang
mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan konsumsi
horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan. Asumsi
konsumsi vertikal adalah ketika seseorang memprioritaskan pemenuhan suatu
kebutuhan pada level tertinggi sehingga ketika hal itu tercapai, maka akan
menimbulkan kepuasan yang tinggi pula. Hal ini berakibat kurangnya perhatian
pada kebutuhan yang lain sehingga kebutuhan yang lain akan dianggap tingkat
kepuasannya rendah.
Asumsi konsumsi horizontal adalah ketika
seseorang memperhatikan semua kebutuhannya secara sama penting dan merata
dengan memperhatikan sekaligus banyak kebutuhan. Sehingga seseorang tersebut
berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan berusaha memperoleh
tingkat kepuasan yang sama rata dengan semua jenis pemenuhan kebutuhan
tersebut.
5.
Pengertian Konsumsi menurut Irving Fisher
Teori konsumsi menurut Fisher adalah pertimbangan
yang dilakukan seseorang untuk melakukan Teori konsumsi dari Friedman
beranggapan bahwa jumlah konsumsi seseorang bergantung dari pendapatan permanen
seseorang tersebut. Dan teori Friedman ini dapat dijelaskan dan dijabarkan ke
dalam suatu rumus yaitu Y = Yp + Yt dan C = α . Yp
Yaitu dimana Y adalah pendapatan disposable, Yp
adalah pendapatan permanen, Yt adalah pendapatan transistori, dan α adalah
kosntanta.
Tujuan Konsumsi
a.
Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa
secara bertahap.
Hal-hal yang termasuk ke dalam
klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap adalah
misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti
mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi,
lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-barang tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
b.
Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu
barang sekaligus.
Hal-hal yang termasuk ke dalam
klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara sekaligus adalah
barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-brang yang tidak dapat
bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan
dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan
kadaluwarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
c.
Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani
Hal-hal yang termasuk ke dalam
konsumsi ini adalah seperti contohnya perjalanan haji dan umroh bagi umat
muslim ke Negara Arab Saudi. Hal seperti ini akan menimbulkan kepuasan batin
dan rohani bagi seseorang yang ingin melakukannya. Tentu saja untuk mewujudkan
hal tersebut diperlukan biaya perjalanan, biaya pendaftaran, dan lain sebagainya.
Namun jika seseorang telah memiliki niat kuat, maka hal tersebut tidak akan
menjadi suatu masalah yang besar.
Sumber:
digilib.uinsby.ac.id/1000/5/Bab%202.pdf
www.gudangmakalah.com ›
Makalah Ekonomi
Buku Pengantar Ilmu Ekonomi
Edisi Ketiga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.