Pada mulanya teori hadir untuk mengidentifikasi
masalah-masalah ekonomi yang sebenarnya dihadapi oleh manusia di kehidupannya.
Dengan demikian melalui pendekatan secara umum ada dua buah teori yang mencoba
untuk menjelaskan dan menyelesaikan Masalah Ekonomi, yaitu pertama adalah pokok
Masalah Ekonomi yang bersifat klasik dan kedua adalah yang bersifat modern.
1) Masalah
Ekonomi Klasik
Teori ekonomi klasik ini menyatakan bahwa sesuai dengan pemikiran Adam Smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang lebih menonjol serta menampakkan diri pada pemikiran ekonomi. Teori ekonomi klasik dapat menunjukkan dan melihat betapa pentingnya masalah ekonomi yang berperan sebagai kesatuan dari proses produksi, distribusi dan konsumsi demi kemakmuran masyarakat. Maka dalam hal ini akan sangat perlu untuk mengedepankan mengenai kekuatan pasar sehingga turut menolak adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. |
Masalah Ekonomi klasik merupakan Masalah Ekonomi
yang dapat digambarkan dari pandangan yang sederhana. Pada hakikatnya
bahwa pemikiran ini berguna pada satu hal saja yaitu yang berkaitan mewujudkan
kemakmuran (kesejahteraan). Dengan menyelesaikan masalah ini merupakan
cara untuk melakukan yang dianggap sangat perlu dalam mencapai kesejahteraan.
Yang dikatakan kesejahteraan atau kemakmuran disini adalah situasi dan keadaan
dimana semua barang atau jasa yang diperlukan oleh manusia telah ada disiapkan.
Aspek
Pada Masalah Ekonomi Klasik
a.
Produksi
Pada
permasalahan ini merupakan permasalahan yang dianggap sebagai cara untuk
memproduksi barang dan jasa yang akan dibutuhkan oleh masyarakat.
b.
Distribusi
Masalah
distribusi ini memiliki posisi dengan bagaimana benda-benda pemuas kebutuhan
itu dapat sampai dengan pihak konsumen yang membutuhkan. Dengan demikian telah
diketahui bahwa jika barang dan jasa yang tak dapat sampai di pihak konsumen
secara tepat maka nilai gunanya itu tidak ada dan juga pemuas kebutuhan pun
tidak dapat diperoleh.
c.
Konsumsi
Masalah
konsumsi ini mengandung masalah-masalah yang yang membahas tentang apa yang
menjadi alat pemuas kebutuhan masyarakat itu diproduksi sebagai alat yang
memang dapat digunakan oleh pihak konsumen. Dengan demikian barang atau jasa
yang diproduksi oleh masyarakat pun harus merupakan barang dan jasa yang tepat
, maksudnya disini adalah barang dan jasa yang memang sebenarnya dibutuhkan dan
mampu dibeli oleh pihak konsumen.
Masalah ekonomi modern ini mencakup pada pilihan dan kelangkaan. Yang dimaksud dengan kelangkaan merupakan penyebab yang dilakukan oleh suatu pilihan ataupun sebaliknya sehingga hadir empat pertanyaan yang mendasar yaitu mengenai What, How, Who, dan For whom. Meskipun setiap masyarakat mengalami dan menghadapi sebuah pertanyaan yang sama, tetapi cara mengatasinya itu berbeda. Perbedaan inilah yang akan menghadirkan beberapa sistem ekonomi. Maka dengan ini dapat didefinisikan menjadi empat masalah fundamental dalam perekonomian yang telah dialami oleh setiap masyarakat , yaitu:
- What ( Apa )
Barang dan jasa yang akan
diproduksi itu harus ditentukan dalam jumlah berapa. Dengan demikian dari
sekian banyak barang dan jasa harus ada pilihannya bahwa yang manakah harus
dipilih untuk diproduksi. Dengan munculnya sebuah keputusan produksi maka tidak
ada lagi hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tetapi juga
sebagai penghasil laba maksimum atau keuntungan yang mencapai titik
keoptimalan.
- How ( Bagaimana )
Dengan adanya kata ini
maka hadir beberapa pertanyaan yang berada di lingkungan ekonomi yaitu
bagaimana cara yang akan dilakukan untuk proses produksi ? Apakah ini
memunculkan keuntungan yang begitu besar ? atau Apakah jika terdapat barang
modal yang berupa bangunan akan dijadikan sebagai kantor ataupun gudang /pabrik
?
Dengan demikian
pertanyaan-pertanyaan ini senantiasa harus dituntaskan dan dijelaskan dengan
bijak. Bahwa ketika melakukan kesalahan dalam produksi maka akan berdampak pada
kerugian, tak ketinggalan juga mengenai kelebihan ataupun kekurangan produksi
pun dapat mengakibatkan kerugian.Hal inilah yang disebabkan karena
aktivitas-aktivitas produksi membutuhkan biaya/anggaran.
- Who (Siapa)
Siapa ini adalah pelaku
produksi , maka ketika itu ada banyak pihak yang dapat melakukan produksi
misalnya saja pemerintah, swasta (pengusaha), atau koperasi. Inilah merupakan
salah satu bentuk modernisasi , yaitu spesialisasi. Yang dimaksud dengan spesialisasi
ini yaitu berarti setiap pihak memiliki suatu kemampuan dan keahlian ataupun
keterampilan yang khusus. Maka melalui berbagai pertimbangan yang berkaitan
pada pelaku produksi ini merupakan hal yang sangat penting dan turut peka di
lingkungan masyarakat karena setiap pihak memiliki kelebihan atau nilai tambah
dalam memproduksi yang lebih baik.
- For whom (untuk siapa)
Yang dimaksud dengan
untuk siapa bahwa yang berkenaan pada barang yang di produksi itu apakah untuk
segmen pasar ataukah untuk pihak masyarakat umum.
5 Masalah Besar Ekonomi
Di Tahun 2015 Menurut Ekonom Indef, Berly Martawardaya.
Ekonom Indef, Berly Martawardaya
mengatakanm ada 5 masalah besar ekonomi yang terjadi di tahun 2015. Hal
tersebut harus diperhatikan serius oleh pemerintah karena berpotensi untuk
terulang di tahun 2016.
Persoalan pertama, adalah masalah penyerapan anggaran tahun 2015 yang terlambat. Hal ini, kata Berly disebabkan oleh susunan kabinet yang berganti-ganti
"Sehingga program tak berjalan di
waktunya semestinya," ujar Berly di Jakarta, Sabtu (19/12/2015).
Persoalan kedua, adalah suku bunga The Fed
yang kerap menghantui ekonomi Indonesia. Walau pada akhirnya, menurut Berky
masalah suku bunga The Fed ini ternyata tidak berdampak mengerikan yang diduga
sebelumnya.
"Kita takut kalau naik. Tapi pada
akhirnya sehari setelah suku bunga naik, saham dan obligasi Indonesia malah
merespon positif. Malah kedua se-ASEAN," ujar Berly.
Persoalan ke tiga, kata Berly adalah soal kebakaran lahan. Di tahun 2015 dia melihat kebakaran mengakibatkan masalah ekonomi yang serius. Mengutip laporan triwulan III yang dikeluarkan Bank Dunia untuk Indonesia, Berly mengatakan kerugian dari kebakaran hutan ini mencapai Rp 200 triliun atau 10 persen dari APBN.
Persoalan ke tiga, kata Berly adalah soal kebakaran lahan. Di tahun 2015 dia melihat kebakaran mengakibatkan masalah ekonomi yang serius. Mengutip laporan triwulan III yang dikeluarkan Bank Dunia untuk Indonesia, Berly mengatakan kerugian dari kebakaran hutan ini mencapai Rp 200 triliun atau 10 persen dari APBN.
"Seharusnya pertumbuhan ekonomi kita
tahun ini bisa lebih tinggi jika kebakaran dan asap itu bisa diantisipasi lebih
baik," ujar dia.
Solusi untuk kebakaran hutan, kata
Berly harus segera ditemukan secepatnya. Karena, kebakaran berpotensi untuk
terjadi setiap tahun.
"Jangan hanya karena sudah hujan kita
merasa masalah selesai, harus ditemukan solusinya agar tidak terulang tahun
depan," katanya.
Persoalan
keempat adalah soal pengurangan impor beras. Dia mengatakan, pemerintah tidak
perlu tergesa-gesa untuk mengurangi impor. Karena hal tersebut berdampak besar
pada masyarakat, khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah atau miskin. Menurut
dia, untuk masyarakat miskin, beras menjadi komponen yang sangat vital. Beras
merupakan 30 persen belanja orang miskin dan menjadi komponen terbesar belanja
mereka. Apalagi, tambah Berly, tahun ini ada keterlambatan pencairan
angaran sehingga program irigasi, bibit dan program-program pertanian lainnya
juga ikut terlambat.
"Swasembada memang bagus tapi butuh
waktu, program seperti irigasi, pemupukan untuk bisa efektif minimal butuh 3
tahun. Kalau dipaksakan malah jadinya nyungsep," kata Berly.
Persoalan kelima adalah soal kegaduhan pejabat negara. Dia menyindir sikap Rizal Ramli yang dia sebut dengan "menambah kegaduhan". Menurut dia, munculnya permasalahan dan perbedaan dalam satu kabinet adalah hal yang wajar. Namun, kata dia, masalah-masalah seperti itu tidak perlu dibawa ke ranah publik. Kata Berly, hal seperti ini hanya akan menambah permasalahan baru.
Persoalan kelima adalah soal kegaduhan pejabat negara. Dia menyindir sikap Rizal Ramli yang dia sebut dengan "menambah kegaduhan". Menurut dia, munculnya permasalahan dan perbedaan dalam satu kabinet adalah hal yang wajar. Namun, kata dia, masalah-masalah seperti itu tidak perlu dibawa ke ranah publik. Kata Berly, hal seperti ini hanya akan menambah permasalahan baru.
"Menteri yang seharusnya membantu
presiden menyelesaikan masalah, malah menambah masalah buat presiden,"
ucap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.