.

Senin, 21 Maret 2016

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG DAN PENDEK


Teori Biaya Produksi
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut. 

Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulitdiidentifikasikan dan hitungannya.

Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis, yaitu :


    1. Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor  produksi dan input lain yang di bayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang). 
    2. Biaya Tersembunyi yaitu : pembayaran untuk keahliaan keusahawanan produsen tersebut modalnya tersendiri yang di gunakan dalam perusahaan dan banguanan perusahaan yang di miliki.

      Macam - macam Biaya
      • Biaya produksi
      Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
      • Biaya administrasi
      Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.
      • Biaya pemasaran
      Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
      • Biaya keuangan
      Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

      Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang.
        • Jangka pendek yaitu : jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
        • Jangka panjang yaitu : jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. 
         Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek
        • Kalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor produksi berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel.

        • Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama.

        • Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan 
        Biaya Tetap Total (TFC)


          • Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan.  

          • Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:
            Biaya Variabel Total (TVC)
              • Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva biaya variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. 
              • Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak vertikal di semua titik antara biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC), yaitu sebesar n. 
              Total Cost (TC)
                Pengertian Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah
              Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisa tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.[1]
              Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia. Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai pada interval produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa dikurangi.
              Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi.
              Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
              Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.

              Biaya Jangka Panjang

                          Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
              Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total,biaya variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

              Biaya total (jangka panjang)
              Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).


              B.        Model Produksi

              ·                     Satu Faktor Produksi Variabel

              Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
              ·                     Dua Faktor Produksi Variabel
              Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.

              1.         Isokuan (Isoquant)
                          Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional dengan asumsi mesin dapat ditambah.
              Produksi Total Usaha Tekstil
              Tradisional (Dua Faktor Produksi Variabel)
              Mesin
              Tenaga Kerja
              1
              2
              3
              4
              5
              1
              5
              20
              45
              80
              105
              2
              30
              45
              105
              150
              135
              3
              80
              105
              150
              180
              150
              4
              105
              135
              180
              240
              210

                          Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini.


              Kurva Isokuan (Isoquant)

                          Asumsi-asumsi isokuan:
              a.   Konektivitas (Conectivity)
              Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution(MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi k pada tingkat produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k adalah barang modal (mesin), maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesian, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.
              b.   Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
              Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution).

              c.   Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
              Asumsi ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja dengan jumlah mesin yang tetap, justru megurangi tingkat pertambahan output.
                    d.   Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

              2.         Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scale).
              Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi di lipat gandakan (doubling).
              a.       Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
              Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih dan satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).
              b.      Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)
              Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.
              c.       Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
              Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

              3.         Perkembangan Teknologi
                          Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang Iebih sedikit.

              4.         Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
                          Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I) adalah:
                          I = rK + wL

              5.         Keseimbangan Produsen
                          Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.
                          Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substitusi (substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat). Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization). Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output. Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.

              6.         Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)
                          Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu,
               dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.

              SUMBER ;

              3 komentar:

              Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.