A. Soal Pilihan Ganda (20 Soal)
- Suatu
proses yang mentransformasikan input menjadi output yang memiliki nilai
ekonomi disebut: a. Konsumsi b. Distribusi c. Produksi d. Alokasi e.
Pemasaran
- Berikut
ini adalah faktor produksi, kecuali: a. Tanah b. Tenaga kerja c. Modal d.
Kewirausahaan e. Konsumsi
- Jika
diketahui fungsi produksi Q = f(L,K), maka L dan K secara berurutan
adalah: a. Laba dan Kapital b. Lokasi dan Keuntungan c. Labor (tenaga
kerja) dan Kapital (modal) d. Luas dan Kredit e. Lingkungan dan Komunitas
- Hukum
hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns) terjadi ketika: a.
Semua input ditambah secara proporsional b. Input variabel ditambahkan
pada input tetap dan produk marginal akhirnya menurun c. Input tetap
ditambahkan pada input variabel d. Biaya produksi meningkat e. Teknologi
produksi berubah
- Jika
penambahan satu unit tenaga kerja meningkatkan total produksi dari 100
unit menjadi 115 unit, maka produk marginal tenaga kerja adalah: a. 100
unit b. 115 unit c. 15 unit d. 215 unit e. 1,15 unit
- Berikut
ini adalah contoh dari biaya tetap, kecuali: a. Sewa gedung b. Biaya
asuransi c. Biaya bahan baku d. Depresiasi peralatan e. Gaji manajemen
tetap
- Biaya
peluang (opportunity cost) adalah: a. Biaya yang dibayarkan secara
langsung b. Biaya yang timbul di masa depan c. Nilai dari alternatif
terbaik yang dikorbankan d. Biaya yang timbul akibat inflasi e. Biaya yang
timbul dari kenaikan harga
- Kurva
isoquant menunjukkan: a. Kombinasi input dengan biaya yang sama b.
Kombinasi input yang menghasilkan output yang sama c. Kombinasi output
dengan harga yang sama d. Kombinasi output dengan biaya yang sama e.
Kombinasi harga input dan output
- MRTS
(Marginal Rate of Technical Substitution) secara matematis dinyatakan
sebagai: a. MPL/MPK b. MPK/MPL c. -ΔK/ΔL d. -ΔL/ΔK e. Jawaban a dan c
benar
- Jika
peningkatan semua input sebesar 10% menyebabkan peningkatan output sebesar
15%, maka perusahaan mengalami: a. Skala hasil konstan b. Skala hasil
meningkat c. Skala hasil menurun d. Produk marginal menurun e. Produk
rata-rata meningkat
- Biaya
total (TC) merupakan penjumlahan dari: a. AFC dan AVC b. TFC dan TVC c. MC
dan ATC d. AVC dan ATC e. MP dan AP
- Jika
total biaya tetap adalah Rp 1.000.000 dan perusahaan memproduksi 500 unit,
maka biaya tetap rata-rata adalah: a. Rp 2.000 b. Rp 500.000 c. Rp
1.000.000 d. Rp 2.000.000 e. Tidak dapat dihitung dengan informasi
tersebut
- Kurva
biaya marginal (MC) memotong kurva biaya rata-rata variabel (AVC) dan
biaya rata-rata total (ATC) pada saat: a. AVC dan ATC mencapai nilai
minimum b. AVC dan ATC mencapai nilai maksimum c. TVC dan TC mencapai
nilai minimum d. MC sama dengan nol e. MC sama dengan AVC
- Ekonomi
skala (economies of scale) terjadi ketika: a. Biaya rata-rata jangka
panjang meningkat saat output meningkat b. Biaya rata-rata jangka panjang
menurun saat output meningkat c. Biaya rata-rata jangka panjang tetap saat
output meningkat d. Biaya marginal meningkat saat output meningkat e.
Biaya tetap meningkat saat output meningkat
- Kombinasi
input optimal untuk meminimalkan biaya pada tingkat output tertentu
terjadi ketika: a. MPL = MPK b. PL = PK c. MPL/PL = MPK/PK d. MPL × PL =
MPK × PK e. MPL/MPK = PL/PK
- Titik
break-even adalah titik di mana: a. TC = TR b. MC = MR c. ATC = AR d. AVC
= TR e. TFC = TVC
- Tingkat
produksi di mana perusahaan harus beroperasi untuk meminimalkan biaya
rata-rata total adalah: a. Di mana MC = ATC b. Di mana MC = AVC c. Di mana
ATC = AVC d. Di mana TR = TC e. Di mana MR = MC
- Perbedaan
utama antara analisis biaya jangka pendek dan jangka panjang adalah: a.
Jangka pendek mempertimbangkan biaya tetap dan variabel, sedangkan jangka
panjang hanya mempertimbangkan biaya variabel b. Jangka pendek
mempertimbangkan biaya variabel, sedangkan jangka panjang mempertimbangkan
biaya tetap c. Jangka pendek dan jangka panjang keduanya memiliki biaya
tetap d. Jangka pendek dan jangka panjang keduanya tidak memiliki biaya
tetap e. Tidak ada perbedaan antara analisis biaya jangka pendek dan jangka
panjang
- Kurva
isocost menunjukkan: a. Kombinasi input yang menghasilkan output yang sama
b. Kombinasi output dengan biaya yang sama c. Kombinasi input yang dapat
dibeli dengan total pengeluaran yang sama d. Kombinasi output dengan harga
yang sama e. Kombinasi harga input dan output yang sama
- Jika
biaya tetap total adalah Rp 100.000, harga jual per unit adalah Rp 50, dan
biaya variabel rata-rata adalah Rp 30, maka titik break-even dalam unit
adalah: a. 2.000 unit b. 3.333 unit c. 5.000 unit d. 10.000 unit e. 20.000
unit
B. Soal Uraian (5 Soal)
- Jelaskan
konsep hukum hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns) dan
berikan contoh penerapannya dalam industri pertanian! Gambarkan kurva
produk total (TP), produk rata-rata (AP), dan produk marginal (MP) yang
menunjukkan tiga tahap produksi pada jangka pendek.
- Bandingkan
dan kontraskan konsep ekonomi skala (economies of scale) dan disekonomis
skala (diseconomies of scale)! Berikan contoh masing-masing dan jelaskan
implikasinya terhadap struktur industri dan strategi perusahaan.
- Sebuah
perusahaan memiliki fungsi produksi Q = 10L^0.5K^0.5, di mana Q adalah
output, L adalah jumlah tenaga kerja, dan K adalah jumlah modal. a. Apakah
fungsi produksi ini menunjukkan skala hasil konstan, meningkat, atau
menurun? Jelaskan! b. Hitunglah produk marginal tenaga kerja (MPL) dan
produk marginal modal (MPK)! c. Jika perusahaan menggunakan 9 unit tenaga
kerja dan 16 unit modal, berapa output yang dihasilkan? d. Jika harga
tenaga kerja (PL) adalah Rp 100.000 per unit dan harga modal (PK) adalah
Rp 200.000 per unit, tentukan kombinasi input optimal untuk memproduksi 40
unit output!
- Jelaskan
hubungan antara kurva biaya jangka pendek (AFC, AVC, ATC, dan MC) dan
bagaimana kurva-kurva tersebut berkaitan dengan kurva produk rata-rata
(AP) dan produk marginal (MP)! Mengapa kurva MC memotong kurva AVC dan ATC
pada titik minimum masing-masing?
- Seorang
pengusaha sedang mempertimbangkan untuk membuka restoran cepat saji. Ia
memiliki modal sendiri sebesar Rp 500 juta yang saat ini disimpan di bank
dengan bunga 8% per tahun. Biaya sewa lokasi strategis adalah Rp 150 juta
per tahun, biaya peralatan dan renovasi Rp 200 juta (dapat digunakan
selama 5 tahun), gaji karyawan Rp 300 juta per tahun, dan biaya bahan
makanan dan operasional lainnya diperkirakan Rp 100.000 per porsi makanan.
Jika harga jual per porsi makanan adalah Rp 150.000 dan diperkirakan dapat
menjual 15.000 porsi per tahun: a. Hitunglah biaya eksplisit dan biaya
implisit per tahun! b. Hitunglah biaya tetap total (TFC), biaya variabel
total (TVC), dan biaya total (TC) per tahun! c. Hitunglah biaya rata-rata
per porsi (AFC, AVC, dan ATC)! d. Hitunglah keuntungan ekonomi (economic
profit) per tahun! e. Apakah pengusaha tersebut sebaiknya membuka
restoran? Jelaskan alasannya!
C. Studi Kasus (2 Kasus)
Studi Kasus 1: PT Furnitura Indonesia
PT Furnitura Indonesia adalah perusahaan manufaktur furnitur
kayu yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah. Perusahaan ini memproduksi berbagai
jenis furnitur seperti meja, kursi, lemari, dan tempat tidur. Data produksi dan
biaya perusahaan untuk produksi lemari kayu adalah sebagai berikut:
Data Produksi per Hari:
Jumlah Pekerja |
Total Produksi (Unit) |
1 |
2 |
2 |
5 |
3 |
9 |
4 |
14 |
5 |
20 |
6 |
25 |
7 |
29 |
8 |
32 |
9 |
34 |
10 |
35 |
11 |
35 |
12 |
34 |
Data Biaya:
- Biaya
sewa bangunan: Rp 15.000.000 per bulan (25 hari kerja)
- Biaya
penyusutan mesin: Rp 10.000.000 per bulan
- Biaya
listrik dan utilitas: Rp 5.000.000 + Rp 50.000 per unit produksi
- Upah
pekerja: Rp 150.000 per orang per hari
- Biaya
bahan baku: Rp 500.000 per unit produksi
- Harga
jual lemari: Rp 1.200.000 per unit
Pertanyaan:
- Hitunglah
produk marginal (MP) dan produk rata-rata (AP) untuk setiap tingkat input
tenaga kerja!
- Identifikasi
pada tingkat pekerja berapa dimulainya hukum hasil yang semakin menurun
(law of diminishing returns)!
- Hitunglah
biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC), dan biaya total (TC)
untuk setiap tingkat produksi!
- Hitunglah
biaya tetap rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), biaya total
rata-rata (ATC), dan biaya marginal (MC) untuk setiap tingkat produksi!
- Tentukan
tingkat produksi optimal yang memaksimalkan keuntungan dan hitunglah
besarnya keuntungan maksimal!
- Jika
perusahaan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah
mesin baru seharga Rp 500.000.000 yang dapat meningkatkan produktivitas
sebesar 20% (output meningkat 20% untuk jumlah pekerja yang sama) dan umur
ekonomis mesin adalah 10 tahun, apakah investasi ini layak dilakukan?
Berikan analisis dan rekomendasi!
Studi Kasus 2: CV Agrobisnis Nusantara
CV Agrobisnis Nusantara adalah perusahaan agribisnis yang
memproduksi pupuk organik. Perusahaan ini menghadapi dilema terkait strategi
produksi yang akan diterapkan. Saat ini, perusahaan memiliki 2 pabrik dengan
kapasitas berbeda.
Pabrik A (Teknologi Padat Karya):
- Kapasitas
produksi: 10 ton pupuk organik per hari
- Tenaga
kerja: 20 orang dengan upah Rp 150.000 per orang per hari
- Modal
tetap: Mesin sederhana senilai Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis 10
tahun
- Bahan
baku: Rp 1.000.000 per ton pupuk
- Biaya
overhead: Rp 2.000.000 per hari
- Produktivitas:
Setiap tambahan 5 pekerja akan meningkatkan produksi sebanyak 2 ton per
hari
Pabrik B (Teknologi Padat Modal):
- Kapasitas
produksi: 15 ton pupuk organik per hari
- Tenaga
kerja: 5 orang dengan upah Rp 300.000 per orang per hari
- Modal
tetap: Mesin otomatis senilai Rp 2.000.000.000 dengan umur ekonomis 10
tahun
- Bahan
baku: Rp 900.000 per ton pupuk
- Biaya
overhead: Rp 3.000.000 per hari
- Produktivitas:
Setiap investasi tambahan Rp 100.000.000 pada mesin akan meningkatkan
produksi sebanyak 0,5 ton per hari
Data tambahan:
- Harga
jual pupuk organik: Rp 3.000.000 per ton
- Permintaan
pasar: 25 ton per hari
- Tingkat
bunga pinjaman: 12% per tahun
- Umur
ekonomis kedua pabrik: 10 tahun
Pertanyaan:
- Hitunglah
biaya tetap total, biaya variabel total, dan biaya total untuk
masing-masing pabrik pada kapasitas produksi saat ini!
- Hitunglah
biaya rata-rata (AFC, AVC, ATC) dan biaya marginal (MC) untuk
masing-masing pabrik!
- Jika
perusahaan ingin memenuhi permintaan pasar sebesar 25 ton per hari,
strategi manakah yang lebih efisien secara biaya: a. Mengoperasikan kedua
pabrik pada kapasitas optimal b. Meningkatkan kapasitas Pabrik A dengan
menambah tenaga kerja c. Meningkatkan kapasitas Pabrik B dengan investasi
mesin tambahan
- Analisis
konsep skala ekonomi (economies of scale) untuk kedua pabrik tersebut dan
identifikasi pabrik mana yang lebih mungkin mengalami disekonomis skala
(diseconomies of scale) jika produksi terus ditingkatkan!
- Berdasarkan
data yang tersedia, pabrik manakah yang memiliki fungsi produksi yang
lebih efisien ditinjau dari konsep produktivitas faktor dan biaya? Berikan
alasannya!
- Jika
perusahaan berencana untuk memperluas bisnis dalam 5 tahun ke depan dengan
target produksi 50 ton per hari, strategi produksi seperti apa yang Anda
rekomendasikan? Pertimbangkan faktor ekonomi skala, teknologi produksi,
dan efisiensi biaya dalam analisis Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.