@C17-Guntur, @Proyek-08,
Disusun Oleh Guntur Wahyu Prasetiyo
ABSTRAK
Investasi asing kini memainkan
peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis karena dianggap mampu
merefleksikan kepentingankepentingan tidak hanya bagi negara investor, tetapi
juga negara-negara tujuan investasi. Keberadaan investasi asing bagi Negara
berkembang seperti Indonesia menjadi hal yang sangat penting dikarenakan
terbatasnya sumber modal nasional. Investasi dari salah satu negara maju yaitu
Jepang menjadikan hubungan kedua negara sangat bergantung satu sama lain. Tahun
1997 tepatnya pada saat krisis ekonomi Asia terjadi, tingkat investasi Jepang
mengalami penurunan yang cukup drastis. Dampak dari krisis ekonomi ini
dirasakan masih ada hingga sekarang, dikarenakan jumlah investasi belum
meningkat seperti sebelum krisis Asia terjadi. Penelitian ini diadakan untuk
meneliti kondisi-kondisi apakah yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi
investasi Jepang ke Indonesia pada tahun 2001-2007. Sebagai upaya menganalisa
permasalahan tersebut, dapat dipergunakan beberapa konsep, yaitu: John H.Dunning
mengenai motivasi pengadaan investasi oleh MNC, konsep comparative advantage
oleh David Ricardo, dan juga konsep competitive advantage yang dinyatakan oleh
Michael E. Porter. Pada penelitian kali ini, akan ditemukan beberapa hal,
diantaranya kedinamisan dari comparative advantage pada Indonesia dan kondisi
competitive advantage wilayah Jepang yang dapat dipengaruhi berbagai kondisi.
Namun kondisi yang terjadi pada tahun 2001-2007 terdapat perubahan pada
comparative advantage terlebih pada masalah country risk, dimana kondisinya
menyebabkan bertambahnya beban perekonomian, sehingga masih terjadi penurunan
investasi dari Jepang.
KATA
KUNCI : Investor
Jepang, Perekonomian Indonesia
PENDAHULUAN
Jepang adalah negara yang selalu
berusaha memperbaharui ciptaan dan meningkatkan mutu produksi. Terbukti dengan
pembentukan-pembentukan sistem kerja yang diterapkan dan dipakai oleh
perusahaan Jepang. Jika dilihat dari perekonomiannya pun, tidak diragukan bahwa
Jepang merupakan negara yang memiliki tingkat industri yang baik. Seperti
Toyota, Sony, Mitsubishi, dan Panasonic yang sudah dikenal oleh dunia. Bahkan,
gedung-gedung tinggi, perkantoran, perusahaan, dan pabrik-pabrik dapat banyak
ditemukan di negara ini.
RUMUSAN MASALAH
1.
Contoh
manufaktur Jepang yang ada di Indonesia ?
2.
Sektor
apa sajakah yang di Incar Jepang ?
3.
Kenapa
Jepang lebih unggul dari pada China ?
4.
Sejak
kapan Jepang menjadi Investor Indonesia ?
PEMBAHASAN
·
Jepang Investor Indonesia
Jepang, beberapa dekade
silam, adalah ‘raja’ investor di Indonesia. Negeri Sakura kala itu selalu
berada di urutan pertama penanaman modal asing (PMA) dengan nilai investasi
terbesar di Tanah Air. Tapi predikat itu terus memudar. Kini, Jepang tak lagi
menjadi investor asing dengan nilai investasi terbesar di Indonesia. Sejak era
1990-an, Jepang memang mengendurkan investasinya di Indonesia. Jepang lebih
memilih Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Singapura, dan Inggris. Malah
belakangan, Jepang melirik Thailand, India, dan Vietnam sebagai tujuan
investasinya. Dalam 15 tahun terakhir, Indonesia hanya berada di peringkat 5-8
negara tujuan investasi Jepang. Tapi bukan mustahil Jepang kembali menjadi raja
investor di Indonesia. Tak tertutup kemungkinan pula Jepang menjadikan negeri
ini sebagai tujuan utama investasinya. Tanda-tanda itu mulai tampak. Selama
Januari-September 2017, Jepang tercatat sebagai PMA yang menanamkan investasi
terbesar kedua di Indonesia. Dengan nilai investasi US$ 3,99 miliar, Jepang
hanya kalah oleh Singapura (US$ 6,11 miliar). Jepang tengah mengincar proyek-proyek
baru infrastruktur transportasi senilai total Rp 178 triliun. Proyek yang
dibidik Jepang di antaranya Pelabuhan Patimban, kereta semi cepat
Jakarta-Surabaya, dan Tol Trans-Sumatera ruas Padang-Bukit Tinggi-Pekanbaru.
Jepang juga tertarik berinvestasi pada proyek pengembangan Bandara Kualanamu,
Bandara Sepinggan, dan Bandara Lombok. Jepang bahkan berminat menjalin kerja
sama pengoperasian bandara. Hasrat Jepang meningkatkan investasinya di
Indonesia patut diapresiasi. Dalam urusan investasi, Jepang dikenal sangat
disiplin, selektif, dan hati-hati, sehingga proyek-proyek yang dikerjakannya
selalu tepat waktu, tepat proyek, dan tepat kualitas. Selain itu, Jepang
merupakan negara donor terbesar Indonesia, sehingga kesinambungan pendanaan
proyek benar-benar terjamin. Faktor teknologi juga tak bisa diabaikan. Semakin
banyak perusahaan Jepang, semakin besar peluang Indonesia meningkatkan
penguasaan teknologinya. Di luar itu, alasan historis tak bisa dinafikan.
Jepang pernah menjajah Indonesia, sehingga secara moril kedua negara punya
ikatan emosional sangat kuat. Hubungan emosional sangat penting agar investasi
yang masuk tidak bertentangan dengan karakter dan kultur bangsa Indonesia.
Jepang mulai menggeser Singapura
sebagai negara nomor satu yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Selama
kuartal I-2013, total investasi Jepang di Indonesia mencapai Rp 1,2 miliar atau
16,3% dari total penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 65,5 triliun. Posisi
kedua ditempati Amerika Serikat (AS) dengan investasi US$ 900 juta (12,6%).
Posisi ketiga ditempati Korea Selatan sebesar US$ 800 juta (11%), sedangkan Singapura yang sebelumnya berada di urutan pertama turun ke posisi keempat dengan investasi US$ 600 juta (8,7%), disusul Inggris dengan investasi US$ 500 juta (7,7%), dan negara lainnya sebesar US$ 3 miliar (43,7%).Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengungkapkan, peningkatan investasi Jepang di Indonesia itu terutama berasal dari produsen otomotif seperti Nissan, Toyota, dan Daihatsu. "Singapura biasanya selalu nomor satu, tapi kali ini Jepang," kata dia di Jakarta, Senin (22/4).
Posisi ketiga ditempati Korea Selatan sebesar US$ 800 juta (11%), sedangkan Singapura yang sebelumnya berada di urutan pertama turun ke posisi keempat dengan investasi US$ 600 juta (8,7%), disusul Inggris dengan investasi US$ 500 juta (7,7%), dan negara lainnya sebesar US$ 3 miliar (43,7%).Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengungkapkan, peningkatan investasi Jepang di Indonesia itu terutama berasal dari produsen otomotif seperti Nissan, Toyota, dan Daihatsu. "Singapura biasanya selalu nomor satu, tapi kali ini Jepang," kata dia di Jakarta, Senin (22/4).
·
Tiga Sektor Perindustrian
Indonesia Yang Di Incar Oleh Jepang
Ketua
Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengungkapkan,
investor Jepang telah menyadari lebih efisien bila membangun industri
terintegrasi di Indonesia "Hal ini keuntungan buat kita karena bisa
memperkuat struktur industri di dalam negeri. Dengan masuknya industri komponen
ke Indonesia, impor komponen akan turun.“Realisasi investasi PMDN dan PMA
berdasarkan 5 besar lokasi proyek, antara lain DKI Jakarta sebesar Rp33,9
triliun (18%), Jawa Barat sebesar Rp24,1 triliun (13,4%), Jawa Tengah sebesar
Rp18,5 triliun (10,3%), Jawa Timur sebesar Rp16,3 triliun (9,1 persen) dan
Banten sebesar Rp13,9 triliun (7,8%),” ujarnya, Jakarta, Selasa (30/1/2018). Realisasi
investasi berdasarkan 5 besar sektor usaha antara lain Listrik, Gas dan Air
sebesar Rp24,3 triliun (13,6%), Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar
Rp22,6 triliun (12,6%), Industri Makanan sebesar Rp17,4 triliun (9,7%),
Pertambangan sebesar Rp16,4 triliun (9,1 %), dan Tanaman Pangan dan Perkebunan
sebesar Rp14,6 triliun (8,1%). Sedangkan untuk 5 besar negara asal PMA antara
lain Singapura sebesar USD 2,3 miliar (27,8%); Jepang sebesar USD1,0 miliar
(11,9%), Hongkong sebesar US$ 0,8 miliar (9 persen), Korea Selatan sebesar USD
0,7 miliar (7,9%) dan China USD 0,6 miliar (7,5%). Sebelumnya, Tom Lembong
mengatakan, capaian realisasi tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mengundang para investor ke dalam negeri. Capaian realisasi
investasi tersebut juga memberikan harapan dan optimisme untuk mencapai target
realisasi pada tahun 2018 yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp765,0
triliun.
Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto hari ini menerima kunjungan Japan International
Cooperation Agency (JICA) yang diwakili oleh Chief Representative Naoki
Ando. Dalam pertemuan singkat itu, pihak JICA memaparkan potensi industri
Indonesia yang sangat potensial. Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan
Akses Industri Internasional (KPAII), Harjanto mengatakan, JICA menyampaikan
maksud ingin meningkatkan daya saing industri Indonesia. Selama ini, kata dia,
JICA telah melakukan studi yang berfokus pada tiga sektor industri, yaitu
otomotif, elektronik dan industri pengolahan makanan. "Nah tiga sektor ini
dianggap bisa menjadi champion lah untuk menggerakkan sektor industri
ke depan tentunya dia melihat daya saing kita terhadap beberapa negara ASEAN,
terhadap Thailand, Malaysia, Korea dan sebagainya," ujarnya usai
bertemu pihak JICA di Kementerian Perindustrian, Rabu 11 Oktober 2017.
Dia mengatakan bahwa dari studi yang dilakukan oleh Jepang ini perlu suatu
kebijakan khusus untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia yang perlu
dilakukan pemerintah. Hal itu dapat dilakukan dari sisi pemanfaatan peluang dan
rantai pasok. "Mereka intinya menyampaikan kepada Pak Menteri bahwa nanti
dalam studi ini mereka akan berfikir dalam konteks penerapan industri, pop industrial
revolution, yang Industry 4.0 itu. itu melihat kira-kira sektor-sektor
apa saja dan industri mana saja yang bisa didorong ke arah sana," ujarnya.
Indeks daya saing global RI, sambung Harjanto memang telah meningkat dari
peringkat 41 ke 36. Namun, peningkatan ini dirasa belum cukup jika melihat
potensi Indonesia yang cukup besar. "Kita harus meningkatkan, me-review
beberapa policy dari pada sektor industri ini karena memang untuk
me-leverage. Artinya kesiapan kita menghadapi perkembangan dunia
manufaktur yang ada sekarang, persaingan global yang sekarang. Sehingga dengan
leverage yang lebih baik, kita berharap nanti investasi akan
datang," tambahnya. (ren)
·
Manufaktur Jepang Di Indonesia
"Dari
sisi sektor, 87 persen investasi Jepang sejaktahun 2010 direalisasikan di
industri manufaktur dan telah berkontribusi terhadap industrialisasi di
Indonesia, menciptakan banyak lapangan kerja, dan mendukung ekspor
nasional," katanya. Menurut Franky, sektor industri transportasi
mendominasi investasi Jepang sejak 2010-2015 -d'engan nilai mencapai 7,5
mili^fr dolar AS. Disusul industri logam, mesin dan elektronik sebesar 2,4
miliar dolar AS, industri kimia dan farmasi sebesar 871 juta dolar AS, sektor
perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai 699 juta dolar AS dan
industri makanan senilai 534 juta dolar AS. "Sebenamya masih banyak
peluang investasi di sektor industri manufaktur yang diminati oleh investor
Jepang di dunia, juga terbuka luas di Indonesia. Misalkan industri hilir migas,
industri kimia, industri karet, dan industri alat telekomunikasi,"
ungkapnya. Lebih lanjut, Franky menyampaikan, saat ini mulai terlihat tren
diversifikasi investasi negeri sakura dengan adanya peningkatan sektor
perumahan dan kawasan industri yang mengalami peningkatan hingga 700 persen
dari realisasi investasi tahun sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin
Kementrian Perindustrian. 2018. Jepang investor nomor satu. Kementrian
Perindustrian Republik Indonesia. Dalam http://kemenperin.go.id/artikel/6113/jepang-Investor-Nomor-Satu
. Diakses ( 13 Mei 2018)
Hartomo,
Giri. 2018. Investasi Terbanyak Indonesia Dikuasai Singapura dan Jepang, Posisi
China?. OKEZONE FINANCE. Dalam https://economy.okezone.com/read/2018/01/30/20/1852310/investasi-terbanyak-indonesia-dikuasai-singapura-dan-jepang-posisi-china
. Diakses ( 13 Mei 2018).
TIM
VIVA. 2017. Jepang Incar Tiga Sektor Investasi di Indonesia. VIVA.co.id. Dalam https://www.viva.co.id/berita/bisnis/965605-jepang-incar-tiga-sektor-investasi-di-indonesia
. Diakses ( 13 Mei 2018).
Admin
INVESTOR DAILY. 2017. Investor Jepang. INVESTOR DAILY. Dalam http://id.beritasatu.com/tajuk/investor-jepang/167602
. Diakses ( 13 Mei 2018).
Admin
Kementrian Perindustrian. 2018. 87% Investasi Jepang ke Industri
Manufaktur. Kementrian Perindustrian
Republik Indonesia.. Dalam http://www.kemenperin.go.id/artikel/14146/87-Investasi-Jepang-ke-Industri-Manufaktur
. Diakses ( 13 Mei 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.