I. Pendahuluan
Setiap negara memerlukan investasi
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Investasi
memegang peranan penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja. Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Anggaran
Pembiayaan Pembangunan dan investasi swasta atau masyarakat. Investasi yang
dilaksanakan pemerintah terutama untuk mendorong penciptaan iklim usaha yang
kondusif, penyediaan sarana dan prasarana, serta pemberdayaan ekonomi rakyat.
Sedangkan investasi swasta atau masyarakat baik yang berupa penanaman modal
asing maupun penanaman modal dalan negeri dilakukan untuk meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lokal menjadi kekuatan ekonomi riil yang mampu membuka
kesempatan kerja,menopang pertumbuhan ekonomi, serta menunjang pendapatan
daerah.
Investasi negara terbagi menjadi dua
jenis yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing
(PMA). Pertengahan 2016 Indonesia menunjukkan bukti bahwa investasi khususnya
PMA menjadi faktor pendorong yang krusial bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan berkelanjutan. Terutama dengan kenyataan sumber perkembangan
teknologi, diversifikasi produk, perubahan struktural, dan pertumbuhan ekspor di
Indonesia selama periode tersebut, sebagian besar karena kehadiran PMA di
Indonesia.
II. Tren Penanaman Modal Asing
Di Indonesia
Berdasarkan data yang dikutip dari
BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Total Investasi baik dari PMDN maupun
PMA yang ditargetkan untuk Tahun 2016 (1 tahun penuh) adalah sebesar Rp. 594,8
Triliun, sedangkan pencapaiannya pada tahun 2016 dari bulan Januari hingga
September 2016 adalah sebesar Rp. 453,4 triliun. Pencapaian tersebut berasal
dari PMA sebesar Rp. 295,2 triliun dan PMDN sebesar Rp. 158,2 triliun.
Dari Laporan Realisasi Penanaman
Modal PMDN – PMA Triwulan III dan Januari – September 2016, Terdapat
114 Negara
yang berinvestasi di Indonesia dengan jumlah proyek sebanyak 16.752 proyek.
Sedangkan negara yang paling banyak berinvestasi pada periode tersebut adalah
Singapura dengan jumlah proyek sebanyak 3.794 proyek atau sebesar US$. 7,12
miliar. Berada di urutan kedua adalah Jepang dengan jumlah investasi sebesar
US$. 4,49 miliar. Yang ketiga sebanyak Negara dengan Investasi Terbesar di
Indonesia adalah R. R. Tiongkok (China) dengan jumlah Investasi sebesar US$.
1,58 miliar. Sedangkan jumlah investasi dari Arab Saudi menempati posisi 57.
Jumlah investasinya hanya US$ 900 ribu, atau Rp 12 miliar saja. Jumlah proyeknya
ada 44, namun tidak dijelaskan proyek apa saja.
III. Investasi Arab Saudi di
Indonesia
Pada bulan Maret 2017 Raja Arab
Saudi Salman bin Abdulaziz mengunjungi Indonesia dalam rangka perjanjian
Bilateral. Selama ini Arab
Saudi tidak termasuk investor yang banyak berinvestasi ke Indonesia dan
memiliki nilai investasi yang sangat kecil. Nilai investasi ini kalah jauh dari
posisi tiga besar yang ditempati oleh Singapura, Jepang, dan China.
Foto-foto
Raja Saudi Salman di Istana Bogor.
Dalam kunjungannya selama 13 hari di
Indonesia, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud melakukan
pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo, dan menandatangani serangkaian
persetujuan kerjasama
yang telah ditandatangani di Istana Bogor, Jawa Barat. Kerjasama pemerintah
Indonesia dan Arab Saudi sendiri mencakup 11 MoU di berbagai bidang antara lain
mencakup ekonomi, kebudayaan, usaha kecil dan menengah, serta industri
aeronautik.
Total Investasi Raja Salman di
Indonesia mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp89 triliun (kurs Rp13.300), salah
satu yang nilainya paling besar yakni kerja sama antara PT. Pertamina (Persero)
dengan Saudi Aramco terkait Kilang Cilacap senilai US$ 6 miliar atau sekitar Rp
80 triliun. Selain itu, terdapat pula MoU terkait pendanaan Arab Saudi terhadap
pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development dan Pemerintah
Indonesia senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun.
IV. Penutup
Peningkatan total investasi Arab
Saudi yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya ke Indonesia jauh lebih
kecil di bandingkan investasinya ke China. Iklim investasi di Indonesia yang
masih pada tahap pemulihan ekonomi pasca tragedi 1998, juga berpengaruh pada
sedikitnya minat investor Arab Saudi tersebut untuk menanamkan uangnya di
Indonesia. Banyak sekali faktor-faktor yang sebagian besar saling terkait satu
sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan pemulihan
investasi di Indonesia yang lambat hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut
mulai dari media masa yaitu masalah keamanan, tidak ada kepastian hukum, dan
kondisi infrastruktur yang buruk, hingga kondisi perburuhan yang semakin buruk
Direktur Eksekutif Institute For
Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, lebih
kecilnya penanaman modal Arab Saudi di Indonesia disebabkan oleh karakteristik
investor asal negara-negara Timur Tengah yang menyukai kepraktisan. Karakter
investor Saudi berbeda dengan investor negara lain yang selama ini datang dan
investasi besar ke Indonesia. Investor Timur Tengah umumnya lebih menyukai
investasi yang instan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta iklim
investasinya yang stabil, membuat China lebih menarik dibandingkan Indonesia di
mata pengusaha Arab Saudi, dan kemudahan bisnis dan infrastruktur di China juga
jauh lebih mapan dibandingkan Indonesia.
Sumber:
Anonymus.
2016. Data Jumlah Nilai Investasi dan
Jumlah Proyek Investasi dikutip dari Laporan Laporan Realisasi Penanaman Modal
PMDN – PMA Triwulan III dan Januari
– September 2016. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.
ISEI.
2006. Rekomendasi Kebijakan Pemerintah.
Langkah-Langkah Strategis Pemulihan Ekonomi
Indonesia. Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Tambunan,
Tulus. 2006. Iklim Investasi di
Indonesia: Masalah, Tantangan, dan Potensi. Kadin Indonesia-Jetro.
World
Bank. 2005.. Iklim Investasi yang Lebih
Baik bagi Setiap Orang, Laporan Pembangunan
Dunia 2005, The World Bank. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39130419 (diunduh pada 14 Mei 2017).
http://sharingilmupajak.blogspot.co.id/2013/10/tren-investasi-di-indonesia-dan-faktor.html (diunduh pada 14 Mei 2017).
http://www.voaindonesia.com/a/saudi-investasi-indonesia-kunjungan-raja/3746389.html (diunduh pada 14 Mei 2017).
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170413180807-92-207463/investasi-raja-salman-ke-china-10-kali-lipat-indonesia/ (diunduh pada 14 Mei 2017).
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3434825/investasi-saudi-di-ri-kalah-jauh-dari-jepang-dan-china (diunduh pada 14 Mei 2017).
http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-yang-paling-banyak-investasi-di-indonesia/ (diunduh pada 14 Mei 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.