.

Selasa, 23 Mei 2017

INVESTASI ARAB SAUDI DI INDONESIA


I. Pendahuluan
     Setiap negara memerlukan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Investasi memegang peranan penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Anggaran Pembiayaan Pembangunan dan investasi swasta atau masyarakat. Investasi yang dilaksanakan pemerintah terutama untuk mendorong penciptaan iklim usaha yang kondusif, penyediaan sarana dan prasarana, serta pemberdayaan ekonomi rakyat. Sedangkan investasi swasta atau masyarakat baik yang berupa penanaman modal asing maupun penanaman modal dalan negeri dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal menjadi kekuatan ekonomi riil yang mampu membuka kesempatan kerja,menopang pertumbuhan ekonomi, serta menunjang pendapatan daerah.
   Investasi negara terbagi menjadi dua jenis yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Pertengahan 2016 Indonesia menunjukkan bukti bahwa investasi khususnya PMA menjadi faktor pendorong yang krusial bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Terutama dengan kenyataan sumber perkembangan teknologi, diversifikasi produk, perubahan struktural, dan pertumbuhan ekspor di Indonesia selama periode tersebut, sebagian besar karena kehadiran PMA di Indonesia.

II. Tren Penanaman Modal Asing Di Indonesia
     Berdasarkan data yang dikutip dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Total Investasi baik dari PMDN maupun PMA yang ditargetkan untuk Tahun 2016 (1 tahun penuh) adalah sebesar Rp. 594,8 Triliun, sedangkan pencapaiannya pada tahun 2016 dari bulan Januari hingga September 2016 adalah sebesar Rp. 453,4 triliun. Pencapaian tersebut berasal dari PMA sebesar Rp. 295,2 triliun dan PMDN sebesar Rp. 158,2 triliun.       
    Dari Laporan Realisasi Penanaman Modal PMDN – PMA Triwulan III dan Januari – September 2016, Terdapat
114 Negara yang berinvestasi di Indonesia dengan jumlah proyek sebanyak 16.752 proyek. Sedangkan negara yang paling banyak berinvestasi pada periode tersebut adalah Singapura dengan jumlah proyek sebanyak 3.794 proyek atau sebesar US$. 7,12 miliar. Berada di urutan kedua adalah Jepang dengan jumlah investasi sebesar US$. 4,49 miliar. Yang ketiga sebanyak Negara dengan Investasi Terbesar di Indonesia adalah R. R. Tiongkok (China) dengan jumlah Investasi sebesar US$. 1,58 miliar. Sedangkan jumlah investasi dari Arab Saudi menempati posisi 57. Jumlah investasinya hanya US$ 900 ribu, atau Rp 12 miliar saja. Jumlah proyeknya ada 44, namun tidak dijelaskan proyek apa saja.

III. Investasi Arab Saudi di Indonesia
    Pada bulan Maret 2017 Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengunjungi Indonesia dalam rangka perjanjian Bilateral. Selama ini Arab Saudi tidak termasuk investor yang banyak berinvestasi ke Indonesia dan memiliki nilai investasi yang sangat kecil. Nilai investasi ini kalah jauh dari posisi tiga besar yang ditempati oleh Singapura, Jepang, dan China.

Foto-foto Raja Saudi Salman di Istana Bogor.

     Dalam kunjungannya selama 13 hari di Indonesia, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud melakukan pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo, dan menandatangani serangkaian persetujuan kerjasama yang telah ditandatangani di Istana Bogor, Jawa Barat. Kerjasama pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sendiri mencakup 11 MoU di berbagai bidang antara lain mencakup ekonomi, kebudayaan, usaha kecil dan menengah, serta industri aeronautik.
     Total Investasi Raja Salman di Indonesia mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp89 triliun (kurs Rp13.300), salah satu yang nilainya paling besar yakni kerja sama antara PT. Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco terkait Kilang Cilacap senilai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun. Selain itu, terdapat pula MoU terkait pendanaan Arab Saudi terhadap pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development dan Pemerintah Indonesia senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun.

IV. Penutup
   Peningkatan total investasi Arab Saudi yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya ke Indonesia jauh lebih kecil di bandingkan investasinya ke China. Iklim investasi di Indonesia yang masih pada tahap pemulihan ekonomi pasca tragedi 1998, juga berpengaruh pada sedikitnya minat investor Arab Saudi tersebut untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Banyak sekali faktor-faktor yang sebagian besar saling terkait satu sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan pemulihan investasi di Indonesia yang lambat hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut mulai dari media masa yaitu masalah keamanan, tidak ada kepastian hukum, dan kondisi infrastruktur yang buruk, hingga kondisi perburuhan yang semakin buruk
     Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, lebih kecilnya penanaman modal Arab Saudi di Indonesia disebabkan oleh karakteristik investor asal negara-negara Timur Tengah yang menyukai kepraktisan. Karakter investor Saudi berbeda dengan investor negara lain yang selama ini datang dan investasi besar ke Indonesia. Investor Timur Tengah umumnya lebih menyukai investasi yang instan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta iklim investasinya yang stabil, membuat China lebih menarik dibandingkan Indonesia di mata pengusaha Arab Saudi, dan kemudahan bisnis dan infrastruktur di China juga jauh lebih mapan dibandingkan Indonesia.

Sumber:
Anonymus. 2016. Data Jumlah Nilai Investasi dan Jumlah Proyek Investasi dikutip dari Laporan Laporan Realisasi Penanaman Modal PMDN – PMA Triwulan III dan Januari – September 2016. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.
ISEI. 2006. Rekomendasi Kebijakan Pemerintah. Langkah-Langkah Strategis Pemulihan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. 
Tambunan, Tulus. 2006. Iklim Investasi di Indonesia: Masalah, Tantangan, dan Potensi. Kadin Indonesia-Jetro. 
World Bank. 2005.. Iklim Investasi yang Lebih Baik bagi Setiap Orang, Laporan Pembangunan Dunia 2005, The World Bank. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.